Mengenal Penyakit Hirschsprung: Gangguan Saraf yang Mengancam Kesehatan Usus Anak
Kenali penyakit Hirschsprung, salah satu penyakit langka yang menyerang kesehatan usus anak
Penyakit Hirschsprung adalah gangguan kongenital yang mempengaruhi sistem pencernaan, terutama usus besar. Penyakit ini disebabkan oleh tidak adanya sel saraf yang disebut ganglia pada bagian tertentu dari usus, yang menyebabkan gangguan pergerakan usus dan berujung pada penyumbatan fungsional. Sel-sel ganglia ini bertanggung jawab atas pergerakan peristaltik, yaitu gerakan otot yang membantu mendorong isi usus ke arah anus. Ketiadaan sel-sel ini menyebabkan obstruksi atau penyumbatan fungsional, yang menyebabkan kesulitan buang air besar dan distensi abdomen (pembengkakan perut) pada bayi baru lahir.
Kondisi ini sering dikenal dengan istilah "aganglionosis usus". Studi yang dilakukan oleh Jeanne Amiel dan Stanislas Lyonnet dalam Journal of Medical Genetics menyebutkan bahwa penyakit Hirschsprung merupakan bentuk neurokristopati, yaitu gangguan yang melibatkan perkembangan sel saraf selama periode embrionik. Ini berarti kelainan terjadi akibat migrasi sel-sel saraf yang tidak sempurna dari puncak saraf menuju ke saluran pencernaan saat perkembangan janin. Penelitian lain menyebutkan bahwa prevalensi penyakit Hirschsprung adalah sekitar 1 dari 5000 kelahiran hidup, dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan. Keterlibatan genetik ini menyebabkan penyakit Hirschsprung sering kali muncul dalam beberapa anggota keluarga, walaupun kebanyakan kasus tetap bersifat sporadis.
-
Apa itu penyakit langka? Penyakit langka adalah penyakit yang jumlah penderitanya sangat sedikit, yaitu kurang dari lima orang dari 100.000 orang penduduk.
-
Apa penyakit yang pengaruhi kecerdasan anak? Ada sejumlah penyakit yang dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak jika tidak ditangani dengan baik.
-
Apa itu radang usus pada anak? Radang usus adalah kondisi peradangan yang terjadi pada lapisan usus anak-anak.
-
Apa penyebab tukak lambung pada anak? Penyebab tukak lambung pada anak bisa bervariasi dan menjadikannya kondisi yang kompleks.
-
Apa saja penyebab penyakit anak akibat makanan? Makanan seperti daging, ayam, ikan, hingga susu bisa menjadi sumber kontaminasi jika tidak ditangani dengan benar.
-
Apa aja gejala usus buntu pada anak? Gejala usus buntu pada anak bisa beragam dan terkadang sulit dideteksi karena anak-anak mungkin tidak dapat mengungkapkan apa yang mereka rasakan dengan jelas.
Penyebab Penyakit Hirschsprung
Gangguan Migrasi Sel Saraf
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Muhammad Faruk et al. (2021), hirschsprung disebabkan oleh kegagalan migrasi sel-sel saraf yang disebut sel ganglion dari neural crest (puncak saraf) ke bagian distal usus selama perkembangan embrionik. Sel-sel ganglion ini penting untuk mengatur gerakan peristaltik usus. Ketiadaan sel ganglion di bagian tertentu usus menyebabkan bagian tersebut tidak dapat berkontraksi secara normal, mengakibatkan obstruksi atau penyumbatan fungsional.
Peran Genetik dan Mutasi
Banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam patogenesis Hirschsprung. Mutasi pada gen RET merupakan penyebab utama yang paling sering terkait dengan penyakit ini. Selain RET, mutasi pada gen seperti EDNRB (endothelin receptor type B) dan GDNF (glial cell-derived neurotrophic factor) juga berkontribusi pada kelainan ini. Mutasi ini menyebabkan gangguan pada jalur sinyal penting yang dibutuhkan untuk perkembangan dan migrasi sel saraf.
Multifaktorial dan Pengaruh Lingkungan
Hirschsprung dianggap sebagai kelainan multifaktorial, artinya tidak hanya mutasi genetik yang berperan, tetapi juga adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan janin. Beberapa studi mengindikasikan bahwa faktor prenatal, seperti infeksi atau paparan tertentu selama kehamilan, dapat mempengaruhi migrasi sel saraf ke usus (Muhammad Faruk et al. 2021). Namun, bukti lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami bagaimana faktor lingkungan tersebut berinteraksi dengan predisposisi genetik.
Perbedaan Panjang Segmen Usus
Patogenesis penyakit ini juga dipengaruhi oleh panjang segmen usus yang tidak memiliki sel ganglion. Kondisi ini bervariasi dari bentuk segmental pendek, di mana hanya bagian distal dari kolon yang terpengaruh, hingga bentuk aganglionosis total, di mana seluruh usus besar dan bagian dari usus kecil tidak memiliki sel saraf. Perbedaan panjang segmen aganglionosis ini menunjukkan kompleksitas dalam variasi klinis dan pengaruh genetik dari setiap kasus.
