Begini Asal Usul Tanda SOS
Tanda atau sinyal SOS pada dasarnya tidak memiliki arti tertentu. Itu hanya rangkaian sandi morse.
Tanda atau sinyal SOS pada dasarnya tidak memiliki arti tertentu. Itu hanya rangkaian sandi morse.
Begini Asal Usul Tanda SOS
Pada awal abad ke-20, ketika sinyal bahaya "SOS" pertama kali dikembangkan, sinyal ini dipilih bukan karena memiliki arti tertentu, melainkan karena rangkaian kode morsenya yang mudah dikenali, tiga titik / tiga garis / tiga titik.
Kombinasi tersebut dipilih karena mudah dikirim dan diterima dalam kode morse yang sangat penting ketika dalam situasi panik di atas kapal yang tenggelam. Tidak ada waktu untuk mengirimkan kode rumit yang mudah disalahartikan oleh penerima.
-
Bagaimana cara kode morse diterjemahkan? Kode morse sendiri adalah sistem yang menggunakan kombinasi titik dan garis untuk merepresentasikan abjad, angka, dan tanda baca.
-
Kenapa Nokia pakai kode morse? Alasan Nokia memilih kode morse untuk dijadikan dasar ringtone mungkin terletak pada kesederhanaan dan keunikan.
-
Kenapa 'Signal' dibuat? Signal (2016) adalah drama apik tentang dua penyidik yang berusaha memecahkan kasus penculikan dengan bantuan seorang detektif yang hidup 15 tahun lalu.
-
Apa Teka-Teki Sindiran itu? Teka-teki sindiran merupakan suatu bentuk teka-teki yang dirancang dengan tujuan menyampaikan sindiran atau kritik tersembunyi melalui kata-kata atau kalimat yang memiliki makna ganda.
-
Kapan surel pertama ditemukan? Surel, atau lebih dikenal dengan istilah email, pertama kali ditemukan oleh seorang insinyur bernama Ray Tomlinson pada tahun 1971.
-
Siapa saja yang terlibat dalam "Signal"? Drama ini bercerita tentang Park Hae Young (Lee Je Hoon), seorang profiler kriminal yang secara ajaib bisa berkomunikasi dengan detektif Lee Jae Han (Cho Jin Woong) dari masa lalu melalui sebuah walkie-talkie tua. Mereka bekerja sama untuk memecahkan kasus-kasus yang belum terpecahkan, termasuk beberapa yang melibatkan pembunuhan berantai.
Setelah sinyal ini digunakan secara luas, "SOS" diasosiasikan dengan frasa "Selamatkan Jiwa Kami" atau "Selamatkan Kapal Kami".
Ini adalah contoh dari backronym, yaitu ketika sebuah kata atau frasa yang sudah ada kemudian diartikan sebagai akronim.
Dilansir dari IFLScience, Jumat (17/5), sebelum sinyal bahaya universal ini diperkenalkan, berbagai negara dan organisasi telekomunikasi menggunakan sinyal berbeda yang sering kali membingungkan dan tidak efisien di dunia yang semakin terhubung.
Misalnya, di 1904, Perusahaan Telekomunikasi Marconi mencoba memperkenalkan kode bahaya "CQD" yang berarti "Mencarimu. Bahaya!" atau "Semua stasiun. Kesulitan!".
Amerika Serikat menggunakan "NC" yang berarti "meminta bantuan tanpa penundaan", sementara kapal-kapal Eropa menggunakan berbagai kode yang berbeda.
Untuk mengatasi kebingungan ini, Konvensi Radiotelegraf Internasional di 1906 mengusulkan agar kapal yang dalam keadaan darurat menggunakan sinyal tiga titik / tiga garis / tiga titik yang diulang dalam interval singkat.
Proposal ini disetujui dan mulai berlaku di 1908, meskipun butuh beberapa waktu bagi para pelaut dunia untuk benar-benar menyadarinya.
Namun, Haubner juga tetap mengirimkan "CQD" yang lama sebagai tindakan pencegahan jika sinyal yang baru tidak dikenali.
Ketika RMS Titanic menabrak gunung es di 15 April 1912, operator nirkabel senior Jack Phillips awalnya mengirimkan panggilan darurat "CQD". Rekannya, Harold Bride, dengan bercanda menyarankan agar mereka mencoba panggilan "SOS" yang baru juga.
"Ini panggilan baru dan mungkin ini kesempatan terakhir untuk mengirimkannya," kata Bride kepada Phillips, menurut laporan New York Times di 1912. Meskipun seruan minta tolong diterima oleh kapal-kapal di sekitarnya, bantuan datang terlambat.
"SOS" tetap dikenal luas sebagai sinyal bahaya standar hingga abad ke-21, meskipun kode morse sudah lama tidak digunakan lagi sebagai alat komunikasi laut.
Namun, jika terdampar di pulau terpencil dengan sedikit kelapa dan daun palem, menulis pesan SOS raksasa di pantai bisa menjadi cara efektif untuk meminta bantuan.
Seperti yang terjadi di 2020, ketika tiga pelaut yang terdampar di pulau terpencil di Pasifik berhasil menarik perhatian penyelamat dengan menulis pesan SOS di sepanjang pantai berpasir.