Sejarah 15 Desember: Peringatan Hari Juang Kartika, Kenang Pertempuran Ambarawa
Merdeka.com - Setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat. Sebelumnya hari peringatan tersebut dinamakan Hari Infanteri. Hari Juang Kartika merupakan hari untuk mengenang Pertempuran Ambarawa.
Hari Juang Kartika pada dasarnya dilatari oleh peristiwa bersejarah yang terjadi puluhan tahun silam di kota Ambarawa yang kemudian banyak dikenal dengan sebutan Palagan Ambarawa.
Pasca reformasi organisasi TNI Angkatan Darat mengalami perombakan struktur organisasi dan peran di masyarakat yang ditandai oleh hari jadinya yakni 15 Desember bertepatan dengan Pertempuran Ambarawa.
-
Kapan pertempuran Ambarawa dimulai? Pertempuran Ambarawa dipicu oleh kedatangan pasukan Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945.
-
Dimana pertempuran Ambarawa terjadi? Pertempuran Ambarawa menjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan Belanda dan Inggris arau sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah.
-
Kapan pertempuran Palagan Ambarawa terjadi? Salah satu cuplikan video diambil pada 30 November 1945, setelah pecah pertempuran awal antara Pasukan Inggris sekutu dengan TKR di Ambarawa.
-
Kapan Perang Sampit terjadi? Ritual Mangkuk Merah juga terjadi pada peristiwa Perang Sampit pada tahun 2000-an.
-
Di mana pertempuran Palagan Ambarawa terjadi? Pertempuran ini merembet ke berbagai tempat, salah satunya di Ambarawa. Di sana, pertempuran terjadi begitu sengit yang hingga sekarang dikenal dengan nama pertempuran Palagan Ambarawa.
-
Siapa yang terlibat dalam pertempuran Palagan Ambarawa? Sejak itulah pecah pertempuran antara TKR dengan tentara Inggris.
Berikut merdeka.com merangkum sejarah peristiwa 15 Desember untuk mengenang Pertempuran Ambarawa:
Penyebab Pertempuran Ambarawa
Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa tersebut dikenal juga sebagai pertempuran Ambarawa yang berlangsung sejak 12 hingga 15 Desember 1945.
Pertempuran Ambarawa dilatarbelakangi oleh NICA yang membonceng tentara Sekutu untuk kembali memasuki wilayah Indonesia. Para pasukan dengan berani mengibarkan benderanya di Kota Ambarawa pada tanggal 11 Desember 1945.
Tentara Sekutu seharusnya hanya bertindak melucuti tentara Jepang di Indonesia yang telah mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik. Namun kenyataannya membantu Belanda untuk kembali menduduki wilayah Indonesia seperti yang dikutip dari Buku Peperangan dan Serangan yang diterbitkan oleh Kemendikbud.
Tentara Sekutu merasa berhak atas Indonesia berdasar perjanjian yang dilakukan Inggris dengan Belanda yang disebut Civil Affairs Agreement pada 24 Agustus 1945 yang mengatur pemindahan kekuasaan di Indonesia dari British Military Administration kepada NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
Pelanggaran pihak Sekutu terhadap persetujuan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak yaitu malah mempersenjatai para tawanan Belanda dan menimbulkan insiden bersenjata di Magelang. Juga terjadi pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa.
TKR (Tentara Keamanan Rakyat) sebagai alat pertahanan negara saat itu tidak tinggal diam dan bertempur melawan Belanda, di hampir seluruh wilayah Indonesia. Salah satu pertempuran besar saat itu terjadi di Ambarawa yang berlangsung terus-menerus selama empat hari dan berakhir di tanggal 15 Desember 1945.
Demi menghormati anggota TKR yang gugur dalam Palagan Ambarawa, maka setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika yang saat ini merupakan hari jadi TNI-AD.
Strategi Supit Urang
Pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar. Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan mulai dilancarkan.
Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul oleh penembak-penembak karaben. Pertempuran berkobar di Ambarawa.
Dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil mengepung pasukan musuh yang ada di dalam kota. Pertahanan musuh yang terkuat diperkirakan di Benteng Willem yang terletak di tengah-tengah kota Ambarawa.
Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit. Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung.
Kemenangan palagan Ambarawa ini memberi efek besar bagi TKR. Karena dunia menyaksikan pagelaran militer yang dipimpin Kolonel Sudirman tersebut terbukti memiliki strategi yang cakap dan mampu mengalahkan kekuatan militer sekutu dan Belanda.
Karena keberhasilan dalam perang Ambarawa ini, pada 18 Desember 1945, Kolonel Sudirman diangkat oleh Presiden Sukarno sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal di gedung negara Ibu kota Yogyakarta.
Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang. Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
(mdk/amd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaTanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Baca SelengkapnyaMemperingati Hari Pahlawan adalah salah satu cara menghargai jasa para Pahlawan. Namun apa itu Hari Pahlawan?
Baca SelengkapnyaSaid mengingat lagi pada 10 November 1945 lalu yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya menjadi puncak perlawanan rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaNovember tidak hanya dikenal sebagai bulan yang erat dengan peringatan Hari Pahlawan, tetapi juga sebagai momen untuk merenung dan mengenang jasa-jasa pahlawan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaArifin merupakan salah satu tokoh kunci atas menyerahnya Jepang di Kota Solo.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Baca SelengkapnyaHari Veteran Nasional juga dimaksudkan untuk menghargai dan menghormati orang-orang yang pernah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaMuseum ini dibangun untuk mengenang seluruh jasa para pejuang Palembang yang diinisasi dari berdirinya monumen perang lima hari melawan tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaPerjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca Selengkapnya