5 Fakta Lompat Batu Fahombo, Tradisi Persiapan Fisik Sebelum Perang Khas Nias
![5 Fakta Lompat Batu Fahombo, Tradisi Persiapan Fisik Sebelum Perang Khas Nias](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/04/01/1162315/540x270/5-fakta-lompat-batu-fahombo-tradisi-persiapan-fisik-sebelum-perang-khas-nias.jpg)
Merdeka.com - Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Masing-masing daerah di Indonesia pasti memiliki budaya khas daerah masing-masing. Hingga kini, masih banyak warisan budaya di Indonesia yang dilestarikan dan bisa kita lihat, salah satunya adalah budaya yang ada di Nias, Sumatera Utara ini.
Di Nias Selatan tepatnya di Desa Adat Bawomataluo, ada sebuah tradisi yang hingga kini masih dilestarikan oleh warga sekitar, yaitu Tradisi Lompat Batu. Tradisi ini bisa dibilang sangat populer di Indonesia. Banyak orang yang sudah tidak asing dengan tradisi ini.
Tradisi Lompat Batu ini merupakan salah satu tradisi yang cukup terkenal di Nias. Selain ditampilkan sebagai acara adat, tradisi Lompat Batu ini juga bisa menjadi pertunjukan yang menarik, khususnya bagi para wisatawan yang datang ke sana.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Dimana Tradisi Nyeruit di Lampung masih dilestarikan? Budaya Nyeruit Masih Lestari di Kecamatan Kedondong Mengutip kanal Youtube BRIN Indonesia, Nyeruit merupakan tradisi makan bersama untuk menyantap sajian bernama sambal Seruit.
-
Kapan tradisi Nyambat di Betawi populer? Tradisi ini sebelumnya sempat popular sejak puluhan tahun silam oleh kalangan warga Betawi setidaknya sampai tahun 1950-an.
-
Apa itu tradisi Mangai Binu di Nias? Mangai Binu adalah tradisi berburu kepala manusia yang dilakukan oleh seorang Emali.
-
Dimana tradisi Balimo-limo dilakukan ? Banyak masyarakat yang melaksanakan Balimo-limo ini di tempat pemandian umum lalu membalurnya dengan limau, ada pula yang melaksanakannya di rumahnya masing-masing.
Muncul dari Kebiasaan Masyarakat Nias Jaman Dahulu
Sumber: pesona.travel 2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman negerikuindonesia, tradisi lompat batu ini memang sudah ada sejak dahulu kala. Tradisi lompat batu ini muncul karena kebiasaan masyarakat saat perang suku yang pernah terjadi di Nias.
Pada saat itu, setiap kampung yang berperang mempunyai bentengnya masing-masing untuk menjaga wilayah mereka. Sehingga dibutuhkan kekuatan khusus untuk melompati benteng tersebut. Mereka kemudian membuat tumpukan batu yang digunakan untuk melatih fisik mereka, terutama ketangkasan dalam melompat.
Namun, seiring dengan berakhirnya perang tersebut, lompat batu ini masih dilakukan oleh masyarakat di sana hingga menjadi suatu tradisi. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi ritual atau media bagi para pemuda untuk menunjukan bahwa dia sudah dewasa.
Dilakukan di Tempat Khusus Secara Turun Menurun
Tradisi lompat batu ini biasanya diadakan pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan oleh masyarakat dan akan diikuti oleh pemuda yang akan melakukan lompat batu tersebut.
Biasanya, tradisi lombat batu ini dilakukan di tempat khusus yang dimiliki oleh setiap kampung di Nias. Tempat khusus ini sudah ada sejak dahulu, dan tetap digunakan secara turun menurun. Tempat tersebut ditandai dengan batu setinggi 2 meter dan ketebalan 40 cm yang nantinya digunakan untuk dilompati para peserta lombat batu.
Melompat di Atas Tumpukan Batu Setinggi 2 Meter
Sumber: genpi.id 2020 Merdeka.com
Tradisi lompat batu ini akan diadakan dengan disaksikan oleh seluruh warga kampung. Para peserta yang akan mengikuti tradisi ini akan bersiap dengan menggunakan baju pejuang khas Nias sambil menunggu giliran.
Saat sudah tiba gilirannya, peserta akan mengambil ancang-ancang kemudian berlari kencang dan menginjakkan kaki pada sebongkah batu sebagai tumpuannya. Lalu dia akan melompat ke udara dan melewati batu besar setinggi 2 meter tersebut. Saat melompat, peserta tidak boleh sampai menyentuh batu besar tersebut, apabila menyentuh maka itu berarti dia belum berhasil.