Gejala Klinis dan Diagnosis
Kegagalan Mengeluarkan Mekonium
Salah satu gejala awal yang sering terjadi pada bayi baru lahir dengan Hirschsprung adalah tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama) dalam 24-48 jam setelah lahir. Menurut penelitian oleh Jeanne Amiel dan Stanislas Lyonnet dalam Journal of Medical Genetics, hal ini seringkali menjadi tanda pertama adanya obstruksi fungsional pada usus.
Distensi Abdominal
Perut kembung atau distensi abdominal juga merupakan salah satu gejala penyakit Hirschsprung pada bayi. Ketika usus tidak memiliki sel ganglion, pergerakan feses melalui saluran pencernaan menjadi terhambat, sehingga menyebabkan penumpukan gas dan feses di usus.
Muntah Hijau (Bilious Vomiting)
Pada beberapa bayi, obstruksi fungsional akibat Hirschsprung dapat menyebabkan muntah berwarna hijau (muntahan bilier), yang disebabkan oleh aliran balik cairan empedu dari usus yang tersumbat ke lambung.
Konstipasi Kronis pada Anak Lebih Tua
Untuk anak-anak yang lebih besar, gejala yang sering muncul adalah konstipasi kronis dan pertumbuhan yang lambat. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Seminars in Pediatric Surgery, anak-anak ini akan jarang buang air besar dan kesulitan dalam mengeluarkan tinja, yang dapat menyebabkan nyeri perut dan perasaan tidak nyaman.
Enterokolitis Hirschsprung
Ini adalah komplikasi serius yang terjadi pada pasien dengan Hirschsprung, baik sebelum atau setelah pembedahan. Enterokolitis ditandai dengan demam, diare berbau busuk, dan memburuknya distensi perut. Kondisi ini sangat berbahaya dan memerlukan penanganan segera.
Untuk mendiagnosis Hirschsprung, terdapat beberapa metode yang umum digunakan dalam praktik klinis:
Barium Enema
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan perbedaan ukuran antara segmen usus yang mengalami dilatasi (dilated segment) dan bagian yang aganglionik. Radiografi barium enema akan memperlihatkan penyempitan di bagian distal usus dengan dilatasi yang terjadi di bagian proksimalnya.
Manometri Anorektal
Prosedur ini digunakan untuk mengukur respon relaksasi pada otot-otot anus. Pada anak dengan penyakit Hirschsprung, tidak ditemukan refleks relaksasi pada sfingter anus internal, yang merupakan indikasi adanya gangguan transmisi saraf.
Biopsi Rektum
Biopsi rektum adalah standar emas dalam diagnosis penyakit Hirschsprung. Melalui pemeriksaan histopatologi, dapat dilihat ketiadaan sel ganglion pada lapisan submukosa usus. Biopsi ini penting untuk konfirmasi diagnosis, terutama pada kasus yang tidak menunjukkan hasil yang jelas melalui metode diagnostik lainnya.
Dalam penelitian dan ulasan yang diterbitkan oleh para ahli, seperti dalam studi yang diterbitkan oleh Journal of Medical Genetics, dikemukakan bahwa diagnosis dini dan penanganan yang tepat, adalah langkah penting untuk mengurangi risiko komplikasi seperti enterokolitis. Diagnosis yang akurat dapat membantu menentukan intervensi bedah yang sesuai, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien.
Penanganan Penyakit Hirschsprung
Penanganan utama penyakit Hirschsprung adalah melalui prosedur bedah yang dikenal sebagai "pull-through surgery". Prosedur ini bertujuan untuk mengangkat segmen usus yang tidak memiliki sel ganglia dan menyambungkan bagian usus yang sehat ke bagian bawah saluran pencernaan. Teknik bedah yang sering digunakan antara lain metode Swenson, Soave, dan Duhamel. Menurut penelitian dari Puri dan Montedonico, teknik bedah transanal endorectal pull-through (TEPT) menjadi salah satu pendekatan yang populer karena minimnya komplikasi dan pemulihan yang lebih cepat. TEPT dilakukan tanpa sayatan perut dan langsung melalui anus, sehingga mengurangi risiko infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, teknik ini terbukti efektif dalam menangani segmen aganglionosis yang lebih pendek pada penyakit Hirschsprung.
Meskipun operasi dapat memberikan perbaikan yang signifikan pada fungsi usus, pasien dengan Hirschsprung tetap berisiko mengalami enterokolitis, bahkan setelah pembedahan. Penelitian lain oleh Zhang et al. mencatat bahwa sekitar 10-15% pasien mengalami enterokolitis pasca operasi dalam lima tahun pertama setelah dilakukan tindakan bedah. Enterokolitis adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera karena dapat mengancam nyawa. Oleh karena itu, monitoring pasca operasi sangat penting, termasuk pengawasan terhadap gejala enterokolitis, perubahan pola buang air besar, serta masalah gizi.
Penyakit Hirschsprung merupakan gangguan serius yang mempengaruhi sistem pencernaan anak-anak dan membutuhkan penanganan medis yang cepat dan tepat. Meskipun kelainan ini dapat ditangani melalui prosedur bedah, pemantauan jangka panjang tetap diperlukan untuk menghindari komplikasi yang bisa muncul setelah operasi. Dengan pemahaman yang lebih baik diharapkan perawatan yang tepat bisa diberikan sehingga anak-anak yang terkena penyakit ini dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.