Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wafatnya Pakubuwana XII 11 Juni 2004, Raja Kasunanan Surakarta Paling Lama

Wafatnya Pakubuwana XII 11 Juni 2004, Raja Kasunanan Surakarta Paling Lama Pakubuwono xii. ©blogspot.com

Merdeka.com - Pakubuwana XII adalah raja Kasunanan Surakarta yang menjabat paling lama, yakni 1945 hingga 2004. Putra Pakubuwana XI ini lahir dengan nama asli Raden Mas Suryo Guritno. Setelah pengangkatannya sebagai raja, ia mendapat panggilan kehormatan ‘Sinuwun Amardika’, karena diangkat jelang kemerdekaan Indonesia.

Tepat hari ini, 11 Juni pada tahun 2004 lalu, Pakubuwana XII tutup usia. Pakubuwana menjabat sebagai raja jelang kemerdekaan Indonesia, yakni 11 Juni 1945. Di awal pemerintahannya, ia sering didampingi ibunya, Raden Ayu Kuspariyah atau GKR Pakubuwana.

Kemudian pada era setelah kemerdekaan, Pakubuwana XII memperoleh pangkat militer letnan dari presiden Soekarno. Hal ini yang kemudian membuatnya sering dipercaya mendampingi presiden meninjau ke beberapa medan pertempuran. Berikut riwayat singkat Pakubuwana XII yang dilansir dari Liputan6.com dan sumber lainnya:

Orang lain juga bertanya?

Riwayat Pendidikan Pakubuwana XII

Pakubuwana XII lahir dengan nama asli Raden Mas Suryo Guritno. Ia adalah putra Pakubuwana XI yang lahir dari permaisuri Koespariyah pada tanggal 14 April 1925.

Pada masa kecilnya, Suryo Guritno pernah bersekolah di ELS (Europeesche Lagere School) Pasar Legi, Surakarta. Saat masih kecil, ia sering dipanggil Bobby oleh teman-temannya. Suryo Guritno termasuk siswa yang mudah bergaul dan hubungan dengan teman-temannya berlangsung akrab.

Waktu masih kecil, ia gemar mempelajari tari-tarian klasik. Adapun tarian yang paling digemari adalah Handaga dan Tari Garuda. Suryo Guritno kecil juga gemar mengaji pada Bapak Pradjawijta dan Bapak Tjandrawijata dari Mambaul Ulum.

Selain itu, ia juga memiliki hobi panahan. Mulai tahun 1983, Suryo Guritno terpaksa berhenti sekolah sekitar lima bulan karena harus mengikuti ayahnya yang memperoleh mandat mewakili kakeknya, Pakubuwana X, pergi ke Belanda bersama raja-raja Hindia Belanda menghadiri undangan perayaan peringatan 40 tahun kenaikan takhta Ratu Wilhelmina.

Kemudian Suryo Guritno melanjutkan pendidikan ke Hoogere Burgerschool te Bandoeng (HBS) bersama beberapa temannya. Dua tahun setelah itu, terjadi pecah Perang Pasifik, dan waktu itu bala tentara Jepang menang melawan sekutu dan Hindia Belanda pun jatuh ke tangan Jepang. Pada tanggal 1 Juni 1945, Suryo Guritno berduka. Ayahanya, Pakubuwana X1, meninggal dunia.

Penobatan Pakubuwana XII

pakubuwono xii

©blogspot.com

Pada tanggal 11 Juni 1945, Keraton Surakarta atau dikenal dengan Istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat, melakukan pengangkatan Raden Mas Suryo Guritno sebagai Raja Kasunanan Surakarta yang kemudian dikenal sebagai Pakubuwono XII. Ia pun mendapat panggilan kehormatan 'Sinuwun Amardika', karena diangkat menjelang kemerdekaan Indonesia.

Pengangkatan Suryo Guritno sebagai Pakubuwono XII terjadi setelah wafatnya Pakubuwono XI. Seharusnya Mangkubumi, putra sulung Pakubuwono XI yang mendapat kesempatan pengangkatan menjadi raja, namun peluang itu tertutup setelah ibundanya, GKR Kencana (istri pertama Pakubuwana XI) telah mendahului wafat pada tahun 1910 sehingga tidak berkesempatan diangkat sebagai permaisuri tatkala suaminya mewarisi tahta kerajaan.

Suryo Guritno yang lahir 14 April 1925 dipilih sebagai Pakubuwono XII karena dianggap masih muda dan mampu mengikuti perkembangan serta tahan terhadap situasi. Di sisi lain, rencana penobatan Surya Guritna sempat mendapat tentangan keras dari Kooti Jimu Kyoku Tyokan, Pemerintah Gubernur Jepang saat itu. Jepang menyatakan tidak berani menjamin keselamatan calon raja.

Pada era setelah kemerdekaan, Pakubuwono XII memperoleh pangkat militer letnan dari presiden Soekarno. Karena jabatan itulah, beliau sering dipercaya mendampingi presiden meninjau ke beberapa medan pertempuran. Seperti saat Agresi militer, 19 Desember 1948.

Wafatnya Pakubuwana XII

Pakubuwana XII dikenal sebagai raja dengan pemerintahan terlama, yaitu 1945-2004. Melihat masa pemerintahannya, jelas sekali bahwa Pakubuwana XII merasakan semua rezim pemerintahan Indonesia yang berkuasa. Mulai dari masa awal kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, hingga ere reformasi.

Semasa hidupnya, Pakubuwana memiliki enam istri, namun tidak ada satupun yang dijadikannya sebagai permaisuri. Sehingga status enam istri setara antara satu sama lain. Dari ke enam istrinya, ia dikaruniai 35 orang anak, 20 perempuan dan 15 laki-laki.

Pada tanggal 11 Juni 2004, Pakubuwana wafat. Sama seperti pengangkatannya yang sempat menimbulkan konflik, sepeninggalannya sempat terjadi perebutan tahta. Perebutan antara Pangeran Hangabehi dengan Pangeran Tejowilan. Sepanjang masa pemerintahannya, Pakubuwana dianggap sebagai figur pelindung kebudayaan Jawa, dalam hal ini Surakarta. (mdk/jen)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak

Sultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosrodiningrat, Anak Bangsawan Solo yang Terkenal Cerdas dan Visioner
Mengenal Sosrodiningrat, Anak Bangsawan Solo yang Terkenal Cerdas dan Visioner

Ia adalah tokoh lokal dan nasional yang terkenal kharismatik

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Mayor Jenderal Djatikusumo, KSAD Pertama Republik Indonesia
Kisah Hidup Mayor Jenderal Djatikusumo, KSAD Pertama Republik Indonesia

Merupakan seorang keturunan ningrat, ia rela ikut berjuang bersama rakyat demi kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya
Bukan Orang Sembarangan, Ini Sosok Raden Adipati Ario Niti Adiningrat yang Pernah Jadi Bupati Surabaya Selama 22 Tahun
Bukan Orang Sembarangan, Ini Sosok Raden Adipati Ario Niti Adiningrat yang Pernah Jadi Bupati Surabaya Selama 22 Tahun

Ia adalah buah hati anak Raden Toemenggoeng Ario Soerjodiningrat, Bupati Probolinggo.

Baca Selengkapnya
Selain Putra Wapres Try Sutrisno, Ternyata Mayjen Kunto Arief Memiliki Garis Keturunan Bangsawan
Selain Putra Wapres Try Sutrisno, Ternyata Mayjen Kunto Arief Memiliki Garis Keturunan Bangsawan

Mayjen Kunto Arief Wibowo ternyata memiliki garis keturunan dari keluarga bangsawan di Sumedang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
24 Juni 1914: Kelahiran Sanusi Hardjadinata, Orang Asli Garut yang Menjabat Gubernur Jawa Barat ke-5
24 Juni 1914: Kelahiran Sanusi Hardjadinata, Orang Asli Garut yang Menjabat Gubernur Jawa Barat ke-5

Raden Hadji Mohamad Sanusi Hardjadinata adalah seorang politisi Indonesia yang memiliki peran besar bagi sejarah kebangsaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Potret Presiden Soeharto Pimpin Sidang Terakhir Kabinet Pembangunan II, Dikawal Ayah Jenderal TNI
Potret Presiden Soeharto Pimpin Sidang Terakhir Kabinet Pembangunan II, Dikawal Ayah Jenderal TNI

Potret Presiden Soeharto saat memimpin sidang terakhir Kabinet Pembangunan II viral menarik perhatian siapapun yang melihatnya.

Baca Selengkapnya
Berkarier Moncer, Para Jenderal TNI-Polri ini Ternyata Punya 'Darah Biru' Keturunan Raja & Panglima Perang
Berkarier Moncer, Para Jenderal TNI-Polri ini Ternyata Punya 'Darah Biru' Keturunan Raja & Panglima Perang

Berikut deretan Jenderal TNI-Polri berstatus keturunan bangsawan. Siapa saja sosoknya?

Baca Selengkapnya
Sosok KGPH Purbaya, Putra Mahkota Keraton Surakarta yang Diduga Lakukan Tabrak Lari
Sosok KGPH Purbaya, Putra Mahkota Keraton Surakarta yang Diduga Lakukan Tabrak Lari

Pengangkatannya sebagai putra mahkota sempat mengundang polemik.

Baca Selengkapnya
Menengok Makam Sultan Syarif Kasim II dan Sepak Terjangnya Semasa Hidup
Menengok Makam Sultan Syarif Kasim II dan Sepak Terjangnya Semasa Hidup

SSK II diangkat jadi penasihat Soekarno usai kemerdekaan di tahun 1946 hingga 1950-an.

Baca Selengkapnya
Momen Soeharto Noblos Pemilu Terakhir dalam Hidupnya, Juniornya di TNI Terpilih jadi Presiden RI
Momen Soeharto Noblos Pemilu Terakhir dalam Hidupnya, Juniornya di TNI Terpilih jadi Presiden RI

Potret lawas Presiden ke-2 RI Soeharto berikan hak pilihnya di Pemilihan Umum (Pemilu) 2004.

Baca Selengkapnya