Jadi hacker jenius, anak anggota DPR Rusia gasak Rp 2,2 triliun
Merdeka.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang melakukan sidang kasus peretasan paling hot di tahun 2016 dimana si tersangka adalah anak dari Valery Seleznev, anggota DPR Rusia dari Partai Liberal Demokrat.
Hacker bernama Roman Seleznev itu memang dikenal sebagai hacker jenius sejak tahun 2000an. Oleh pemerintah AS, Roman dituduh melakukan 40 kasus peretasan yang membuat pria itu berhasil mencuri uang USD 170 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun.
Salah satu kasus Roman yang paling terkenal adalah peretasan WorldPay di tahun 2008. Saat itu Roman dan grupnya sukses menyerang server WorldPay dan mencuri Rp 118 miliar dari 2.100 mesin ATM di 280 kota hanya dalam waktu kurang dari 12 jam!
-
Apa yang diminta hacker dari pemerintah? Atas serangan itu pelaku meminta tebusan senilai USD8 juta atau Rp131 miliar (kurs Rp16.360) ke pemerintah.
-
Siapa yang ngasih saran ke pemerintah tentang hacker? Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebut serangan ransomware itu merupakan jenis baru dari pengembangan lockbit 3.0.
-
Siapa yang dituduh sebagai hacker oleh China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Dimana bule Rusia itu diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Kenapa hacker meminta tebusan? Kelompok Mount Locker berhasil meretas dokumen kontrak kerja, laporan keuangan, catatan pinjaman hingga perjanjian kemitraan rahasia. Adapun nilai tebusan yang dimintai Mount Locker sekitar USD2 miliar.
Tidak aneh bila pemerintah AS begitu getol mencari-cari Roman. Sebab dia diklaim sudah meretas 200 sistem pembayaran online di Amerika. Modusnya, Roman menyebar virus yang dapat mencuri informasi kartu kredit.
Penangkapan Roman sendiri menjadi polemik antara AS dan Rusia. Penyebabnya, pemerintah Rusia menyatakan bila Roman 'diculik' oleh pemerintah AS karena dibekuk di Maldives, kawasan yang tidak termasuk yuridiksi AS.
Ketika ditanggkap, otoritas AS menemukan 2,1 juta nomor kartu kredit curian dari laptop Roman. Apabila terbukti bersalah atas semua tuduhan, Roman terancam hukuman penjara minimal 65 tahun dan denda maksimal Rp 36 miliar.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaDari tersangka A alias M dan istirinya berinisial D, penyidik berhasil mengamankan alat bukti berupa uang tunai dan aset senilai Rp16 miliar
Baca SelengkapnyaDirjen APTIKA Semuel A. Pangerapan mundur dari jabatannya,
Baca SelengkapnyaDPR sudah menghubungi Google Indonesia dan Bareskrim Polri untuk menindaklanjuti kasus ini.
Baca SelengkapnyaPelaku meretas alamat dan nomor telepon seluler Polsek Setiabudi dengan mengaku sebagai anggota Kepolisian
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher mengakui bobol data PDNS 2 tak sulit.
Baca SelengkapnyaDari peninjauan BSSN, alamat peretasan itu berasal dari Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKPU hingga kini masih menelusuri dugaan peretasan tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang warga desa Karawaci Baru inisial AN dibekuk
Baca SelengkapnyaPelaku ransomware Brain Cipher akan mengembalikan data-data yang terkunci. Benarkah?
Baca Selengkapnya