Charles Hutagalung, musisi terkemuka Indonesia berdarah Batak.
Nama Charles Hutagalung pasti terdengar asing di telinga anak muda zaman sekarang. Beliau merupakan salah satu seniman musik legendaris yang dimiliki Kota Medan. Charles dulunya merupakan vokalis dari grup musik asal Medan yaitu The Mercys dan juga The Ge&Ge. Perjalanan karir musik Charles tak perlu diragukan lagi, ia sejak kecil sudah dekat sekali dengan alat musik yakni piano. Simak ulasan profil Charles Hutagalung yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Charles Hutagalung lahir di Medan, 14 Oktober 1948. Semenjak kecil, Charles sudah ngulik dan mengenal musik khususnya yang ada di kota kelahirannya tersebut. Di usianya yang masih belia, Charles sudah mengikuti kelas piano dan sudah pandai memainkannya. Tak hanya itu, kegiatan Charles sangat berbanding terbalik dengan kebiasaan anak di usianya, ia justru bermain band bersama teman-temannya.
Menginjak usia remaja tepatnya usia 14 tahun, Charles sudah bergabung dengan sebuah band dari medan dan ikut berkecimpung dengan band bernama The Victim's sekira tahun 1962-1966. Tak lama setelah itu, Charles sempat bermain Bass dan tergabung dalam sebuah grup band bernama Bhayangkara Nada.
Selama berkarir di bidang musik, Charles banyak menghabiskan waktu untuk membuat karya-karya di studio miliknya yaitu CHG Records. Hampir seluruh lagu yang ia ciptakan itu lahir di studio tersebut. Hasil karya Charles tak hanya dibawakan oleh dirinya saja, melainkan juga ada "kolaborasi" dengan penyanyi-penyanyi lain seperti Emilia Contessa, Vivi & Nita, Liza Tanzil, dan nama kondang lainnya.
Nama Charles menjadi besar saat dirinya sudah bergabung dengan grup musik aliran pesta yaitu The Mercys. Namun, sebelumnya, Charles sudah memulai karirnya di Bhayangkara Nada yang sudah cukup tenar di Kota Medan. Pada tahun 1969, Charles resmi bergabung dengan The Mercys. Pengaruh yang ia tanamkan ketika berada di band ini sangatlah besar, mulai menjadi Frontman hingga menciptakan lagu-lagu untuk The Mercys.
Pada tahun 1975, Charles memutuskan untuk mengundurkan dari The Mercys setelah menyelesaikan beberapa rangkaian album yang sudah terikat kontrak dengan label rekaman. Setahun sesudahnya, Charles mendirikan band The Ge&Ge yaitu memilih menjadi solo karir.
Charles berhasil merilis sebuah album yang cukup populer di kala itu yang diberi nama "Pop Minang" pada tahun 1978. Melansir dari museummusikindonesia.id, album "Pop Minang" ini rilis secara fisik berbentuk kaset pita dengan total 12 lagu. Dari 12 lagu tersebut, 7 lagu ditulis oleh Asbon dan dinyanyikan oleh Charles, sedangkan 4 lagu lainnya ditulis oleh Sofyaan Naan dan 1 lagu ditulis oleh Ibenzani Usman. Tema dalam album "Pop Minang" ini menggambarkan keanekaragaman budaya Indonesia. Meski Charles merupakan orang Batak, namun lagu-lagu yang ia nyanyikan justru berbahasa Minang.
The Mercys, band unit Blues Rock dari Medan yang sempat populer di era Orde Baru.
Sosoknya ini dikenal sebagai salah satu musisi tersohor di era tahun 60 hingga 70-an dan menjadi Frontman dari grup band Panjaitan Bersaudara.
Lagunya yang menggambarkan keindahan alam dan budaya Trenggalek diganjar penghargaan bergengsi
Museum itu masih dikelola keluarga. Siapapun yang ingin masuk harus minta izin dulu
Lagu yang diiringi dengan petikan gitar akustik ini membawa nuansa romantik, melankolis, dan naturalistik yang berakar dari karya sastra atau Rejung.
Keseruan band Godbless dan musisi ternama Ipang Lazuardi dalam acara HUT Kota Medan ke-433.
Awalnya ia kerap menciptakan lagu-lagu beragama protestan.
Sebelum menjadi seorang maestro pencipta banyak masterpiece, Ahmad Dhani dulunya adalah seorang pemuda asal Surabaya yang tampan.
Muhamad Arief pencipta lagu Genjer-Genjer pernah dimarahi ayahnya karena menciptakan lagu hingga dini hari.
Tentu saja, siapa yang tidak mengenal Charlie Puth?
Abdullah Totong Mahmud, atau yang dikenal A.T Mahmud karya-karyanya terus abadi. Salah satu lagu yang populer ialah 'Pelangi'.
Atiek CB latihan bernyanyi di studio muusik. Momen itu menjadi sorotan lantaran kehadiran Once Mekel sebagai drummer