Medan Banjir Hampir di Setiap Sudut Kota, Gubernur Sumut Ungkap Penyebabnya
Merdeka.com - Sejumlah wilayah di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut), saat ini dilanda banjir akibat curah hujan tinggi yang beberapa waktu terakhir mengguyur daerah tersebut. Kondisi ini membuat Wali Kota Medan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kota Medan, melalui akun Instagram pribadinya @bobbynst pada Rabu (24/11).
Terkait masalah banjir ini, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksikan potensi banjir ini sejak dua bulan lalu. Ia pun telah menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.
"Ini memang kondisi Sumatra Utara. Satu bulan yang lalu saya sudah menginstruksikan kepada seluruh bupati dan wali kota untuk mewaspadai kondisi alam, karena BMKG mengatakan ini akan terjadi," ujar pada Rabu (24/11).
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
-
Kenapa Semarang banjir? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Apa saja dampak banjir Semarang? Banjir yang menggenangi Stasiun Semarang Tawang membuat perjalanan kereta api terganggu
-
Mengapa banjir bandang terjadi? Di Indonesia sendiri, bencana alam ini sudah marak terjadi di hampir semua titik daerah.
Gubernur Edy pun mengimbau agar masyarakat tetap waspada, khususnya saat hendak bepergian di tengah cuaca ekstrem yang tengah melanda Sumut.
"Rakyat Sumatra Utara ku seluruhnya waspada dan alat-alat berat yang bisa membantu pada titik titik kritis ini sudah kita lakukan, tapi khususnya rakyat- rakyat kita dalam bepergian, dalam dislokasi rumah-rumah yang kondisinya kurang baik dalam kondisi alam, ini harus tetap waspada. Tenang, berdoa, tetapi kita tetap berusaha untuk menyelesaikan persoalan," imbaunya.
Seperti diketahui, hujan deras yang mengguyur Kota Medan pada Selasa (23/11) membuat hampir setiap sudut di kota itu tergenang banjir, termasuk kantor Gubernur Sumut di Jalan Pangeran Diponegoro. Banjir ini disebabkan salah satunya karena drainase kota yang buruk.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Drainase Buruk dan Molornya Penanganan Banjir
Instagram/@bobbynst ©2021 Merdeka.com
Gubernur Edy mengatakan, drainase di Kota Medan tidak dalam kondisi yang baik. Sehingga tidak bisa menampung banyak air di saat intensitas hujan yang turun cukup tinggi.
"Hujan tadi malam itu over, sehingga kapasitas yang direncanakan, drainase yang ada tidak mencukupi, itu tidak selamanya begitu. Namun demikian ini sinyal untuk kita evaluasi," ujarnya.
Hal ini diperparah dengan molornya penanganan banjir di Kota Medan yang tertunda. Sebenarnya, penanganan banjir ini sudah dicanangkan sejak 2020 lalu, yakni dengan normalisasi 5 sungai. Namun akibat pandemi Covid-19, seluruh perencanaan tersebut ditunda dan dialihkan untuk fokus pada penanganan pandemi Covid-19.
"Harusnya dikerjakan sejak tahun 2020, 2021, dan 2022 selesai. Tetapi di bulan Maret 2020 kita terkena wabah Covid-19 sehingga semua itu direcofusing," kata Gubernur Edy.
Pemkot Medan Kerahkan Camat untuk Data Lokasi Banjir
Instagram/@bobbynst ©2021 Merdeka.com
Pemerintah Kota (Pemkot) Medan pun langsung gerak cepat agar banjir sejak Selasa (23/11) lalu ini segera teratasi. Melansir dari unggahan Instagram @prokopim_pemkomedan pada Rabu (24/11), Sekda Kota Medan, Wiriya Alrahman minta kepada Dinas PU dan seluruh camat untuk mencatat dimana saja kawasan yang ada di wilayahnya masing-masing menjadi skala prioritas penanganan banjir.“Sesuai arahan dari Pak Wali, saya minta petugas harian lepas (PHL) yang ada di Dinas PU dan kecamatan dikerahkan seluruhnya untuk bekerja melakukan normalisasi drainase, terutama kawasan yang rentan terjadinya banjir,” tegasnya.Wiriya juga minta kepada seluruh camat untuk membuat surat resmi kepada Dinas PU tembusan Wali Kota dan Sekda tentang lokasi banjir yang terjadi. Surat tersebut harus dilengkapi dengan data seperti ketinggian air, lama waktu surutnya dan jumlah rumah yang menjadi korban banjir.“Saya minta setiap camat memberikan saran dan solusi dari setiap lokasi banjir yang ada di wilayahnya masing-masing sebagai bahan masukan bagi Dinas PU, termasuk banjir rob yang terjadi di Belawan. Dengan demikian Dinas PU tinggal mengambil solusi terbaik seperti apa guna mengatasi persoalan banjir tersebut,” ungkapnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur Sumbar Minta Bantuan Rp1,5 Triliun untuk Penanganan Dampak Banjir Bandang
Baca SelengkapnyaBanjir yang mengepung Kota Semarang, Jawa Tengah disebabkan karena cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaIqbal mengatakan banjir yang terjadi di Kabupaten Muratara ini menggenangi sejumlah lokasi.
Baca SelengkapnyaHujan deras beberapa hari terakhir mengakibatkan lima kabupaten dan kota di Sumatera Selatan terendam banjir.
Baca SelengkapnyaCurah hujan yang tinggi menyebabkan debitnya yang masuk ke badan sungai menjadi lebih besar hingga akhirnya meluap.
Baca SelengkapnyaBanjir melanda sejumlah wilayah di pesisir Sumatera Barat. Seorang warga Pariaman dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem di Semarang menyebabkan banjir, tanah longsor sampai angin kencang
Baca SelengkapnyaWali Kota Medan Bobby Nasution Lebarkan Parit Emas Jalan Sampali, Medan.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi cuaca ekstrem, terutama hujan dengan intensitas tinggi, terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat selama sepekan ke depan.
Baca SelengkapnyaMembangun kolam retensi juga menjadi upaya Bobby Nasution menyelesaikan persoalan banjir.
Baca SelengkapnyaBanjir yang terjadi sejak Kamis (14/3) dini hari masih merendam sejumlah titik di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
Baca Selengkapnya