Ini Penyebab Telinga Terasa Tak Nyaman Ketika Naik Pesawat
Merdeka.com - Masalah pada pendengaran kerap dialami oleh orang yang bepergian menggunakan pesawat. Telinga terasa tak nyaman ini biasanya terjadi mulai pesawat lepas landas dan bakal kembali normal usai turun dari pesawat.
Menurut dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan, bedah kepala, leher Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya, Hably Warganegara, tuli sementara yang menimpa penumpang disebabkan terjadinya perubahan pada tekanan yang mendadak saat pesawat akan lepas landas.
Pada kondisi tersebut, saluran eustachius telinga tertutup sehingga gendang telinga merah. Untuk kasus yang lebih parah, gendang telinga bisa pecah yang menyebabkan tuli permanen.
-
Kenapa telinga sakit saat naik pesawat? Telinga sakit ketika naik pesawat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara bagian dalam telinga dan luar tubuh.
-
Bagaimana cara mengatasi telinga sakit saat naik pesawat? Cara mengatasi telinga sakit saat naik pesawat perlu diperhatikan. Sebab, kondisi ini seringkali dialami oleh penumpang ketika melakukan perjalanan via transportasi udara.
-
Kenapa perubahan tekanan udara bisa membuat gendang telinga pecah? Perubahan tekanan udara yang drastis, seperti yang terjadi selama penerbangan atau menyelam, dapat memengaruhi gendang telinga. Jika perubahan tekanan ini tidak diimbangi dengan sempurna, dapat menyebabkan pecahnya gendang telinga.
-
Gimana cara ngatasin tekanan telinga bayi saat terbang? Mengatasi Tekanan Telinga Pakaian dan Kelengkapan yang Tepat Bawa pilihan pakaian untuk bayi dan pastikan Anda memiliki banyak pakaian pengganti untuk bayi dan diri sendiri, jika terjadi kecelakaan atau tumpahan.
-
Apa saja penyakit yang umum dialami saat naik pesawat? Berikut adalah tiga masalah kesehatan yang umum dialami oleh penumpang pesawat, beserta cara-cara untuk mengatasinya. 1. Trombosis Vena dalam (Deep Vein Thrombosis, DVT) Salah satu risiko kesehatan utama bagi penumpang yang sering melakukan perjalanan panjang adalah trombosis vena dalam atau DVT. DVT adalah penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh vena, umumnya di kaki. Ketika duduk dalam jangka waktu lama di kursi yang sempit tanpa banyak bergerak, sirkulasi darah dapat terganggu dan risiko penggumpalan meningkat. Hal ini diperparah dengan dehidrasi akibat udara kering di dalam pesawat yang membuat darah menjadi lebih kental.Gejala DVT meliputi nyeri, pembengkakan, dan rasa berat di area kaki, terutama di betis. Kondisi ini sangat berbahaya jika bekuan darah bergerak ke organ vital seperti paru-paru, yang bisa menyebabkan emboli paru. 2. Infeksi Virus Pesawat merupakan ruang tertutup yang memperbesar risiko penularan infeksi virus, terutama flu atau demam. Penumpang di ruang sempit ini saling berbagi udara yang bersirkulasi, sehingga risiko paparan virus meningkat. Virus dapat menyebar melalui batuk, bersin, atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi seperti sandaran tangan dan meja makan. 3. Stres dan Kecemasan Selain masalah fisik, stres dan kecemasan sering menjadi masalah bagi mereka yang sering bepergian. Penumpang sering kali merasa tertekan oleh suasana bandara yang ramai, kursi yang sempit, durasi penerbangan yang panjang, dan suara bising di sekitar. Perubahan tekanan udara saat pesawat lepas landas dan mendarat juga bisa memperburuk tingkat stres.
-
Apa dampak gempa pada pesawat? Gempa tetap bisa memengaruhi penerbangan dari aspek navigasi dan keselamatan.
"Sebenarnya, bukan karena perjalanan yang lama, tapi proses take off dan landingnya," kata Hably di Jakarta.
Saat pesawat bersiap untuk lepas landas, lanjut Habib, saluran eustachius tertutup sehingga penumpang kehilangan fungsi pendengaran. Hanya saja ini terjadi sementara.
Guna mengurangi risiko tuli sementara itu, serta mengurangi risiko telinga sakit yang berisiko pada hilangnya pendengaran saat akan melakukan perjalanan, Hably mengimbau untuk mengunyah permen atau menenggak air.
Mengunyah permen dan minum air akan membantu menjaga saluran eustachius tetap terbuka sehingga gangguan pendengaran bisa diminimalisir.
"Biasanya lagi, risiko ini lebih mudah terjadi pada penumpang yang batuk pilek," katanya.
Hably pun menyarankan, bila ingin bepergian menggunakan pesawat dan kondisi sedang batuk pilek, langsung minum obat.
Reporter: Aditya Eka PrawiraSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Telinga sakit ketika naik pesawat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara bagian dalam telinga dan luar tubuh. Begini cara mencegahnya.
Baca SelengkapnyaAlasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca SelengkapnyaTurbulensi pada pesawat adalah fenomena yang sering terjadi dan bisa dirasakan sebagai guncangan atau getaran yang tidak teratur saat penerbangan.
Baca SelengkapnyaHampir seluruh penumpang nampak memadati lorong kabin dan berusaha untuk segera keluar dari pesawat karena AC juga padam.
Baca SelengkapnyaKepala terasa melayang dapat disebabkan oleh beragam faktor.
Baca SelengkapnyaIni penyebab umumnya pesawat terkena turbulensi saat di udara.
Baca SelengkapnyaDemi alasan keamanan, jendela pesawat dibuat memiliki sisi yang melengkung. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Baca SelengkapnyaBepergian dengan cara terbang bisa membuat seseorang mengalami sejumlah masalah kesehatan berikut ini:
Baca SelengkapnyaJemaah haji kloter 5 Embarkasi Makassar harus kembali ke asrama setelah pesawat Garuda Indonesia GIA 1105 yang mereka tumpangi mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaBerikut alasan mengapa pramugari menegur saat penumpang main HP ketika pesawat akan lepas landas.
Baca SelengkapnyaBandara Internasional Sentani maupun PT Trigana sedang menunggu hasil pengecekan oleh KNKT.
Baca SelengkapnyaTelinga terasa penuh disebabkan oleh beberapa faktor.
Baca Selengkapnya