Simbol Kedewasaan
Dilansir dari laman pesona.travel, jaman dahulu di Nias, seorang pemuda harus siap untuk maju perang kapan saja. Tradisi lombat batu inilah salah satu yang dijadikan tolak ukur dalam melihat kemampuan pemuda secara fisik. Jika pemuda disana mampu melompati batu setinggi 2 meter dengan tebal 40 cm tersebut maka dia dikatakan layak untuk ikut berperang.Bahkan di zaman dahulu, di atas permukaan batu ini juga ditutupi dengan paku dan bambu runcing, yang menunjukkan betapa seriusnya ritual ini di mata suku Nias. Secara taktis dalam peperangan, tradisi ini juga berarti melatih prajurit muda untuk tangkas dan gesit dalam melompati dinding pertahanan musuh.
Warisan Budaya Nias
Hingga kini, masyarakat di Nias masih menjaga dan melestarikan tradisi ini. Jika dulu lompat batu dilakukan sebagai latihan menghadapi perang, sekarang tradisi lompat batu dilakukan sebagai ritual dan simbol budaya orang Nias. Bahkan, tradisi ini kini juga menjadi salah satu warisan budaya yang juga mendatangkan daya tarik wisatawan.Anda yang berkunjung ke Nias bisa menyaksikan tradisi lompat batu ini, lho. Namun, jika ingin menyaksikan tradisi ini, Anda harus membayar dua orang pemuda desa dengan tarif yang disepakati untuk dua kali lompatan. Setiap pemuda akan melompat satu kali. Melihat tradisi lompat batu secara langsung tentu akan menjadi satu pengalaman yang luar biasa, bukan? (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
![Salah Satu Wilayah yang Sulit Ditaklukkan Penjajah, Ini 4 Fakta Pulau Nias](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/8/21/1692596597768-7rt36.jpeg)
Pulau Nias merupakan kabupaten yang ada di Sumatra Utara dan menjadi pulau terbesar di antara pulau-pulau di bagian pantai Barat Sumatra.
Baca Selengkapnya![Manafo, Tradisi Menginang Ala Masyarakat Nias yang Penuh Makna](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/8/31/1693461164552-3pazg.jpeg)
Tradisi ini sudah sangat melekat di masyarakat Nias hingga sudah menjadi simbol dan budaya yang dihadirkan dalam acara-acara adat.
Baca Selengkapnya![Menguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/1/30/1706581497455-q1afd.png)
Kepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca Selengkapnya![Meriahnya Ritual Kebo-keboan Alas Malang, Wujud Kekuatan Budaya Banyuwangi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/7/30/1690708715384-g1no.jpeg)
Ritual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca Selengkapnya![Festival Lom Plai dan Cara Kutai Timur Pertahankan Budaya dengan Memperkuat Kearifan Lokal](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/12/12/1702342892468-2luba.jpeg)
Sebagai tanah penuh keajaiban, Kabupaten Kutai Timur tak hanya kaya akan Sumber Daya Alam.
Baca Selengkapnya![Fame'e Afo, Tari Tradisional Sekapur Sirih Ala Suku Nias dalam Menyambut Tamu Penting](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/7/1/1719797648841-sh8ju.jpeg)
Sebuah ritual yang dikemas dalam kesenian tari tradisional ini ditampilkan khusus saat tamu-tamu penting sedang melakukan kunjunga di daerah Nias.
Baca Selengkapnya![FOTO: Mengintip Tradisi Ngarumat Pusaka Saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/9/17/1726543875855-i4c2f.jpeg)
Tradisi turun-temurun ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi warga Batukarut dan Lebakwangi yang berada di luar kota.
Baca Selengkapnya![Potret Kemeriahan Tradisi Petik Laut Probolinggo, Dihadiri Ribuan Orang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/8/3/1691046689224-h4ycz.jpeg)
Tradisi Petik Laut di Probolinggo berlangsung meriah. Ribuan orang hadir menyaksikan.
Baca Selengkapnya![Ngumbai Lawok, Cara Masyarakat Pesisir Lampung Ungkapkan Rasa Syukur Kepada Penguasa Laut](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/8/26/1724653452569-hh4j1.jpeg)
Sebuah ritual pembersihan laut oleh masyarakat pesisir ini hampir serupa dengan yang ada di Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya![Badia Batuang, Permainan Tradisional Anak-Anak Minangkabau Jelang Waktu Berbuka Puasa](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/3/21/1711013215105-cmn9l.jpeg)
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang.
Baca Selengkapnya![Mengenal Famato Harimao, Upacara Adat Nias dalam Penentuan Hukum Perdamaian](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/6/1717664850783-i8tji.jpeg)
Tradisi tujuh tahunan ala masyarakat Nias ini menggunakan media patung harimau lalu dibuang dan dihancurkan untuk menghapus kesalahan manusia.
Baca Selengkapnya![Berbagai Atraksi Seni Budaya Siap Ramaikan Libur Lebaran di Banyuwangi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/4/5/1712314594771-im7i7.jpeg)
Ada beragam atraksi seni dan budaya yang dihelat dalam sepekan Lebaran di Banyuwangi.
Baca Selengkapnya