Kasus Diabetes pada Anak Meningkat Hingga 70 Kali Lipat, Makanan Ultra Proses Dituding Sebagai Penyebabnya
Sebagai alternatif , anak-anak pra-remaja sebaiknya mengonsumsi bahan pangan alami yang berasal dari lokal dengan memperhatikan pola gizi yang seimbang.

Untuk menurunkan angka obesitas dan diabetes pada anak, Save the Children menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan ultra proses. Sebagai alternatif, anak-anak pra-remaja seharusnya lebih memilih bahan makanan alami yang berbasis lokal dan menerapkan pola gizi seimbang. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (2023), 19,7 persen anak berusia 5-12 tahun mengalami kegemukan dan obesitas, sementara angka ini mencapai 16,2 persen pada anak berusia 13-15 tahun. Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa satu dari dua anak dalam kelompok usia 3-14 tahun mengonsumsi makanan dan minuman manis lebih dari sekali sehari, serta enam dari sepuluh anak dalam rentang usia yang sama sering mengonsumsi makanan instan dan olahan yang mengandung pengawet setidaknya sekali dalam seminggu.
Data ini memperkuat temuan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2023 yang menunjukkan adanya peningkatan diabetes pada anak hingga 70 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2010. "Salah satu penyebab obesitas dan diabetes pada anak adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan ultra proses dan kurangnya aktivitas fisik," ungkap Tata Sudrajat, Interim Chief Advocacy, Campaign, Communication, Media, Save the Children Indonesia, dalam keterangan pers yang dikutip pada Selasa (28/1/2025). Makanan ultra proses atau Ultra Processed Food (UPF) adalah jenis makanan yang diproses secara industri dan mengandung tambahan gula, garam, serta lemak yang tinggi, termasuk pewarna, perasa buatan, dan bahan pengawet.
-
Makanan apa yang meningkatkan risiko diabetes anak? Makanan manis seperti permen, cokelat, dan kue memang sangat digemari oleh anak-anak. Namun, tingginya kandungan gula dalam makanan tersebut dapat menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan mereka. Gula sederhana yang terdapat dalam makanan manis ini dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang tiba-tiba, sehingga memperberat kerja pankreas.
-
Apa penyebab utama diabetes pada anak? Penyebab utama diabetes pada anak adalah diabetes mellitus (DM) tipe 1. Diabetes mellitus tipe 1 terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan insulin secara absolut, yang disebabkan oleh kerusakan sel pankreas akibat proses autoimun.
-
Apa itu Diabetes pada Anak? Diabetes pada anak terdiri dari dua kategori utama, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1, yang sering disebut sebagai diabetes juvenil, terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang sel-sel pankreas yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup untuk mengontrol kadar gula darah.
-
Apa dampak makanan olahan ultra pada anak? 'Secara umum, anak-anak sehat jauh lebih baik tidak mengonsumsi ultra processed food maupun junk food. Keduanya tidak baik bagi kesehatan anak-anak yang sehat,' ujar dr. Piprim dilansir dari Antara.
-
Apa yang dimaksud dengan Diabetes pada Anak? Diabetes pada anak terdiri dari dua kategori utama, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1, yang dikenal juga sebagai diabetes juvenil, muncul ketika sistem imun menyerang sel-sel pankreas yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang memadai untuk mengatur kadar gula darah.
-
Makanan apa yang menyebabkan diabetes? Makanan-makanan ini tidak hanya berdampak pada kadar gula darah, tetapi juga dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, yang merupakan salah satu penyebab utama diabetes tipe 2.
Dampak Makanan Ultra Proses
Produk-produk yang termasuk dalam kategori makanan ultra proses (UPF) seperti minuman manis, makanan ringan, dan makanan instan sangat populer di kalangan anak-anak. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam memenuhi kebutuhan gizi di zaman modern. Konsumsi berlebihan terhadap UPF dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit lainnya.
"Setiap anak berhak mendapatkan asupan gizi yang baik untuk mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal. Kami menghimbau para orang tua untuk lebih memperhatikan gizi anak, dengan mengurangi konsumsi makanan ultra proses dan memilih makanan bergizi seimbang," ujar Tata. "Langkah sederhana ini dapat mencegah risiko penyakit serius dan memastikan anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang sehat dan tangguh," imbuhnya.
Anak Sebaiknya Konsumsi Makanan Sesuai Pedoman Isi Piringku
Tata menambahkan bahwa pihaknya mendorong orangtua untuk menerapkan berbagai strategi demi memastikan kebutuhan nutrisi dan gizi anak-anak terpenuhi. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan merujuk pada pedoman "Isi Piringku" dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman ini berfungsi sebagai acuan untuk memastikan anak-anak memperoleh gizi yang seimbang, yang mencakup makanan pokok (karbohidrat), lauk-pauk (protein), serta buah dan sayur (vitamin dan mineral). Selain itu, orangtua juga perlu menjadi teladan yang baik dalam hal pola makan. Anak-anak cenderung meniru kebiasaan makan orangtuanya, sehingga sangat penting bagi orangtua untuk menerapkan pola makan yang sehat.
Memasak makanan sendiri di rumah dengan menggunakan bahan pangan lokal yang alami dan beragam merupakan langkah yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga secara optimal. "Ajak serta anak dalam proses pembuatan makanannya, ini tidak hanya membuat mereka lebih memahami apa yang ada di makanannya, tetapi juga mempererat ikatan antara orangtua dan anak," saran Tata. Dengan melibatkan anak dalam proses memasak, mereka akan lebih menghargai makanan yang disajikan dan memahami pentingnya gizi dalam setiap hidangan yang mereka konsumsi. Hal ini juga dapat menjadi kesempatan bagi orangtua untuk mengajarkan nilai-nilai kesehatan dan kebersihan dalam memasak, yang tentunya bermanfaat bagi perkembangan anak di masa depan.
Ajari Anak Membaca Label Kemasan
Orangtua perlu mengajarkan anak-anak untuk membaca informasi yang tertera pada label kemasan makanan. Dengan cara ini, anak-anak akan memahami nilai gizi serta tanggal kedaluwarsa dari produk yang mereka konsumsi. Selain itu, penting bagi orangtua untuk memberikan penjelasan mengenai dampak jangka panjang dari konsumsi makanan yang mengandung gula, garam, dan lemak tinggi. Kebiasaan ini tidak hanya melibatkan orangtua, tetapi juga memerlukan partisipasi dari semua pihak untuk menciptakan generasi yang lebih sehat.
Pemerintah memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya dari konsumsi makanan ultra proses yang berlebihan. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah mendorong penerapan label peringatan kesehatan pada setiap produk makanan ultra proses. "Langkah ini diharapkan dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak dan memastikan generasi penerus tumbuh sehat dan kuat," pungkasnya. Dengan kolaborasi yang baik antara orangtua, masyarakat, dan pemerintah, kita dapat membangun lingkungan yang mendukung pola makan sehat bagi anak-anak.
Diabetes Melitus (Liputan6.com/Abdillah)">