Masuk Nominasi FFI, Film 'parHEREK' Kisahkan Detim Manik Si Pawang Kera dari Sumut
Merdeka.com - Kisah seorang anak muda bernama Abdulrahman Manik yang bertahun-tahun mendedikasikan hidupnya terhadap kehidupan satwa kera dan siamang di kawasan Sibaganding, Kecamatan Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara (Sumut), diangkat ke layar lebar.
Film yang berjudul 'parHEREK' ini resmi diluncurkan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah pada Jumat (15/10) lalu.
Film dokumenter panjang ini merupakan karya anak Sumut yang disutradarai oleh Onny Kresnawan dan produser dr Ria Telaumbanua M.Kes dan berhasil masuk lima besar nominasi Film Festival Indonesia (FFI) 2021.
-
Apa keunikan penduduk Desa Sikunang? Salah satu keunikan masyarakat Dataran Tinggi Dieng adalah anak berambut gimbal yang dianggap sebagai titisan Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Ronce.
-
Siapa leluhur Orang Talak Mamak? Suku ini masih berkaitan dengan Datuak Parpatiah Nan Sabatang atau seorang tokoh penting yang konon cukup berpengaruh dalam pembentukan adat istiadat di Tanah Minangkabau.Namun, ada beberapa versi terkait asal-usul suku ini. Mulai dari keturunan Patih dari anak Datuk Patih yang bernama Patih Bunga. Ia merupakan leluhur Talang Mamak yaitu Talang Parit.
-
Dimana Tari Makan Sirih berasal? Mengutip situs disbud.kepriprov.go.id, pada tahun 1957 di Pekanbaru terjadi musyawarah pembakuan tari persembahan yang menampilkan tarian serta lagu-lagu yang bernuansa adat Melayu.
-
Dimana Karupuak Sinjai dibuat? Dipelopori Perajin Keripik Dikutip dari berbagai sumber, kemunculan Karupuak Sinjai bermula dari pengrajin keripik singkong yang bermukim di sekitaran Jalan Sanjai.
-
Siapa yang menamai Desa Pacarpeluk? Lurah atau pemimpin desa ini yang pertama bernama Prawiroyudho atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Konde, cucu Mbah Wonoyudho. Ia menjabat pada zaman penjajahan Belanda sekitar 1870-an.Mbah Konde inilah yang memberi nama Desa Pacarpeluk dengan menggabungkan dua nama pedukuhan.
-
Kenapa Dusun Sikatok disebut 'Sekantok'? Warga itu mengatakan bahwa desa itu berada di tengah-tengah tanjakan.'Kalau ke sini itu dari daerah Rejosari harus lewat tanjakan, kalau dari Temanggung juga harus lewat tanjakan,' kata warga tersebut.
Wagub Musa sendiri mengaku tak menyangka film ini akan mendapatkan perhatian yang luar biasa hingga bisa masuk ke nominasi ajang bergengsi seperti FFI.
Ia berharap, film ini bisa membangkitkan perfilman Sumut, bukan hanya dokumenter tapi juga film lain yang bisa mengangkat berbagai potensi kekayaan alam Sumut, agar bisa tampil bukan hanya di Sumut tapi juga secara nasional.
"Kita harapkan, momentum film parHEREK ini bisa memacu semangat para seniman, budayawan dan penggiat perfilman yang ada di Provinsi Sumut untuk terus berkarya. Dan semoga film ini bisa menjadi titik awal bangkitnya perfilman Sumut," ujar Wagub Musa.
Melansir dari unggahan akun Instagram @pemprovsumut pada Minggu (17/10), berikut informasi selengkapnya.
Kisahkan Dedikasi Detim Manik
Instagram/@musa_rajekshah ©2021 Merdeka.com
Film ini mengangkat cerita tentang Abdulrahman Manik, atau yang kerap disapa Detim Manik, dan dedikasinya yang telah peduli dan menjaga habitat satwa kera dan siamang di kawasan Sibaganding.
Wagub Musa bercerita, awal mula Ia tertarik untuk terlibat dalam pembuatan film parHEREK ini yakni ketika Ia berkunjung ke kawasan Sibaganding beberapa tahun lalu. Di sana, Ia mendengar cerita ada seorang anak muda bernama Detim Manik yang bisa memanggil satwa kera dan siamang dengan terompet yang terbuat dari tanduk kerbau.
Dengan tanduk kerbau itu, Detim Manik memanggil kera dan siamang di kawasan tersebut untuk kemudian memberi mereka makan setiap hari.
Dari situ lah ide film dokumenter ini muncul. Film ini sekaligus bentuk apresiasi bagi Detim Manik atas dedikasinya menjaga satwa kera dan siamang di kawasan Sibaganding.
Masuk Nominasi FFI 2021
Instagram/@musa_rajekshah ©2021 Merdeka.com
Yang lebih membanggakan lagi, film parHEREK ini ternyata berhasil masuk dalam nominasi lima besar FFI 2021. Wagub Musa pun mengaku mengaku senang dan bangga dengan hasil perfilman produksi asli Provinsi Sumut ini. "Ini film tak nyangka juga saya bisa seperti ini. Dan Alhamdulillah, malah menjadi nominasi lima besar film nasional, ini suatu kebanggaan kita," ujarnya. Dalam pembuatannya sendiri, film ini memerlukan proses pembuatan yang panjang. Ria Telaumbanua, sebagai produser film tersebut mengatakan jika film ini dibuat melalui proses yang panjang selama 4 tahun. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seluruh beruk yang ada di desa wisata ini akan diajarkan secara khusus selama beberapa bulan.
Baca SelengkapnyaDesa wisata Selamanik layak dikunjungi saat berkunjung ke Kabupaten Ciamis.
Baca SelengkapnyaMasing-masing pemenang memperoleh Piagam Penghargaan dan hadiah dana. Jumlah dana Rp50 juta untuk Lifetime Achievement Award.
Baca SelengkapnyaSetelah melepaskan diri dari pengaruh Demak, pusat pemerintahan dipindahkan dari Ngurawan ke Sogaten.
Baca SelengkapnyaPacarpeluk merupakan desa dengan potensi pertanian yang menjanjikan.
Baca SelengkapnyaSebuah masyarakat yang hidup cukup terisolir di pedalaman Provinsi Riau ini sangat dekat dengan alam (hutan) dan menerapkan sistem peladangan.
Baca SelengkapnyaDesa Perkebunan Bukit Lawang masuk 75 besar ADWI 2023 dengan berbagai macam aktivitas wisata dan pesona keindahan alamnya yang memukau
Baca SelengkapnyaBatik khas Sukabumi memang unik dan berbeda dari kebanyakan batik dari daerah lain.
Baca SelengkapnyaPulau ini menawarkan daya tarik wisata unik, mulai dari habitat burung langka hingga wisata budaya
Baca SelengkapnyaJaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaRombongan polisi dan istri mengunjungi permukiman suku Talang Mamak untuk menyosialisasikan pemilu damai.
Baca SelengkapnyaKeindahan di Desa Nagari Pariangan tidak pernah gagal dan mengecewakan sekalipun. Desa ini bahkan mirip seperti perkampungan di luar negeri.
Baca Selengkapnya