Bukan Firaun, Sosok Mumi Mesir Kuno ini Bikin Arkeolog Tak Berani Menyentuh
Mumi misterius Bashiri ditemukan oleh Howard Carter pada 1919. Dibungkus dengan teknik langka, identitasnya masih misterius dan tak bisa dibuka.

Mumi bernama “Bashiri” telah membingungkan para ahli Mesir kuno selama lebih dari satu abad. Meski ditemukan pada tahun 1919 oleh arkeolog legendaris Howard Carter, identitas sosok ini masih menjadi misteri besar dalam dunia arkeologi.
Mengutip EuroNews, Selasa (25/3), dikenal juga sebagai “The Untouchable”, mumi ini ditemukan di kawasan Lembah Para Raja, Luxor—tiga tahun sebelum Carter menemukan makam terkenal Tutankhamun.
Yang membuat mumi ini unik bukan hanya usianya, tetapi juga metode pembungkusannya yang belum pernah ditemukan pada mumi lainnya. Mengapa demikian?
Untuk itu, kain-kain yang membungkus tubuh Bashiri dililitkan dengan pola yang sangat presisi hingga menyerupai struktur piramida Mesir. Pola geometris pada wajahnya memberi kesan megah, seolah ia adalah tokoh yang sangat dihormati semasa hidupnya.
Sayangnya, membuka lapisan kain ini untuk mengungkap siapa sosok di baliknya justru bisa merusak teknik mumifikasi yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Oleh karena itu, para ilmuwan memilih untuk menggunakan metode non-invasif seperti CT scan dan sinar-X untuk menyelidikinya.
Siapa Bashiri Sebenarnya?
Hasil pemindaian mengungkap bahwa mumi ini adalah seorang pria dengan tinggi sekitar 167 cm, diduga hidup pada masa periode Ptolemaik, antara abad ke-2 hingga awal abad ke-3 SM. Masa ini dianggap sebagai puncak seni mumifikasi di Mesir kuno.
Beberapa detail yang terlihat pada bagian luar mumi menunjukkan status sosial yang sangat tinggi. Misalnya, ada hiasan manik-manik berbentuk kepala elang di dada—simbol kekayaan dan kekuasaan. Selain itu, gambaran dewa Anubis, Isis, dan Nephthys di lapisan luarnya mengindikasikan bahwa orang ini sangat dihormati.
Namun, hingga kini belum ada kepastian mengenai siapa nama asli mumi ini. Di dalam makamnya hanya ditemukan tulisan tangan yang terburu-buru, menyebut nama “Bashiri” atau “Neno”. Sayangnya, tak ada catatan lain yang bisa memastikan identitas aslinya.
Bashiri tidak hanya penting karena misterinya, tetapi juga karena teknik pembungkusannya yang langka. Ini adalah satu-satunya contoh mumifikasi seperti ini yang ditemukan sejauh ini. Jika kainnya dirusak, dunia akan kehilangan artefak penting untuk mempelajari praktik pemakaman di masa Ptolemaik.
Peneliti percaya, dengan teknologi yang semakin maju, suatu hari nanti akan ditemukan cara untuk mengungkap lebih banyak tentang mumi ini tanpa merusak keutuhannya. Hingga saat itu tiba, Bashiri akan tetap menjadi sosok misterius yang menyimpan rahasia zaman kuno.