Tak Hanya Buat Pedas Makanan, Ini Manfaat Wasabi bagi Kesehatan Otak
Wasabi merupakan makanan yang ternyata memiliki manfaat kesehatan bagi otak kita.
Wasabi merupakan makanan yang ternyata memiliki manfaat kesehatan bagi otak kita.
-
Kenapa wasabi bagus buat kesehatan? Wasabi, dengan rasa pedas dan aroma menyengatnya, tidak hanya memperkaya cita rasa hidangan Jepang ini, tetapi juga mengandung berbagai manfaat bagi kesehatan.
-
Wasabi apa manfaatnya? Wasabi, dengan rasa pedas dan aroma menyengatnya, tidak hanya memperkaya cita rasa hidangan Jepang ini, tetapi juga mengandung berbagai manfaat bagi kesehatan.
-
Apa manfaat makanan untuk kesehatan otak? Makanan yang kaya akan antioksidan, seperti buah beri, kacang-kacangan, dan ikan, sangat bermanfaat bagi kesehatan otak. Nutrisi dalam makanan tersebut berperan penting dalam melindungi otak dari stres oksidatif dan menjaga fungsi kognitif tetap optimal.
-
Apa rasa wasabi? Wasabi adalah pasta khas Jepang yang rasanya pedas dan memiliki warna hijau cerah.
-
Apa manfaat nutrisi dari makanan pedas? Capsaicin, senyawa utama dalam cabai, diketahui memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa konsumsi makanan pedas secara teratur dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
-
Makanan apa yang baik untuk otak? Makanan yang baik untuk otak kaya akan nutrisi yang mendukung fungsi kognitif, memori, dan kesehatan umum otak. Berikut adalah beberapa makanan yang direkomendasikan: Ikan Berlemak: Ikan seperti salmon, tuna, atau sarden mengandung asam lemak omega-3, terutama DHA, yang sangat penting untuk kesehatan otak.
Tak Hanya Buat Pedas Makanan, Ini Manfaat Wasabi bagi Kesehatan Otak
Wasabi, tanaman yang kerap menjadi bahan dalam masakan Jepang, rupanya memiliki potensi memberikan dampak positif pada kesehatan otak seseorang.
Dilansir dari Prevention, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menemukan bahwa mengonsumsi ekstrak wasabi dapat memberikan peningkatan yang signifikan pada dua aspek kognitif, yaitu memori kerja (pendek) dan memori episodik yang lebih tahan lama.
Studi ini melibatkan 72 subjek yang berusia antara 60 hingga 80 tahun. Setengah dari mereka mengonsumsi 100 miligram ekstrak wasabi sebelum tidur, sedangkan setengah lainnya menerima plasebo.
Setelah menjalani percobaan ini selama tiga bulan, kelompok yang mengonsumsi ekstrak wasabi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kedua aspek kognitif tersebut. Evaluasi standar untuk keterampilan bahasa, konsentrasi, dan kemampuan melaksanakan tugas-tugas sederhana menunjukkan peningkatan kinerja pada memori kerja dan memori episodik jangka panjang.
Meskipun demikian, para peneliti tidak menemukan peningkatan pada area kognitif lainnya, seperti kontrol inhibitory (kemampuan untuk tetap fokus), fungsi eksekutif (pengendalian diri dan penalaran), atau kecepatan pemrosesan. Meski demikian, peningkatan sebesar 18 persen pada skor memori jangka panjang dan kenaikan rata-rata 14 persen dibandingkan dengan kelompok plasebo ini cukup menarik.
Wasabi terbukti mengandung senyawa bioaktif yang bersifat antioksidan dan antiinflamasi.
Melissa Prest, D.C.N., R.D.N., juru bicara media nasional untuk Akademi Gizi dan Dietetika, menjelaskan bahwa teori di balik efek peningkatan memori ini adalah kombinasi sifat antioksidan dan antiinflamasi wasabi, yang dapat mengurangi kerusakan otak dan peradangan. Hal ini pada gilirannya melindungi otak dan meningkatkan sinyal saraf, yang berkontribusi pada peningkatan kemampuan memori.
Efek antioksidan dan antiinflamasi ini ternyata memiliki dampak positif pada beberapa mekanisme kritis yang terkait dengan hilangnya memori, seperti inflamasi. Selain itu, wasabi juga diketahui dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan sindrom metabolik, menurut penelitian Dale Bredesen, M.D., seorang peneliti neurosains dan ketua di Pacific Neuroscience Institute.
Meskipun hasil uji coba ini menunjukkan peningkatan pada memori, belum jelas apakah efek tersebut dapat diperluas pada mereka yang sudah mengalami masalah hilangnya memori. Dr. Bredesen juga mencatat bahwa belum ada kejelasan apakah wasabi lebih unggul dibandingkan dengan antiinflamasi lainnya seperti kurkumin yang terdapat dalam kunyit.
Perlu dicatat bahwa studi ini dilakukan pada kelompok pasien yang tidak mengeluhkan masalah kognitif, sehingga hasilnya mungkin tidak dapat diterapkan secara umum. Oleh karena itu, penting untuk menentukan apakah efek peningkatan memori ini juga dapat terjadi pada mereka yang sudah mengalami hilangnya memori, bukan hanya pada mereka dengan fungsi memori normal.
Perlu diperhatikan bahwa penting untuk mengonsumsi wasabi yang asli. Wasabi yang banyak kita temui ternyata palsu dan hanya mengandung sekitar 1 hingga 3 persen dari tanaman wasabi asli.
Cara mudah untuk membedakannya adalah dengan melihat tekstur; wasabi asli biasanya kasar dan berbentuk gumpalan, sedangkan wasabi palsu cenderung halus dan berbentuk pasta.
Namun, mengingat sulitnya menemukan wasabi asli di luar Jepang, konsumsi suplemen wasabi juga dapat menjadi alternatif. Uji coba ini menggunakan 0,8 mg 6-MSITC, bahan aktif dalam wasabi, dan dosis ini dapat diperoleh dari wasabi asli dalam jumlah yang relatif kecil.
Secara keseluruhan, wasabi menjadi tambahan lain dalam kategori antiinflamasi yang berpotensi meningkatkan kesehatan otak, khususnya dalam hal memori. Dr. Bredesen merekomendasikan untuk memulai perbaikan kesehatan otak dengan mengikuti pola makan kaya tanaman, seperti diet Mediterania atau MIND, serta menjaga gaya hidup sehat melalui olahraga, tidur yang optimal, dan manajemen stres. Menyertakan "makanan otak" seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau tua, alpukat, tomat, dan blueberry juga dapat menjadi langkah positif dalam menjaga kesehatan otak Anda.
Manfaat kesehatan dari wasabi ini tidak bisa kita sepelekan dan menjadi pilihan yang baik untuk ditambahi di dalam sushi.