6 Fakta Menarik Mangokal Holi, Tradisi Pemindahan Tulang Belulang Leluhur Suku Batak
Merdeka.com - Sumatera Utara memiliki banyak kebudayaan yang sangat menarik untuk diketahui orang banyak. Ada berbagai macam budaya dan adat-istiadat yang selama ini telah hidup bersama kehidupan masyarakat di sana.
Salah satu yang memiliki adat-istiadat yang masih kental adalah masyarakat Batak Toba. Ada satu tradisi dari masyarakat Batak yang hingga kini masih dilestarikan dan memiliki makna yang sangat mendalam, yaitu Tradisi Mangokal Holi.
Mangokal Holi adalah sebuah tradisi upacara adat yang diselenggarakan untuk menggali makam orang yang sudah lama meninggal untuk diambil tulang-belulangnya dan dipindahkan ke tempat yang baru. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
-
Apa makna tradisi Marpege-pege bagi masyarakat Batak Angkola? Marpege-pege merupakan salah satu bentuk dari rasa solidaritas, saling membantu dan toleransi antar anggota keluarga dan masyarakat khususnya dalam upacara perkawinan.
-
Siapa yang menjaga tradisi Batak? Desa ini adalah tempat di mana tradisi adat Batak masih dijaga dengan baik.
-
Siapa yang menjalani ritual adat Batak? Chen Giovani menjalani ritual adat Batak menjelang pernikahannya dengan Fritz Hutapea.
-
Bagaimana orang Malandang menjaga tradisi tersebut? Tak Boleh Ucapkan Kata 'Salam' Diungkap tokoh adat setempat, Komar, dilarangnya menyebut kata 'Salam' sebenarnya merupakan upaya untuk menjaga sopan santun dan rasa hormat terhadap sesepuh dusun yakni Raden Agus Salam.
-
Kenapa orang Batak melakukan Manulangi Natuatua? Seorang anak yang sudah beranjak dewasa biasanya memiliki kesadaran untuk membalas budi kepada orang tua. Di Tanah Batak, bentuk balas budi anak kepada orang tuanya dilakukan dengan sebuah upacara yang bernama Manulangi Natuatua.
-
Mengapa tradisi ini dilestarikan? Tradisi itu dilestarikan untuk mengenang penyebar agama Islam di Jatinom, Ki Ageng Gribig.
Membutuhkan Biaya yang Mahal
Sumber: tobatabo.com 2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman boombastis, pelaksanaan Tradisi Mangokal Holi ini bukanlah tradisi yang sembarangan. Mangokal Holi adalah tradisi upacara adat kematian yang membutuhkan biaya yang sangat banyak. Hal ini karena Tradisi Mangokal Holi harus dilakukan sesuai dengan adat Batak.
Marga yang menggelar Mangokal Holi harus menjamu seluruh keluarga besar dan tetangga kampung yang ada. Bahkan dalam pelaksanaan upacara ini biasanya dihidangkan daging kerbau.
Selain itu, dalam pelaksanaan upacara ini juga dibutuhkan hewan yang akan dikurbankan. Tidak jarang masyarakat menggunakan kuda sebagai hewan yang dikurbankan. Dalam upacara ini juga harus disediakan kain ulos sebagai harapan agar berkah selalu mengiringi keturunan orang yang meninggal tersebut.
Simbol Penghormatan Kepada Leluhur
Sumber: visitsamosir.com 2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman medanbisnisdaily, ada berbagai nilai luhur yang terkandung dalam ritual ini. Salah satunya adalah sebagai bukti penghormatan terhadap orangtua atau generasi terdahulu.Dalam Suku Batak, ada keyakinan bahwa arwah seseorang yang sudah meninggal akan hidup abadi. Hal ini bisa dicapai dengan menaruh tulang-belulangnya ke tempat yang lebih layak (tinggi) yang berarti mendekatkan arwah itu kepada Penciptanya.
