Dinkes Sumut Larang Masyarakat Konsumsi Antibiotik Sembarangan, Ini Efeknya
Merdeka.com - Dalam rangka Hari Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia (World Antimicrobial Awareness Week) pada 18-24 November, Dinas Kesehatan Sumatra Utara (Dinkes Sumut) ingin meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap konsumsi dan bahaya resistensi antibiotik.
Masyarakat diminta untuk tidak mengonsumsi obat antibiotik secara sembarangan, apalagi tanpa resep dokter, karena bisa berdampak pada gangguan kesehatan tubuh. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Dinkes Sumut, dr Aris Yudhariansyah pada Selasa (23/11).
"Penggunaan obat-obat pembunuh kuman/antibiotik yang tidak tepat, akan menyebabkan gangguan pada tubuh manusia," ujarnya.
-
Kenapa konsumsi antibiotik yang tidak bijak berbahaya? Penggunaan antibiotik yang tidak bijak menjadi penyebab utama munculnya bakteri kebal yang sulit diatasi, sehingga memperburuk kondisi kesehatan pasien.
-
Antibiotik apa yang paling sering resisten di Indonesia? Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Azhar Jaya, SH, SKM, MARS, mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari rumah sakit sentinel di Indonesia, resistensi terhadap antibiotik terus meningkat. Khususnya pada dua jenis bakteri berbahaya, yaitu Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae.
-
Bagaimana cara mengurangi resistensi antibiotik? Terapkan kebiasaan higienis seperti mencuci tangan secara teratur dan lakukan vaksinasi untuk mengurangi risiko infeksi yang bisa membutuhkan antibiotik.
-
Kenapa bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik? Blaskovich menjelaskan bahwa proses evolusi ini terjadi karena adanya 'tekanan seleksi' — yaitu, ketika bakteri menghadapi antibiotik yang mematikan mereka, hanya bakteri yang dapat bermutasi untuk bertahan yang akan bertahan hidup dan berkembang biak.
-
Kapan resistensi antibiotik bisa terjadi? 'Pada dasarnya, resistensi antibiotik bisa terjadi dengan sangat cepat, bahkan dalam hitungan beberapa hari,' kata Mark Blaskovich, seorang ahli kimia medis dan salah satu pendiri Centre for Superbug Solutions di University of Queensland, Australia dilansir dari Live Science.
-
Kapan resistensi antibiotik meningkat di Indonesia? 'Data AMR di Indonesia secara khusus didapatkan dari data yang dilaporkan oleh rumah sakit sentinel yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, di mana hasil pengukuran Extended-spectrum Beta-Lactamase (ESBL) tahun 2022 pada 20 rumah sakit sentinel site sebesar 68%,' ungkap Azhar dilansir dari Kemenkes.
Aris mengatakan, antibiotik memang digunakan oleh medis untuk membunuh kuman penyebab penyakit, namun penggunaannya harus tepat dan sesuai dengan petunjuk dokter.
"Antibiotik/antimikroba memang obat yang digunakan tenaga kesehatan untuk membunuh kuman di luar virus, bakteri yang menyebabkan penyakit. Tapi penggunaannya harus tepat," ujar Aris.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Bisa Sebabkan Resistensi Kuman
Aris menjelaskan, jika seseorang mengonsumsi antibiotik secara sembarangan, itu bisa menyebabkan resistensi kuman yang ada di dalam tubuh. Akibatnya, kuman-kuman itu akan membentuk kekebalan tubuhnya terhadap obat obatan, sehingga antibiotik dan antimikroba tidak manjur lagi ketika benar-benar diperlukan.
Untuk mengantisipasi adanya penggunaan antibiotik yang tidak tepat, Dinkes Sumut telah mengingatkan apotek agar tidak menjual antibiotik tanpa resep.
"Dinas Kesehatan Sumut sudah dan terus mengingatkan dan mewanti-wanti pengusaha apotek agar tidak menjual obat antibiotik tanpa resep dokter," kata Aris.
Ada Sanksi bagi Penjual Antibiotik Tanpa Resep
Dinkes Sumut dan Dinkes kabupaten/kota juga terus aktif melakukan pengawasan dan membuat laporan menyangkut penggunaan antibiotik ini. Bahkan, ada sanksi bagi pihak-pihak atau apotek yang sengaja menjual antibiotik tanpa resep dokter. "Ada sanksinya. Balai Pengawasan Obat dan Makanan menjadi pengawas dalam penjualan antibiotik," tegas Aris. Selain itu, Dinkes kabupaten/kota dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) juga melakukan kerja sama dalam program gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat), yang tujuannya untuk mengedukasi masyarakat agar paham menggunakan obat-obatan. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permasalahan resistensi mikroba akibat konsumsi antibiotik diperkirakan bisa diatasi dengan pengaturan penjualan.
Baca SelengkapnyaKedua bakteri ini dapat menyerang seluruh sistem organ dalam tubuh manusia dan menyebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaDampak resistensi antimikroba akibat konsumsi antibiotik berlebihan masih belum disadari banyak orang.
Baca SelengkapnyaKonsumsi antibiotik tanpa resep dari dokter bisa berujung bahaya dan bahkan kematian.
Baca SelengkapnyaPenderita gagal ginjal tidak hanya pasien dewasa, karena berdasarkan data, bayi berusia enam hari juga terdeksi.
Baca SelengkapnyaZat tersebut sudah pasti membahayakan kehidupan organisme akuatik
Baca SelengkapnyaTemukan berbagai fakta penting saat minum antiobitik, biar nggak salah!
Baca SelengkapnyaKonsumsi antibiotik sembarangan bisa menjadi penyebab terjadinya resistensi, seberapa cepat kondisi ini bisa terjadi di tubuh kita?
Baca SelengkapnyaMakanan yang kita konsumsi memiliki dampak signifikan pada fungsi dan keseimbangan usus, organ yang memiliki peran penting dalam proses pencernaan.
Baca SelengkapnyaSkincare bertiket biru merupakan istilah untuk produk perawatan kulit yang mengandung bahan obat keras dan dibuat sebagai produk racikan.
Baca SelengkapnyaMemahami batas konsumsi yang aman dan potensi efek samping dapat membantu mengoptimalkan manfaat probiotik tanpa menimbulkan risiko kesehatan.
Baca SelengkapnyaKali Code memiliki potensi resistensi antibiotik di beberapa lokasi.
Baca Selengkapnya