Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Garis-Garis Harimau' yang Aneh di Satelit Saturnus

'Garis-Garis Harimau' yang Aneh di Satelit Saturnus Bulan Enceladus. ©2019 gizmodo.com

Merdeka.com - Sejak 2005, para ilmuwan telah memikirkan serangkaian celah panjang yang terlihat di wilayah selatan satelit Saturnus Enceladus. Penelitian menjelaskan bagaimana garis-garis harimau terbentuk dan mengapa Enceladus adalah satu-satunya tempat di tata surya yang mengalami peristiwa ini.

Pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA melihat garis-garis itu pada tahun 2005, tampak gumpalan air yang naik dari fraktur permukaan, yang dijuluki "garis-garis harimau" karena penampilannya yang teratur. Hal tersebut dapat dilihat sebagai bukti bahwa ada samudra di bawah lapisan es Enceladus, hal itu menjadikan satelit Saturnus sebagai objek penyelidikan yang penting, tidak hanya dari perspektif geologis tetapi juga dari perspektif astrobiologis.

Penelitian baru yang diterbitkan Nature Astronomy menjelaskan mengapa garis-garis ini hanya terletak di kutub selatan, dan mengapa celah itu berjalan dalam garis paralel pada interval sekitar 35 kilometer (22 mil). Tulisan ini juga menjelaskan mengapa peristiwa serupa belum diamati pada objek es lainnya di tata surya, seperti satelit Jupiter di Europa.

"Memahami garis-garis harimau itu penting karena ini adalah jalur laut ke permukaan, paling aktif dan dramatis yang dikenal sebagai samudra es di tata surya kita,”jelas ilmuwan planet Douglas Hemingway, sekaligus penulis pertama studi ini dan seorang postdoc di Carnegie Institution for Science di Washington, menambahkan, "Rekan-rekan saya sebelumnya berpikir tentang cara membuat fraktur pertama, tetapi kami masih ingin memahami mengapa ada beberapa fraktur dan mengapa mereka secara paralel sejajar."

Celah itu muncul sebagai empat garis paralel berukuran sekitar 130 kilometer dan 80 mil panjangnya. Mereka berada dalam kondisi letusan terus-menerus, memuntahkan air cair dari samudera dibawah permukaannya. Menggunakan model komputer, dan dengan menerapkan konsep dari teori elastis linier, para peneliti dapat mensimulasikan bagaimana cangkang es merespons peningkatan tekanan secara bertahap di permukaan. Di dalam tim peneliti juga ada Maxwell Rudolph dari University of California Davis dan Michael Manga dari Carnegie Institution for Science.

Faktor yang sangat penting dalam proses ini berkaitan dengan orbit Enceladus yang sangat eksentrik, sehingga membawa Enceladus jauh dari Saturnus dan kemudian kembali lagi. Tegangan pasang surut yang dihasilkan oleh loop tak berujung ini menghasilkan panas sehingga mengubah bentuk satelit, itulah sebabnya Enceladus mampu mempertahankan air cair di bawah kerak esnya. Deformasi ini dirasakan paling kuat di kutub, di mana esnya paling tipis.

Berdasarkan sejarah mengenai satelit bumi, ketika satelit melalui periode pendinginan, air akan membeku di bawah permukaan. Dan karena air mengembang ketika membeku, ini memberikan tekanan luar biasa pada kerak bumi, menyebabkan retakan raksasa muncul di kutub selatan. Celah ini pertama kali muncul di kutub selatan yang dijuluki "Baghdad" peristiwa ini bukanlah kebetulan. menurut penelitian, Fisura primer bisa terjadi di kedua kutub, tetapi begitu permukaan membelah, tidak mungkin terjadi retakan di kutub lainnya.

Celah Baghdad tetap terbuka karena gravitasi Saturnus yang memungkinkan air dari bawah pergi ke permukaan. Semua air ini jatuh kembali sebagai es dan salju, menghasilkan penumpukan material yang stabil disepanjang tepi celah. Akhirnya, mengakibatkan retakan terlihat 35 kilometer jauhnya di kedua sisi celah Baghdad, di mana kedalaman es sekitar 5,2 kilometer (3,2 mil) tebal.

