Ini Yang Terjadi Jika Thanos Sungguh Musnahkan Separuh Populasi Manusia
Merdeka.com - Hari ini adalah hari pertama penayangan sebuah film dari Marvel Studios berjudul Avengers: Endgame. Mungkin Sebagian besar dari Anda sudah mengerti premis dari film ini.
Film ini memberi kisah lanjutan pasca sang villain, yakn Thanos, berhasil mengumpulkan seluruh batu Infinity dan melenyapkan separuh populasi manusia dengan sekali 'jentik'.
Berdasarkan film kita bisa melihat motivasi jentik Thanos yakni mengurangi jumlah populasi manusia agar ketersediaan sumber daya alam cukup bagi kesemuanya.
-
Mengapa manusia akan punah? Menurut penelitian tersebut, manusia akan mengalami kepunahan akibat perubahan struktur benua yang akan menyebabkan suhu ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya di Bumi, yang disebabkan oleh perubahan iklim.
-
Kenapa manusia hampir punah? Data genetik menunjukkan bahwa antara 813.000 dan 930.000 tahun lalu nenek moyang manusia modern mengalami penurunan perkembangbiakan. Penurunan ini berimbas terhadap populasi sebanyak 98,7 persen.
-
Apa ancaman yang bisa menyebabkan kepunahan manusia? Studi baru mengatakan bahwa suhu ekstrem yang terjadi, bisa menjadi penyebab kepunahan manusia dan mamalia di Bumi, seperti masa dinosaurus dahulu.
-
Bagaimana manusia akan menghadapi kepunahan? Proses tektonik yang terjadi di kerak Bumi akan menghasilkan pembentukan superkontinen, yang berpotensi menyebabkan letusan gunung berapi yang lebih sering. Letusan tersebut akan mengeluarkan karbon dioksida dalam jumlah besar ke atmosfer, yang pada gilirannya akan meningkatkan suhu planet ini.
-
Apa yang akan terjadi dengan ekosistem jika manusia punah? Di luar batas perkotaan, ekosistem mengalami kebangkitan seiring dengan hilangnya pestisida.
-
Kapan manusia akan punah? Sebuah simulasi superkomputer baru-baru ini memberikan perkiraan tentang masa depan umat manusia, menyatakan bahwa suatu hari nanti, manusia akan menghadapi kepunahan. Proses ini diproyeksikan akan terjadi ketika matahari mengalami akhir siklus hidupnya, meledak ke luar dan menghancurkan planet-planet di sekitarnya.
Namun mari kita bedah dari perspektif ilmu pengetahuan dan teknologi. Melansir dari Earther Gizmodo, ada beberapa hal yang perlu dicatat jika musnahnya separuh umat manusia ini benar-benar terjadi di dunia nyata.
Ternyata ketika kita berpikir bahwa akan ada bencana ekologis, ternyata para ilmuwan menyebut bahwa tidak akan ada signifikansi tertentu meskipun 50 persen orang di dunia lenyap. Namun ternyata menurut konfirmasi dari Kevin Feige yang merupakan Presiden Marvel Studios, yang lenyap 50 persen tak hanya manusia, namun semua makhluk hidup: mulai manusia, hewan, tumbuhan, bakteri, semuanya.
Dari sini, tentu akan ada perubahan yang signifikan karena manusia juga bergantung ke makhluk hidup lain. Meski demikian, menurut seorang paleontolog dari Rowan University bernama Ken Lacovara, jentik Thanos merupakan hal yang buruk, namun populasi manusia akan segera kembali seperti semula.
Ken sendiri melakukan studi terhadap kepunahan dinosaurus 66 juta tahun lalu, dan situasi ini jauh lebih buruk ketimbang jentik Thanos.
Manusia sendiri berada di puncak perkembangan eksponensial sepanjang sejarah. Pada tahun 1960, ada 3 miliar manusia, dan di tahun 2000 ada tambahan 3 miliar lagi. Jadi jika sekarang separuh manusia dimusnahkan. 40 tahun lagi, populasi akan kembali seperti semula.
Menurut sang paleontolog, Thanos dengan jentiknya dianggap gagal. Pasalnya hal tersebut "bukan strategi yang akan menghasilkan efek populasi jangka panjang dengan cara yang diinginkan Thanos."
Manusia Aman, Namun Hewan Tidak
Ketika diprediksi manusia akan kembali ke populasi awal dalam 40 tahun pasca jentik Thanos, justru ketidakseimbangan spesies datang dari makhluk hidup lain. Hal ini sangat bergantung pada strategi bertahan hidup dari masing-masing makhluk.
Menurut Janet Hoole yang merupakan ahli perilaku hewan dan evolusi manusia di Keele University, menyebut bahwa makhluk dengan reproduksi cepat akan mengalahkan spesies yang keturunannya sedikit. Meskipun mahluk ini memiliki banyak sumber daya.
Makhluk dengan reproduksi cepat seperti tikus, kelinci, serangga, bahkan kanguru, tentu tak akan terlalu terganggu dengan jentik Thanos.
Secara spesifik, ahli ekologi bernama James Faulconbridge mencatat soal kemampuan reproduksi katak menghadapi jentik Thanos. Ketika separuh populasi katak lenyap, dengan kemampuannya menghasilkan 20.000 telur dalam satu musim, dalam setahun saja populasi mereka telah kembali normal. Ia juga mencatat soal nyamuk, yang dapat kembali populasinya hanya dalam 3 bulan saja.
Hal ini berlaku sebaliknya kepada hewan-hewan yang tumbuh dan bereproduksi lambat, seperti harimau. Pada dasarnya, melenyapkan separuh populasi mereka justru mendekatkan kepada pusaran kepunahan. Jentik Thanos akan membuat hewan yang terancam punah makin terancam lagi, makin langka, serta makin tak beragam genetikanya.
Belum lagi buat banyak sekali hewan-hewan yang sulit kawin seperti Badak Jawa. Saat ini, badak jawa hanya tinggal 50 ekor dan mereka sangat rentan dengan perkawinan sedarah. Kemauan reproduksi mereka juga dipengaruhi cuaca dan penyakit musiman. 'Menyapu' 50 persen populasinya membuatnya selangkah lagi menuju punah.
Kacaunya Ekosistem
Hubungan predator dan mangsa yang akan terganggu karena jentik Thanos, tentu akan ikut mengacaukan ekosistem. Hal ini akan menyebabkan hama terlalu banyak, tumbuhan habis dimakan herbivora, dan banyak lainnya.
Selain itu, simbiosis mutualisme seperti lebah dan bunga, tentu juga akan kacau. Lebah yang populasinya berkurang bahkan berdampak pada keseluruhan perkembangan bunga yang butuh bantuan penyerbukan dari lebah.
Soal mikroba dan bakteria, ternyata jentik Thanos juga akan berpengaruh. Meskipun di perut manusia banyak memiliki bakteri baik, hal yang paling berpengaruh adalah mikroba di tanah yang mendorong siklos hara, serta mikroba di darat dan lautan yang memperbaiki nitrogen.
Menurut Ben Libberton yang merupakan ahli mikro biologi, jika setengah dari bakteri ini tiba-tiba hilang, tanaman di Bumi akan jadi yang pertama berdampak. Hal ini akan pulih dalam waktu yang sangat lama.
'Kiamat' Yang Lebih Buruk Dari Jentik Thanos
Berdasarkan riset terhadap fosil, deretan fenomena seperti asteroid, erupsi gunung berapi yang tak berhenti, serta perubahan iklim yang cepat dan ekstrem, adalah kiamat yang lebih buruk dari jentik Thanos.
Menurut Alfio Alessandro Chiarenza, seorang doktor paleontologi di Imperial College London, sebuah fenomena yang diberi nama The Great Dying, yang terjadi 252 juta tahun lalu, membunuh 96 persen spesies laut.
"Kehidupan ini hampir sepenuhnya musnah," ungkap sang doktor. Mereka yang selamat mengambil keuntungan dari tersisanya sumber daya melimpah yang akhirnya tersedia untuk mereka.
Selain itu, pakar paleontologi lain yang merupakan doktor dari University of Birmingham, menyebut pula kalau jentik Thanos tak seburuk apa yang telah diperbuat manusia ke Bumi ini.
Ia menyebut bahwa krisis keanekaragaman hayati yang dialami umat manusia saat ini, serta banyak sekali populasi yang akhirnya berada di jurang kepunahan, semua adalah ulah manusia.
Nah, untungnya Thanos tidak benar-benar ada dan kita masih punya kesempatan seumur hidup kita untuk memperbaiki Bumi ini. Bagaimana menurut Anda?
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaManusia punah menjadi misteri. Teknologi ini meramalkan kiamat kapan terjadi.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru yang dilakukan University of Bristol memprediksi kapan manusia dan mamalia akan mengalami kepunahan.
Baca SelengkapnyaBerikut peristiwa mengerikan saat internet mati total di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaSuperbenua ini tak main-main. Panasnya mampu membuat makhluk hidup punah, termasuk manusia.
Baca SelengkapnyaKematian dinosaurus hanyalah satu dari lima peristiwa global yang menyebabkan jutaan spesies musnah. Bagaimana peristiwa-peristiwa ini terjadi?
Baca Selengkapnya"Kotak Hitam" ini adalah kunci petunjuk bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi jutaan tahun silam.
Baca SelengkapnyaSekitar 300.000 tahun lalu, di awal kemunculan Homo sapiens, Bumi hanya dihuni antara 100 dan 10.000 manusia.
Baca SelengkapnyaPertanyaan besar mungkin akan terlintas di pikiran beberapa orang bila manusia kelak punah. Laman Sciencealert menoba memberikan gambarannya. Simak berikut ini.
Baca SelengkapnyaIni detik-detik bagaimana dinosaurus punah dihantam asteroid.
Baca SelengkapnyaJika sekarang manusia dianggap melebihi populasi, tidak pada saat 1 juta tahun lalu.
Baca Selengkapnya