Orang tua terlalu mengatur? Ini bahayanya bagi mental anak!
Merdeka.com - Apakah Anda memiliki kendali penuh atas segala hal yang dilakukan oleh anak Anda? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pola asuh semacam itu dapat membuat anak jadi tidak bahagia dan mandiri di kemudian hari.
Penelitian ini dilakukan pada ribuan warga Inggris yang dimulai sejak mereka remaja hingga berusia paruh baya. Sebagaimana dilansir Daily Mail (3/9), para ilmuwan dari University College London mengatakan bahwa dampak negatif dari pola asuh semacam ini bisa berlangsung seumur hidup.
Mereka juga menambahkan bahwa orang tua yang melakukan kontrol psikologis pada anak-anak mereka, dengan tidak membiarkan mereka membuat keputusan mereka sendiri dan merusak privasi mereka, berisiko menimbulkan kerusakan mental jangka panjang di kemudian hari.
-
Kenapa kesehatan mental anak penting dijaga? Pentingnya menjaga kesehatan mental anak karena kesehatan mental juga berpengaruh pada kesehatan fisik.
-
Kenapa anak harus mandiri? Alasannya sederhana, mereka belum siap menghadapi situasi yang tidak disukai dan mental mereka menjadi ciut.
-
Apa yang membuat anak bisa menjadi mandiri? Buat Anak-anak Merasa sebagai “Anak Besar“ Istilah “anak besar“ memang terdengar aneh dan kerap digunakan anak-anak sebagai lawan kata anak kecil. Walau begitu membuat anak merasa besar ini bisa sangat membantu mereka agar lebih mandiri.
-
Apa saja yang termasuk dalam kemandirian anak? Kemandirian ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kemampuan dasar hingga keterampilan kognitif dan sosial.
-
Siapa yang bisa ajarkan anak menjadi mandiri? Selain itu, sebagai orang tua, kita juga bisa merasa bangga melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh anak-anak kita saat mereka tumbuh menjadi individu yang mandiri dan percaya diri.
-
Bagaimana orang tua bisa melatih kemandirian anak? 'Orang tua dapat mulai mengajarkan anak untuk memakai sepatunya sendiri, mengganti baju, dan pergi ke kamar mandi bila ingin buang air,' tambah Samanta.
"Sebaliknya, orang yang memiliki orang tua yang menunjukkan kehangatan dan sikap tanggap memiliki kepuasan hidup lebih tinggi dan kondisi mental yang lebih baik," ungkap Dr Mai Stafford dari UCL.
Bahkan, para ilmuwan menyebut bahwa efek negatif dari pola asuh yang terlalu mengatur setara dengan penderitaan yang dirasakan oleh seseorang saat melihat kematian teman dekat atau kerabatnya. Penelitian ini diterbitkan dalam The Journal of Positive Psychology.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Overparenting atau terlalu mengendalikan anak bisa dikenali tandanya melalui berbagai hal.
Baca SelengkapnyaKendati orangtua kadang melakukan yang terbaik, namun kesalahan parenting mungkin terjadi dan dialami anak.
Baca SelengkapnyaTerdapat 4 gaya pengasuhan yang cenderung dilakukan saat membesarkan anak.
Baca SelengkapnyaMembuat anak menjadi lebih mandiri merupakan tanggungjawab orangtua dan bisa dilakukan secara sederhana.
Baca SelengkapnyaSetiap orang tua penting mengetahui cara menjaga kesehatan mental anak.
Baca SelengkapnyaKarakter anak terbentuk selama masa pertumbuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan kebiasaan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMenurut Richard Weaver, the spoiled child syndrome menciptakan perilaku anak yang egois, tidak dewasa, dan tantrum jika keinginannya tidak terpenuhi.
Baca SelengkapnyaHubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.
Baca SelengkapnyaSeorang anak manja memiliki berbagai ciri yang bisa dikenali oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaMeskipun terlihat seperti bentuk kasih sayang, memanjakan anak secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan mereka di masa depan.
Baca SelengkapnyaBerani mencoba hal baru merupakan hal yang penting untuk dilakukan anak. Orangtua bisa mendorong hal ini pada anak dengan menerapkan sejumlah cara.
Baca SelengkapnyaAnak yang terlalu banyak aktivitas bisa memiliki kehidupan yang sibuk dan butuh bantuan orangtua untuk mengatasinya.
Baca Selengkapnya