"Mekanisme ini benar-benar hanya bekerja ketika gravitasi sangat lemah, dan baru terjadi di Enceladus. Meskipun itu bukan sesuatu yang awalnya kami ingin jelaskan, bisa dibilang ini adalah salah satu pertanyaan paling penting tentang garis-garis harimau," tutup Hemingway.

Reporter Magang: Roy Ridho

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Hewan Langka di Kawasan Hutan Lereng Gunung Slamet, Rawan jadi Incaran Pemburu Liar
Melihat Hewan Langka di Kawasan Hutan Lereng Gunung Slamet, Rawan jadi Incaran Pemburu Liar

Hutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.

Baca Selengkapnya
Deretan Hewan yang Belum Banyak Diketahui oleh Ilmuwan
Deretan Hewan yang Belum Banyak Diketahui oleh Ilmuwan

Berikut ini adalah beberapa hewan yang masih jarang diketahui oleh ilmuwan dan masih jadi misteri.

Baca Selengkapnya
Contoh Hewan Australis yang Ada di Indonesia, Kenali Ciri-cirinya
Contoh Hewan Australis yang Ada di Indonesia, Kenali Ciri-cirinya

Merdeka.com memberikan informasi tentang ciri-ciri hewan Australis dan beberapa contoh hewan yang termasuk dalam kategori tersebut.

Baca Selengkapnya
Terganggu Aktivitas Manusia di Hutan, Seekor Harimau Masuk Halaman Masjid di Sumbar
Terganggu Aktivitas Manusia di Hutan, Seekor Harimau Masuk Halaman Masjid di Sumbar

Momen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari

Baca Selengkapnya
Cincin Saturnus Bakal Menghilang, NASA Ungkap Penyebab dan Kapan Waktunya
Cincin Saturnus Bakal Menghilang, NASA Ungkap Penyebab dan Kapan Waktunya

Cincin Saturnus Bakal Menghilang, NASA Ungkap Kapan Waktunya

Baca Selengkapnya
Dokter Hewan Ungkap Misteri Kematian Harimau di Agam Sumbar
Dokter Hewan Ungkap Misteri Kematian Harimau di Agam Sumbar

Petugas sampai ke Sungai Pua sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung ke lokasi.

Baca Selengkapnya
Tidak Boleh Mendaki saat Malam Hari, Ini Fakta & Mitos Gunung Sago di Sumbar
Tidak Boleh Mendaki saat Malam Hari, Ini Fakta & Mitos Gunung Sago di Sumbar

Gunung yang berada di Kabupaten Tanah Datar ini dulunya jadi salah satu gunung aktif dan memiliki kaldera yang begitu besar.

Baca Selengkapnya
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali

Semakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.

Baca Selengkapnya
Harimau di Medan Zoo Mati, Total 6 Ekor Dalam 2 Tahun
Harimau di Medan Zoo Mati, Total 6 Ekor Dalam 2 Tahun

Si Manis merupakan spesies kucing besar dari genus Panthera yang memiliki ciri loreng khas pada bulunya.

Baca Selengkapnya
Gajah Sumatera Mati di Aceh Utara, Gadingnya Hilang
Gajah Sumatera Mati di Aceh Utara, Gadingnya Hilang

Gajah Sumatera Mati di Aceh Utara, Gadingnya Hilang

Baca Selengkapnya
Astronot Lihat Ada Tengkorak Raksasa Menyeramkan di Bumi Saat Melintasi Ruang Angkasa
Astronot Lihat Ada Tengkorak Raksasa Menyeramkan di Bumi Saat Melintasi Ruang Angkasa

Gambar ini dibagikan oleh Observatorium Bumi NASA pada Hari Halloween.

Baca Selengkapnya