Investor Kakap GoTo Ditipu Startup Ini Rp2,2 Triliun, Ngaku Punya 20 Juta Pengguna Ternyata Robot Semua
Berani-beraninya pendiri startup ini tipu Investornya sendiri. Begini nasibnya.
Berani-beraninya pendiri startup ini tipu Investornya sendiri. Begini nasibnya.
Investor Kakap GoTo Ditipu Startup Ini Rp 2,2 Triliun, Ngaku Punya 20 Juta Pengguna Ternyata Robot Semua
Vision Fund SoftBank, investor yang dikenal mendanai startup termasuk GoTo, dikabarkan mengajukan gugatan terhadap pendiri salah satu perusahaan portofolionya. Gugatan itu menuduh bahwa perusahaan yang didanainya telah berbohong soal statistika pengguna dan kinerjanya. Softbank pun meminta duitnya balik. Startup media sosial itu bernama IRL. IRL ramai diluncurkan pada April 2021 dan diklaim sebagai salah satu aplikasi media sosial yang tumbuh paling cepat untuk Generasi Z. Sayangnya, hal itu tak benar.
Dilaporkan TechCrunch dan CNBC, Selasa (8/8), masalah itu muncul ketika dewan direktur IRL menemukan bahwa 95 persen dari aplikasi yang melaporkan 20 juta penggunanya adalah bot atau robot.
Ironisnya, ia mampu mengelabui investor sampai mampu mengumpulkan lebih dari USD 200 juta atau Rp 3 trliun. Mereka pun akhirnya ditutup pada Juni lalu.
SoftBank Menggugat
Merasa ditipu, SoftBank menggugat. Pada Mei 2021, SoftBank menginvestasikan USD150 juta atau Rp 2,2 triliun ke IRL. Mereka menaruh dana sebesar USD125 juta dalam bentuk saham ke perusahaan dan USD25 juta lainnya dari pemilik seperti CEO IRL Abraham Shafi serta Noah Shafi dan Yassin Aniss.
SoftBank memiliki alasan mengapa waktu itu percaya menaruh dana besar itu. Menurut mereka, biaya rendah dan keterlibatan pengguna yang nampak kuat.
Dengan dasar itu, mereka menilai IRL mampu tumbuh dengan cepat seperti Facebook dan Twitter. Paling tidak, mereka percaya IRL memiliki 12 juta pengguna aktif setiap bulan. Faktanya, angka-angka itu bohong. IRL diam-diam mengisi platformnya sendiri dengan pasukan bot. Menciptakan lapisan jaringan sosial yang berkembang yang pada kenyataannya adalah kedok untuk "menipu investor".
Plot mulai terurai ketika Komisi Sekuritas dan Bursa AS membuka penyelidikan terhadap IRL pada akhir 2022. Pada April 2023, Abraham Shafi diskors sebagai CEO IRL dan perusahaan dibubarkan pada Juni.
Gugatan tersebut menimbulkan pertanyaan signifikan tentang tingkat pengawasan yang diterapkan SoftBank terhadap perusahaan portofolionya. Terlepas soal ini, keungan Softbank sendiri sedang tidak baik. Mereka disebut telah mengalami kerugian setahun penuh sebesar USD32 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2023.