Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos TopJek: Bangun TopJek, investasi kami cuma puluhan miliar rupiah

Bos TopJek: Bangun TopJek, investasi kami cuma puluhan miliar rupiah Co-founder TopJek Cempaka Adinda Devi. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Bisnis aplikasi transportasi yang sedang ramai di Ibukota, seperti jamur di musim penghujan, termasuk ojek online. Setelah muncul Go-Jek, GrabBike, dan Blu-Jek, kini hadir lagi bisnis ojek online serupa, yakni TopJek. TopJek ini didanai oleh dua orang Indonesia, salah satunya Cempaka Adinda Devi yang menjabat sebagai co-founder sekaligus Direktur TopJek.

Bisa dikatakan, bisnis aplikasi transportasi ini juga termasuk dalam bisnis yang 'padat modal', tak hanya membuat aplikasi semata, namun membangun infrastruktur pendukungnya. Tak berlebihan, jika bisnis ini bisa menelan dana ratusan miliar rupiah.

Lalu, berapa investasi membangun TopJek? Yang jelas, menurut Cempaka, investasi yang digelontorkan oleh pihaknya, tak sebesar perusahaan besutan Nadiem Makarim, Go-Jek. Dia menuturkan, jika perusahaan pelopor ojek online tersebut, modal awalnya hingga ratusan miliar rupiah.

"Soal itu saya gak bisa buka. Yang jelas saya ada share investasi di sini (TopJek – red). Dan tentunya, modal awal kami gak sebesar Go-Jek lah. Go-Jek saya dengar itu hingga ratusan miliar rupiah. Kita gak sampai segitu, hanya puluhan miliar rupiah saja," ujar Cempaka yang ditemui di kantornya di wilayah Pasar Minggu, Jakarta, Kemarin, Kamis (8/10).

Kendati begitu, dengan tangan terbuka, pihaknya siap menerima jika ada investor yang ingin bergabung bersama perusahaannya. Perempuan lulusan London School of Public Relation (LSPR) ini pun optimis jika perusahaan yang baru dibentuknya akan terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Namun sayang, ia tidak mau menyebutkan target angka pertumbuhan bisnisnya tersebut.

Bahkan tidak menutup kemungkinan, ketika perusahaannya terus mengalami pertumbuhan, bisa jadi akan dilego ke beberapa investor. Hal inilah yang biasanya dilakukan oleh para startup – perusahaan rintisan teknologi - ketika valuasi bisnisnya telah mencapai angka tertentu.

"Bisa jadi. Bisa jadi seperti itu. Tapi itu bukan tujuan kami. Tujuannya adalah mengembangkan bisnis ini secara pelan-pelan sehingga bisa terus tumbuh," katanya.

Sebagaimana diketahui, soal pembagian hasil antara TopJek dengan pengemudi ojek, tak berbeda dengan Go-Jek, yakni 80 persen untuk pengemudi ojek dan 20 persen bagi TopJek. Namun, di awal setelah launching selama sebulan, pihaknya akan memberikan pembagian hasil seperti GrabBike, 90 persen bagi pengemudi dan 10 persen untuk TopJek.

"Tapi, itu berlaku hanya sebulan saja setelah kami launching. Setelah itu, sistem bagi hasilnya kembali lagi ke konsep awal, yakni 80 persen pengemudi dan 20 persen untuk kami," imbuhnya.

(mdk/tsr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap, Harta Kekayaan Tom Lembong Rp101 Miliar, Tapi Tak Punya Rumah dan Kendaraan
Terungkap, Harta Kekayaan Tom Lembong Rp101 Miliar, Tapi Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Perjalanan Tom bersama Jokowi sudah dimulai sejak tahun 2013, ketika menjadi penasihat ekonomi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Investasi Starlink di Indonesia Hanya Rp30 Miliar, Tenaga Kerja Dibutuhkan 3 Orang
Investasi Starlink di Indonesia Hanya Rp30 Miliar, Tenaga Kerja Dibutuhkan 3 Orang

Bahlil dan Kementerian Investasi/BKPM tidak menangani langsung operasional sekaligus melakukan pembahasan teknis terkait Starlink.

Baca Selengkapnya
Bukan Untungkan Pedagang Tanah Abang dan UMKM, Akuisisi TikTok Hanya Bikin Elit Banjir Cuan
Bukan Untungkan Pedagang Tanah Abang dan UMKM, Akuisisi TikTok Hanya Bikin Elit Banjir Cuan

Transaksi akuisisi Tiktok terhadap Tokopedia bukan semata-mata demi pelaku usaha kecil-menengah dan produk dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Kritik Pembangunan Tol, TKN Prabowo: Justru Berikan Simpul Baru Pembangunan Ekonomi
Cak Imin Kritik Pembangunan Tol, TKN Prabowo: Justru Berikan Simpul Baru Pembangunan Ekonomi

Penikmat simpul ekonomi baru itu adalah para pengusaha kecil dan menengah.

Baca Selengkapnya
Profil Nadiem Makarim yang Disentil oleh Wapres Gibran Soal Surat, Intip Faktanya!
Profil Nadiem Makarim yang Disentil oleh Wapres Gibran Soal Surat, Intip Faktanya!

Profil lengkap Nadiem Makarim, dari pendiri Gojek hingga menjadi Menteri Pendidikan yang disentil Wapres Gibran soal kebijakannya.

Baca Selengkapnya
Akhirnya Utang dari China Cair Rp7 Triliun, Untuk Bayar Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Akhirnya Utang dari China Cair Rp7 Triliun, Untuk Bayar Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Pinjaman senilai Rp7 triliun dari CDB telah dicairkan ke PT KAI.

Baca Selengkapnya
Startup Climate Tech ini Dapat Suntikan Duit Rp 43 Miliar
Startup Climate Tech ini Dapat Suntikan Duit Rp 43 Miliar

Duit investasi dari investor itu, akan dilakukan untuk beragam pengembangan teknologi.

Baca Selengkapnya
Momen Menteri Bahlil Enggan Sebut Nama Tom Lembong: Nanti Besar Kepala!
Momen Menteri Bahlil Enggan Sebut Nama Tom Lembong: Nanti Besar Kepala!

Bahlil dengan semangat menyebutkan nama Franky, namun saat membahas Kepala BKPM selanjutnya, dia enggan menyebut nama Tom Lembong.

Baca Selengkapnya
LHKPN Tom Lembong Tuai Sorotan, Harta Rp101 M Nihil Tanah & Kendaraan
LHKPN Tom Lembong Tuai Sorotan, Harta Rp101 M Nihil Tanah & Kendaraan

Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi pengadaan impor gula.

Baca Selengkapnya
Sumber Kekayaan Jusuf Hamka, Diusulkan untuk Dampingi Kaesang di Pilkada Jakarta
Sumber Kekayaan Jusuf Hamka, Diusulkan untuk Dampingi Kaesang di Pilkada Jakarta

Jusuf Hamka lahir di Sawah Besar pada 5 Desember 1957. Dia memutuskan menjadi mualaf pada usia 23 tahun.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Kritik Pembangunan Jalan Tol: Enak Buat yang Punya Mobil, Tukang Becak Tak Bisa Menikmati
Cak Imin Kritik Pembangunan Jalan Tol: Enak Buat yang Punya Mobil, Tukang Becak Tak Bisa Menikmati

Cak Imin menilai pemerintah harus mampu memastikan akses transportasi yang memadai dan terjangkau bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Beda dengan Jokowi, Anies Pilih Bangun Jalur Kereta: Lebih Murah Dibanding Bikin Tol
VIDEO: Beda dengan Jokowi, Anies Pilih Bangun Jalur Kereta: Lebih Murah Dibanding Bikin Tol

Menurut hasil penghitungan Anies, biaya pembangunan jalur kereta api lebih murah dibanding membangun jalan tol

Baca Selengkapnya