Ilmuwan temukan vaksin diabetes tipe 1
Merdeka.com - Kabar gembira bagi dunia kesehatan di seluruh dunia. Saat ini vaksin untuk diabetes tipe satu telah ditemukan oleh peneliti dari Stanford University School of Medicine bekerja sama dengan rekan dari pusat penelitian di Amerika Serikat, Australia, dan Belanda.
Seperti dikutip genius beauty (22/7), tim ilmuwan internasional tersebut telah mengembangkan vaksin yang mencegah sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang sel yang memproduksi insulin. Di bawah pengaruh DNA, sel imun lain melawan inflamasi yang sering terjadi terhadap sel-sel pankreas.
Vaksin tersebut diuji pada 80 relawan dalam jangka waktu 12 minggu. Hasilnya sel-sel yang melawan proinsulin, menghilang, dan kadar peptida meningkat. Artinya produksi dan pematangan proinsulin dapat kembali normal. Tidak ada efek samping pada sistem kekebalan tubuh pasca pemberian vaksin.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin DBD bekerja? Vaksin DBD bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dengue, sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi lebih lanjut.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
Vaksin ini dapat bertahan selama dua bulan. Para ilmuwan berencana untuk melanjutkan pengujian vaksin dengan jumlah yang lebih besar dari peserta awal untuk meningkatkan validitasnya.
Baca juga:
Jalan-jalan di kantor bisa turunkan risiko diabetes!
Pria turunkan gen obesitas pada anak dan cucu
Obat diabetes ternyata bisa lindungi otak!
Ibu hamil yang terkena diabetes lebih berisiko alami infeksi (mdk/vic)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya