Ini Cara Kenali Deepfake Menurut Pakar Forensik Digital
Merdeka.com - Peneliti akhirnya mengembangkan sebuah gawai yang dapat mengenali foto palsu yang dihasilkan lewat teknologi deepfake. Hal ini bisa diketahui secara canggih lewat pantulan cahaya di mata.
Alat ini terbukti 94 persen efektif dalam penelitian mereka yang yang diterima di ajang IEEE International Conference on Acoustics, Speech and Signal Processing yang akan diadakan pada Juni 2021 ini di Toronto, Kanada.
"Kornea mata hampir seperti semisphere sempurna dan sangat reflektif," kata penulis utama makalah tersebut, Siwei Lyu, PhD, Profesor Departemen Ilmu dan Teknik Komputer.
-
Bagaimana Deepfake AI bisa digunakan untuk menipu? 'Penipuan digital semakin canggih, terutama dengan maraknya penyalahgunaan teknologi AI,' kata Sati Rasuanto, Co-founder dan Presiden VIDA dalam keterangannya, Selasa (29/10).
-
Siapa yang menciptakan Deepfake AI? ''Kami menyadari bahwa hal terpenting adalah meningkatkan kesadaran dan memberdayakan konsumen secara berkelanjutan. Seiring dengan berkembangnya metode penipuan, solusi kami pun harus terus maju. Kami mengajak konsumen dan pelaku bisnis di Indonesia untuk bekerja sama dalam menghadapi ancaman kejahatan online berbasis AI. Dengan memprioritaskan keamanan, kita dapat membangun sistem keuangan yang lebih inklusif dan tangguh bagi Indonesia,' ujar Sati.
-
Bagaimana penipu properti memanfaatkan Deepfake AI? Namun, yang muncul dalam video bukanlah pemilik asli. Wanita yang tampak di layar sebenarnya adalah deepfake AI yang dirancang untuk menyamar sebagai seorang wanita yang dilaporkan hilang beberapa tahun lalu.
-
Kenapa banyak yang khawatir dengan AI Generatif 'deepfake'? AI Generatif seperti 'deepfake' telah menjadi senjata baru untuk membuat disinformasi dan hoax yang sangat dikhawatirkan banyak kalangan, termasuk oleh media massa dan pemerintah di banyak negara.
-
Bagaimana deepfake bisa memengaruhi pemilu? Saat AS bersiap untuk pemilihan presiden pada bulan November 2024, ada kemungkinan bahwa AI dan deepfake dapat mengubah hasil pemungutan suara yang penting ini.
-
Bagaimana cara kerja pendeteksi kebohongan? Larson kemudian bereksperimen dengan rakitan pompa dan pengukur untuk dipasangkan ke tubuh manusia menggunakan manset lengan dan tali dada. Perangkat ini akan mengukur perubahan denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah sekaligus, selama pemantauan terus-menerus terhadap subjek yang diinterogasi. Larson percaya alat itu akan menandai jawaban yang salah melalui fluktuasi berbeda yang diukir dengan stylus ke drum kertas yang berputar. Seorang operator kemudian akan menganalisis dan menginterpretasikan hasilnya.
Jadi, menurut Lyu, "apa pun yang masuk ke mata dengan cahaya yang dipancarkan dari sumber tersebut akan memiliki gambar di kornea."
"Kedua mata harus memiliki pola reflektif yang sangat mirip karena mereka melihat hal yang sama. Ini adalah sesuatu yang biasanya tidak kita sadari saat kita melihat wajah," ujar Lyu, yang juga memiliki kepakaran di bidang forensik digital dan multimedia dikutip dari Eurekalert via Tekno Liputan6.com.
Saat ini, makalah berjudul "Exposing GAN-Generated Faces Using Inconsistent Corneal Specular Highlights" itu telah tersedia di repositori akses terbuka arXiv.
Penelitian ini juga melibatkan Shu Hu, kandidat PhD tahun ketiga di bidang ilmu komputer dan asisten peneliti di Media Forensic Lab di UB, serta Yuezun Li, PhD, mantan ilmuwan peneliti senior di UB yang saat ini menjadi dosen di Pusat Kecerdasan Buatan di Ocean University of China.
Cara Kerja Alat
Saat kita melihat sesuatu, gambaran dari apa yang kita lihat tecermin di mata. Di dalam foto atau video asli, pantulan pada mata secara umum akan tampak dalam bentuk dan warna yang sama.
Namun, sebagian besar gambar yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan, termasuk gambar generative adversary network (GAN), gagal melakukan hal ini secara akurat atau konsisten. Kemungkinan, itu karena banyak foto yang telah digabungkan untuk menghasilkan gambar artifisial.
Alat yang Lyu kembangkan memanfaatkan celah ini dengan melihat deviasi kecil pada pantulan cahaya di dalam mata foto deepfake.
Untuk melakukan percobaan, tim peneliti memperoleh gambar asli dari Flickr Faces-HQ, serta gambar artifisial dari website repositori wajah artifisial hasil kecerdasan buatan yang tampak asli.
Alat ini bekerja dengan cara memetakan setiap wajah. Kemudian memeriksa mata, diikuti oleh bola mata, dan terakhir cahaya yang dipantulkan di setiap bola mata. Ia membandingkan perbedaan potensial dalam bentuk, intensitas cahaya, dan fitur lain dari cahaya yang dipantulkan.
Komitmen melawan Deepfake
Meski menjanjikan, alat yang Lyu kembangkan memiliki keterbatasan.
Pertama, ia memerlukan sumber cahaya yang dipantulkan. Selain itu, teknik ini hanya melihat piksel individual yang dipantulkan di dalam mata--bukan bentuk mata, bentuk di dalam mata, atau sifat dari apa yang dipantulkan di dalam mata.
Lyu telah meneliti proyek Machine Learning dan Computer Vision selama lebih dari 20 tahun. Dia pun pernah membuktikan bahwa subjek di dalam video deepfake cenderung memiliki kecepatan kedipan inkonsisten atau bahkan tidak mempunyai kedipan sama sekali.
Rekam jejak Lyu mengenai Deepfake termasuk membantu Facebook pada tahun 2020 pada ajang tantangan deteksi deepfake berskala global, membantu membuat "Deepfake-o-meter", sebuah sumber daring untuk membantu orang menguji orang awam untuk melihat apakah video yang mereka tonton sebenarnya adalah deepfake.
Lyu menekankan bahwa identifikasi deepfake semakin penting, terutama mengingat dunia hiperpartisan penuh dengan ketegangan terkait ras dan gender serta bahaya disinformasi.
Sumber: Liputan6.comReporter: Mochamad Wahyu Hidayat
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut penjelasan lengkap mengenai teknologi DeepFake AI yang sedang viral.
Baca SelengkapnyaCara ini potensial untuk bisa membedakan asli atau deefake sebuah gambar. AI perlu belajar lagi.
Baca SelengkapnyaBenarkah ada anjing laut berkepala sapi di Bangkalan, Madura? Simak Penelusurannya
Baca SelengkapnyaDemi selaras dengan UU ITE, Menkominfo mengaku sedang menyusun panduan etika AI.
Baca SelengkapnyaSaluran Telegram dengan lebih dari 220.000 peserta dilaporkan digunakan untuk membagikan gambar-gambar pornografi yang dihasilkan oleh AI.
Baca SelengkapnyaLangkah-langkah antisipasi sudah disiapkan pemerintah guna menangkal video palsu.
Baca SelengkapnyaBenarkah Iwan Fals nyanyi soal korupsi Rp271 triliun? Simak faktanya
Baca SelengkapnyaPenipu menggunakan wajah seseorang yang dikenal oleh korban .
Baca SelengkapnyaPenipuan properti dengan AI semakin meresahkan. Penipu menggunakan deepfake untuk menyamar sebagai pemilik asli dalam upaya mencuri properti.
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaFoto-foto seleb digunakan paedofil untuk diubah memakai AI ke wujud anak-anak.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI anak eks Kapolri ingatkan masyarakat tentang bahaya AI yang bisa digunakan sebagai alat penipuan.
Baca Selengkapnya