Cara Hindari Covid-19 di Klaster Restoran Kala Liburan
Merdeka.com - Menjelang akhir libur panjang, pantauan dari lapangan terlihat adanya peningkatan jumlah aktivitas di tempat umum seperti lokasi wisata atau tempat makan. Salah satu titik kerumunan yang biasa muncul di masa liburan adalah di rumah makan atau restoran.
Restoran jadi tempat umum yang berpotensi jadi klaster penularan Covid-19 karena di sini biasanya para pengunjung akan melepas masker dan berkumpul dalam jangka waktu yang cukup lama.
Guna mencegah penularan COVID-19 di rumah makan, Ketua Tim Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Dr. Sonny Harry B. Harmadi menyarankan para pelancong untuk membawa makan sendiri.
-
Dimana risiko paparan kuman tinggi? Saat bepergian, terutama ke tempat wisata atau menggunakan transportasi umum, risiko paparan kuman meningkat.
-
Dimana kuman menyebar dengan cepat? 'Pada saat ini, mudahnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah membuat persebaran virus dan bakteri ke tempat lain lebih cepat terjadi,' terang Dana Hawkinson, M.D., asisten profesor di University of Kansas.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Bagaimana mencegah penularan cacar monyet di tempat umum? 'Perhatikan barang-barang di sekitar. Usahakan tidak menggunakan alat mandi bersama, handuk, atau sisir bersama di tempat umum karena masih potensial untuk menularkan infeksi,' lanjut Hanny.
-
Siapa yang rentan terkena penyakit menular? Anak-anak lebih mudah tertular penyakit menular karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna.
-
Mengapa flu Singapura lebih menular di tempat ramai? Penyakit ini sangat menular dan mudah menyebar di tempat-tempat yang padat, seperti sekolah, tempat penitipan anak, atau area bermain umum.
"Saat liburan, kita perlu memetakan risiko tertular itu di mana, misalnya di rumah makan. Kalau kita merasa tidak aman ya kita bisa bawa makanan sendiri,” ujar Sonny dalam acara bincang-bincang BNPB, ditulis pada Jumat (30/10/2020).
Ia menambahkan, jika tempat makan tersebut menerapkan protokol kesehatan dan setelah ditelaah ternyata cukup aman, maka para pelancong boleh makan di tempat tersebut.
“Zaman dulu waktu saya kecil itu, kita bekal makanan gelar tikar di bawah pohon. Itu sehat dan kita benar-benar piknik, berlibur kan caranya macam-macam.”
Sejalan dengan Sonny, dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Husein Habsyi, SKM, MHCOMM membenarkan bahwa potensi penularan di rumah makan tinggi.
“Memang benar, yang paling sering kita lengah itu saat makan. Di tempat wisata, restoran, dan di restoran hotel harus benar-benar kita perhatikan karena saat makan itu masker pasti dibuka. Kita gak mungkin makan dengan pakai masker. Ketika dibuka itulah potensi penularan terjadi.” ungkap Sonny seperti dikutip dari Liputan6 (31/10/2020).
Ia menambahkan, hal yang perlu dihindari adalah penggunaan satu alat makan oleh beberapa orang berbeda. Contohnya ketika makan dengan cara prasmanan di mana satu sendok disentuh oleh banyak orang.
“Potensi itu ada di sana, setelah itu kita makan dan bisa tertular. Kalau bisa makanan itu sudah dimasukan ke kotak makanan jadi tinggal diambil." ungkapnya.
Sonny menekankan jika semakin meminimalisasi terjadinya kontak maka semakin aman bagi para pengunjung dari paparan Covid-19. Selain itu, menjaga jarak dan posisi makan yang sebisa mungkin tidak berhadapan juga bakal efektif mengurangi risiko terpapar Covid-19. (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaPenggunaan masker di angkutan umum DKI Jakarta kini mulai ditiadakan. Namun jika tengah dalam kondisi kesehatan menurun, maka disarankan tetap tetap menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaPemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaUsai menjalani liburan, seseorang mungkin akan sakit karena sejumlah hal yang mungkin dialaminya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca Selengkapnya