Intoleransi Laktosa Bisa Muncul atau Semakin Parah Seiring Pertambahan Usia
Merdeka.com - Masalah pencernaan baik kembung atau diare setelah konsumsi susu bukan merupakan hal aneh yang kita alami. Kondisi ini sendiri dikenal dengan nama intoleransi laktosa.
Kondisi ini membuat kita kesulitan dalam mencerna susu dan hidangan lain berbahan sama yang masuk ke dalam tubuh kita. Hal ini merupakan sebuah kondisi yang normal dialami oleh banyak orang Asia.
Kondisi ini disebabkan karena banyak orang Asia kekurangan laktase, enzim yang ditemui pada usus kecil. Dilansir dari CNA, dr Alex Soh, konsultan National University Hospital’s mengungkap bahwa enzim ini dibutuhkan untuk mencerna laktosa menjadi gula sederhana.
-
Apa penyebab dari intoleransi laktosa? Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan enzim laktase dalam tubuh, enzim yang bertugas memecah laktosa menjadi bentuk yang dapat dicerna.
-
Kenapa intoleransi laktosa terjadi? 'Ada beberapa penyebab intoleransi laktosa,' jelas Dr. Mumtaz. 'Beberapa orang memang terlahir dengan kondisi ini, sementara yang lain mengalaminya akibat infeksi yang merusak kemampuan tubuh memproduksi laktase. Dalam kasus yang sangat jarang, penyakit lain seperti celiac bisa menjadi penyebabnya.'
-
Siapa yang sering mengalami intoleransi laktosa? Intoleransi laktosa ini banyak dialami oleh orang Asia termasuk Indonesia.
-
Siapa yang berisiko mengalami intoleransi laktosa? Berdasarkan data dari National Library of Medicine, sekitar 65 persen populasi dunia mengalami penurunan kemampuan mencerna laktosa setelah masa kanak-kanak.
-
Siapa yang lebih rentan alami intoleransi laktosa? Keturunan dari kelompok etnis tertentu, seperti orang Asia, Afrika, dan beberapa kelompok etnis lainnya, lebih cenderung mengalami intoleransi laktosa.
-
Siapa yang dapat mengalami masalah diare akibat intoleransi laktosa? Jika tidak ditangani dengan baik, intoleransi laktosa dapat menyebabkan masalah nutrisi yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Terkait laktosa yang tidak dapat dicerna ini, dr Soh menyebut bahwa enzim ini berpindah melewati usus dan difermentasi oleh bakteri usus. Hal ini lah yang menjadi penyebab intoleransi laktosa.
"Gejala ini biasa muncul sekitar 30 menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa," terang dr. Soh.
"Tingkat keparahannya tergantung dari seberapa banyak laktosa yang dikonsumsi. Semakin banyak laktosa, semakin banyak gejalanya," sambungnya.
Intoleransi Laktosa Bisa Muncul Saat Usia Tua
Banyak orang yang baru mengalami masalah intoleransi laktosa ini ketika mereka tua. Padahal, sebelumnya pada saat muda, masalah ini tidak mereka temui.
Hal ini terjadi karena seiring bertambahnya usia, sistem pencernaan memproduksi lebih sedikit laktase sehingga masalah ini dapat muncul.
"Aktivitas laktase paling tinggi pada bayi baru lahir dan secara genetik diprogram untuk menurun seiring bertambahnya usia pada semua orang," terang dr. Soh.
Selain genetik dan usia, dr. Soh mengungkap bahwa berbagai kondisi yang memengaruhi usus kecil bisa menyebabkan terjadinya masalah ini. Kondisi ini menyebabkan usus kesulitan untuk mengatasi laktosa.
Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa
Sebuah penelitian mengungkap bahwa mengontrol konsumsi produk olahan susu bisa membantu mengondisikan sistem pencernaan untuk bisa menerima susu.
"Jika kamu mengonsumsi produk olahan susu sekali-sekali, kamu lebih berisiko mengalami masalah darinya," terang Professor Dennis Savaiano.
"Selain itu, jika kamu mengonsumsinya sendiri dan tidak sebagai bagian makanan lain, mereka cenderung untuk lewat di usus lebih cepat dan lebih rentan menyebabkan gejala tersebut," sambungnya.
Disarankan untuk mulai mengonsumsi satu seperempat atau satu setengah cangkir susu dengan makanan sebanyak dua atau tihga kali setiap hari. Walau begitu, jika kamu enggan membiasakan diri dengan susu, kamu bisa mulai menghindari berbagai produk olahan susu yang ada.
Walau begitu, dr. Soh tidak menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang terlepas dari laktosa seluruhnya.
"Seseorang dengan intoleransi laktosa biasanya bisa menoleransi laktosa hingga jumlah tertentu (hingga 12 gram laktosa) tanpa gejala. Batas toleransi ini bisa ditingkatkan jika laktosa dikonsumsi bersama dengan makanan," terang dr. Soh.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munculnya diare ketika minum susu merupakan kondisi yang bisa dialami sejumlah orang akibat intoleransi laktosa.
Baca SelengkapnyaPada saat seseorang mengalami intoleransi laktosa, penting untuk mengetahui dampak apa yang bisa dialami tubuhnya.
Baca SelengkapnyaPada penderita alergi laktosa, minum susu bisa menyebabkan berbagai ancaman pada kesehatan mereka.
Baca SelengkapnyaPuluhan pasien anak menjalani proses cuci darah atau hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah istilah untuk gula yang bisa kita temui. Ketahui arti dan perbedaan di antaranya.
Baca SelengkapnyaBagi sebagian orang, mengonsumsi makanan atau minuman tertentu dapat memperburuk gejala, dan susu sering kali menjadi bahan perdebatan.
Baca SelengkapnyaProduksi air liur atau saliva pada orang lansia juga akan berkurang.
Baca SelengkapnyaMelahirkan melalui operasi caesar dapat memengaruhi komposisi mikrobiota usus bayi, yang berpotensi berdampak pada kesehatan mereka di masa depan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein susu, baik dari susu sapi maupun susu nabati, sebagai zat berbahaya.
Baca SelengkapnyaSusu memang menyehatkan namun konsumsi berlebih bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaMengatasi masalah anak yang susah minum susu bisa menjadi tantangan bagi banyak orang tua.
Baca SelengkapnyaPrevelansi anak Indonesia yang mengalami alergi susu sapi diperkirakan mencapai 0,5 hingga 7,5 persen.
Baca Selengkapnya