Menolak Pengosongan Lahan, Warga Bumi Perkemahan Sibolangit Blokade Jalan
Merdeka.com - Arus lalu lintas di Jalan Jamin Ginting lumpuh akibat aksi masyarakat di Kawasan Bumi Perkemahan Sibolangit, Deli Serdang yang menolak pengosongan lahan.
Unjuk rasa ini diwarnai dengan melakukan membakar ban bekas di tengah jalan yang menghubungkan Kota Medan dengan Kabupaten Karo. Akibatnya, para pengguna jalan yang hendak melintas dari Medan menuju Kabupaten Karo dan sebaliknya tidak bisa melintas.
"Sekitar pukul 10, tepatnya di depan Bumi Perkemahan Sibolangit, terjadi unjuk rasa, dan saat ini antara pihak pemerintah dengan masyarakat sedang bernegosiasi, namun saat ini akses jalan terputus," terang Kasat Lantas Polrestabes Medan, AKBP Sonny W Siregar dilansir dari Liputan6 (9/11).
-
Bagaimana kondisi Simpang Jomin saat ini? Untuk saat ini, kedua simpang tersebut masih terpantau ramai lancar namun tak menutup kemungkinan volume kendaraan akan meningkat, meski tidak akan sama saat sebelum adanya Tol Cipali.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Mengapa warga Latimojong menolak harga pembebasan lahan? Cones mengaku pasca kejadian tersebut keluarganya mengalami trauma. Bahkan, anaknya enggan berangkat ke sekolah. 'Anak saya trauma dan tidak masuk sekolah karena peristiwa kemarin. Untuk sementara kami menenangkan diri di rumah kerabat,' ucapnya.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Apa dampak demo buruh pada lalu lintas? Banyaknya massa berimbas arus lalu lintas di Bekasi dan sekitarnya pada Kamis (30/11).
Upaya Kembalikan Fungsi Lahan
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sumut, Mahfullah Daulay menegaskan, bahwa penertiban bangunan yang berdiri di Bumi Perkemahan Sibolangit ini tidak bisa dihentikan. Mengingat upaya ini untuk mengembalikan fungsi lahan menjadi tempat pembinaan Pramuka.
Instagram.com/medantau.id ©2022 Merdeka.com
Setelah memberikan surat peringatan pertama (SP1) perihal pengosongan lahan tidak dipatuhi dengan baik. Setelah itu, Satpol PP bersama Tim Terpadu yang melibatkan TNI dan Polri memberikan surat peringatan kedua (SP2) kepada penggarap yang menetap di lahan tersebut. Masih tidak mengindahkan peringatan tersebut, terbitlah surat peringatan ketiga (SP3) untuk dilakukan pembongkaran paksa.
"Tidak ada pembongkaran yang tidak disosialisasikan dan diberitahu, SP1 sudah diberikan, masyarakat sudah mengetahui, dan dari surat tersebut juga dibolehkan membongkar secara pribadi," tambah Mahfullah.
Diduga Ada Provokator
Pada saat pemberian surat peringatan pertama (SP1), Mahfullah menduga ada pihak yang melakukan provokator kepada masyarakat di Kawasan Bumi Perkemahan Sibolangit agar menolak pengosongan lahan tersebut.
Mayoritas masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut merupakan penggarap, bukan pemilik villa. Bahkan masyarakat juga menggarap lahan itu untuk pertanian.
"Kasihan Masyarakat, dimobilisasi untuk kepentingan kelompok tertentu, yang pasti penghalangan tersebut akan mengakibatkan benturan masyarakat dengan Satpol PP," pungkas Mahfullah.
Pihak Kwarda Pramuka Sumut telah melaporkan pihak-pihak yang menduduki lahan tersebut kepada Polda Sumut dan sudah masuk ke tahap penyelidikan.
Akses Jalan Berangsur Normal
Pasca aksi unjuk rasa pengosongan lahan di Kawasan Bumi Perkemahan Sibolangit, terlihat salah satu ruas jalan sudah tidak ada penumpukan kendaraan.
Sebelumnya aksi unjuk rasa ini diwarnai dengan pembakaran ban dan blokade jalan tersebut yang menyebabkan arus lalu lintas lumpuh.
Melansir dari akun sosial media Instagram @medantau.id, terdapat potongan video bahwa arus lalu lintas di sekitar terjadinya unjuk rasa sudah mulai normal kembali.
View this post on Instagram (mdk/adj)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama ada pemblokiran tersebut, pengguna jalan lintas Sarolangun yang akan menuju ke Jambi belum bisa melintas.
Baca SelengkapnyaWarga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.
Baca SelengkapnyaSelama ini banyak kendaraan pengangkut logistik dan mobil yang berkepentingan ke lokasi penampungan imigran etnis Rohingya di Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaPengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Baca SelengkapnyaRatusan masyarakat memblokir Jalan Nasional di Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun.
Baca SelengkapnyaTol Jakarta-Cikampek KM24 di wilayah Cibitung, Kabupaten Bekasi sempat ditutup polisi untuk memberi jalan anggota Brimob menuju lokasi demo buruh.
Baca SelengkapnyaMereka menolak rencana pembangunan pemukiman di atas tanah negara eks Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) di Cimulang, Bogor.
Baca SelengkapnyaKondisi jalan begitu parah, yakni berlubang dan bergelombang besar. Akibat kerusakan ini, beberapa pengguna roda dua yang melintas sampai mengalami kecelakaan.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaBanyak pengendara terjebak kemacetan tersebut dalam waktu cukup lama.
Baca SelengkapnyaKemacetan parah terjadi di ruas Jalan Tol Cipularang, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya