Diet rendah kalori picu munculnya batu empedu
Merdeka.com - Orang yang melakukan diet rendah kalori (atau biasa disebut Crash Diet) diketahui lebih berisiko memiliki batu empedu, ungkap penelitian terbaru.
Hal ini ditemukan oleh peneliti dari Mayo Clinic. Mereka menjelaskan bahwa membatasi kalori secara ekstrem tak memberikan hasil yang lebih bagus bagi orang yang melakukan diet. Pada akhirnya, jumlah berat badan yang berkurang hampir sama dengan orang yang membatasi kalori secara wajar.
"Jika pada akhirnya berat badan yang dimiliki sama (dengan orang yang membatasi kalori secara wajar), mengapa harus menyusahkan diri dengan membatasi kalori secara ekstrem dan membuat diri Anda berisiko terkena batu empedu?" ungkap Dr Michael Jensen dari Mayo Clinic, seperti dilansir oleh Reuters (06/06).
-
Bagaimana cara mencegah batu empedu? 'Tentunya dari makanan, makan makanan sehat, rendah lemak, rendah kolesterol, dan menjaga berat badan. Olahraga, jangan sampai obesitas dan lain-lain. Jadi gaya hidup dan diet untuk cegah risiko batu empedu semakin tinggi,' saran Felmond.
-
Apa penyebab utama batu empedu? Batu ini terbentuk oleh kombinasi dari beberapa faktor.
-
Apa saja dampak diet ekstrem pada kesehatan? Diet ekstrem dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berfungsi dengan baik, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi kesehatan tertentu atau membuat tubuh rentan terhadap cedera.
Dr Kari Johansson, ketua peneliti dan ilmuwan dari Karolinska Institute di Sedia menjelaskan bahwa penurunan berat badan yang terlalu cepat dengan membatasi kalori secara berlebihan bisa mempengaruhi asam dan kolesterol pada empedu. Hal ini akan mengosongkan empedu sehingga memicu munculnya batu empedu.
Hasil ini ditemukan oleh peneliti setelah mengamati 6.640 orang yang melakukan diet. Setengahnya membatasi kalori secara ekstrem melalui diet Crash. Diet Crash dilakukan dengan hanya mengonsumsi 500 kalori setiap hari selama enam sampai 10 minggu. Diet ini dibandingkan dengan diet rendah kalori biasa yang mengonsumsi 1.200 - 1.500 kalori setiap hari.
Memang benar bahwa orang yang melakukan Crash diet lebih cepat turun berat badan. Namun banyak orang di kelompok Crash diet yang kemudian memerlukan perawatan akibat penyakit batu empedu.
Meski begitu peneliti belum bisa menjelaskan secara detail mengapa bau empedu banyak muncul pada orang yang melakukan diet rendah kalori ekstrem seperti Crash diet. Jika Anda ingin melakukan diet rendah kalori, sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu risikonya, dan jangan lakukan pembatasan kalori yang terlalu ekstrem.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjaga kesehatan batu empedu bisa dilakukan dengan menghindari konsumsi dari sejumlah makanan.
Baca SelengkapnyaDefisit kalori banyak dipraktikkan untuk menurunkan berat badan, namun ada manfaat lain yang dimilikinya.
Baca SelengkapnyaSeseorang bisa disebut mengalami penurunan berat badan yang drastis ketika dia kehilangan 1 kilogram dalam seminggu.
Baca SelengkapnyaDialaminya batu empedu oleh ibu dan anak mungkin terjadi akibat faktor gaya hidup yang sama.
Baca SelengkapnyaBatu empedu adalah potongan bahan padat yang terbentuk di kantong empedu, organ kecil di bawah hati Anda. Batu ini bisa menyumbat saluran empedu.
Baca SelengkapnyaDalam mengatasi batu empedu, terdapat beberapa pilihan pengobatan yang dapat dipertimbangkan.
Baca SelengkapnyaMetode ini menekankan konsumsi nasi sebagai sumber utama karbohidrat, dengan penekanan pada pengaturan porsi dan pemilihan jenis nasi yang sesuai.
Baca SelengkapnyaEfek samping diet keto bagi tubuh dan efek positifnya
Baca SelengkapnyaMunculnya batu ginjal pada seseorang bisa dipicu oleh gaya hidup kurang gerak serta obesitas.
Baca SelengkapnyaBerikut camilan sederhana tapi bikin berat badan naik yang dibocorkan oleh TNI.
Baca SelengkapnyaMenu diet DEBM memberlakukan aturan untuk mengonsumsi makanan yang rendah karbohirat, tinggi lemak dan protein.
Baca SelengkapnyaRasanya yang asin dapat meningkatkan cita rasa makanan dan memberikan kelezatan ternyata juga menyimpan bahaya jika dikonsumsi berlebihan.
Baca Selengkapnya