Prosesi Pemindahkan Tulang Belulang
gobatak.com 2020 Merdeka.com
Dalam prosesi Upacara Mangongkal Holi, jasad para leluhur yang terkubur di dalam bangunan makam akan dikeluarkan. Ini memerlukan persetujuan dari orang-orang yang dituakan dalam keluarga. Setelah mendapatkan persetujuan, barulah jasad yang sudah berbentuk tulang-belulang itu dibawa pulang ke rumah untuk dibersihkan, tentu dengan prosesi ritual adat.Dalam prosesi ritual Mangongkal Holi, pihak keluarga dari garis keturunan perempuan yang memiliki hak memegang dan membersihkan tulang-belulang leluhur mereka. Tulang belulang leluhur yang sudah puluhan tahun tertanam di dalam tanah dicuci dengan air jeruk. Agar tampak bersih tulang-tulang yang telah dicuci kemudian dilumuri oleh air kunyit. Setelah dikeringkan, barulah tulang-tulang leluhur mereka kembali dimasukkan ke dalam peti. Diikuti dengan sebuah prosesi adat, peti-peti itu diletakkan dihadapan keluarga untuk didoakan kembali. Setelah itu akan dibawa atau dimasukkan ke tempat makam yang baru.
Mempererat Tali Kekerabatan
Sumber: brilio.net 2020 Merdeka.com
Dikutip dari ojs.unud.ac.id, selain sebagai penghormatan kepada orang tua yang sudah meninggal, Mangokal Holi bertujuan untuk mengeratkan tali kekerabatan di antara keluarga atau marga. Hal ini tercermin ketika seluruh keluarga menari tor-tor bersama serta saling memberikan salam dan memegang pipi. Upacara Mangokal Holi pun menjadi wadah untuk membahagiakan orang tua serta tempat berkumpul semua generasi marga, sehingga memungkinkan untuk saling mengenal satu sama lain, mengenalkan silsilah keluarga besar, sarana edukasi adat Batak dan sebagainya.
Menyatukan Jasad Seseorang dengan Jasad Keluarganya
gobatak.com 2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman medanbisnisdaily, yang menjadi tujuan utama dari diselenggarakannya Tradisi Mangokal Holi ini adalah untuk menyatukan jasad seseorang dengan kerabat keluarga yang dicintainya. Hal ini akan sangat terasa bagi seseorang yang meninggal dan dikubur di tempat yang jauh dari tanah kelahiran dan jauh dari keluarga. Sehingga perlu ada penyatuan agar jasadnya berada satu tempat dengan jasad keluarganya. Apalagi bagi mereka yang suami-istri. Masyarakat Batak memiliki keyakinan bahwa jasad mereka harus disatukan dalam satu tempat yang sama.Selain memiliki nilai religius, Mangongkal Holi juga bagian dari upaya menjaga silsilah keluarga. Dengan berada satu tempat, generasi selanjutnya akan lebih mudah mengetahui siapa-siapa saja nenek moyang atau generasi di atasnya. Dengan begitu tidak ada rantai generasi yang putus.
Simbol Tingginya Martabat
Dilansir dari laman hitabatak, Tradisi Mangokal Holi juga merupakan simbol dari tingginya martabat dari sebuah keluarga di Batak. Mangokal Holi dipercaya akan mengangkat martabat sebuah marga dengan menghormati orang tua dan para leluhur. Semakin indah dan mahal sebuah makam atau tugu, maka semakin jelas dan bergengsi status marga pemilik tugu tersebut.Lewat Mangokal Holi, orang Batak Toba juga berharap mendapat limpahan berkat, yaitu berupa banyak keturunan, panjang umur, dan kekayaan. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tarian ini konon dipercaya akan merekatkan koneksi antara keluarga yang ditinggalkan dengan roh yang dipanggil oleh Tuhan.
Baca SelengkapnyaMereka masih mempertahankan tradisi ini karena banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Baca SelengkapnyaViral, begini ritual Ma’nene di Toraja yang diadakan setiap bulan Agustus.
Baca SelengkapnyaRitual Ma'nene di Tana Toraja jadi sorotan di media sosial.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaIntip serba-serbi pindah rumah yang wajib kamu tahu!
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaSebuah tradisi ungkapan kegembiraan ketika masyarakat Suku Batak Simalungun telah mewujudkan sebuah kegiatan pesta yang melibatkan banyak orang
Baca SelengkapnyaPagelaran yang merupakan rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023 ini, mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai.
Baca SelengkapnyaSuasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.
Baca SelengkapnyaKepercayaan ini sudah mulai dianut pada masa kepemimpinan Si Singamangaraja XII yang juga menganut Ugamo Malim.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu.
Baca Selengkapnya