Kamera Tanpa Lensa Ini Hasilkan Foto yang Mengesankan, Bagaimana Bisa?
Terobosan ini bisa jadi pertama di dunia. Sebuah kamera tanpa lensa. Berikut cara kerjanya.
Terobosan ini bisa jadi pertama di dunia. Sebuah kamera tanpa lensa. Berikut cara kerjanya.
Kamera Tanpa Lensa Ini Hasilkan Foto yang Mengesankan, Bagaimana Bisa?
Namanya Bjorn Karmann. Dia seorang programmer asal Belanda. Karyanya belakangan menjadi viral.
Ia membuat sebuah terobosan kamera tanpa lensa. Unik. Tapi hasilnya lumayan mengesankan.
-
Bagaimana foto-foto AI ini dibuat? Foto-foto yang diposting dalam akun tersebut menyoroti suasana beberapa kecamatan di Bogor Barat.
-
Apa yang ditampilkan dalam gambar AI? Gambar-gambar tersebut menunjukkan Mahatma Gandhi dalam avatar berotot, Albert Einstein dengan tubuh kekar, dan Rabindranath Tagore memamerkan fisik berototnya.
-
Apa kemampuan 'super' dari Kacamata AI ini? Mereka hadir dengan sejumlah 'kekuatan super' yang memungkinkan pengguna memproses informasi visual, menghasilkan gambar, mengenali dan menerjemahkan ucapan secara real time, menelusuri web, dan banyak lagi.
-
Siapa yang membuat gambar AI ini? Seorang pengguna aplikasi Midjourney telah memposting serangkaian gambar menakutkan yang dibuat oleh AI.
-
Bagaimana AI membuat video? Pertunjukan AI ini menggunakan teknologi canggih untuk menciptakan representasi digital dari para pemimpin ini, menempatkan mereka dalam situasi yang tak terduga dan penuh gaya.
-
Apa teknologi kamera tercepat? Teknologi yang digunakan oleh para peneliti dikenal sebagai Compressed Ultrafast Photography (CUP), telah dikembangkan sejak 2014.
Bagaimana bisa?
Bjorn memang sengaja membuat terobosan ini. Meski tanpa lensa, ia memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Dia menyematkan teknologi tersebut pada kameranya.
Perangkatnya ini dinamakan Paragraphica. Menurut penjelasannya dikutip Bjornkarmann.dk, Selasa (4/7), Paragraphica adalah kamera yang menggunakan data lokasi dan kecerdasan buatan untuk memvisualisasikan gambar tempat dan momen tertentu.
“Kamera hadir sebagai prototipe fisik dan kamera virtual yang dapat Anda coba,” kata Bjorn.
Kamera beroperasi dengan mengumpulkan data dari lokasi menggunakan sistem berbasis Open Application Program Interface (API).
Metodenya adalah ia memanfaatkan alamat, cuaca, waktu, dan tempat terdekat.
Menggabungkan semua poin data ini, Paragraphica membuat paragraf yang merinci representasi tempat dan momen saat ini.
"Menggunakan AI dari teks ke gambar, kamera mengubah paragraf menjadi ‘foto’,"
Bjorn Karmann
Gambar yang dihasilkan bukan sekadar snapshot, tetapi visualisasi dari lokasi penggunanya berada. Menariknya, foto-foto tersebut menangkap beberapa suasana hati dan emosi yang mengingatkan dari tempat itu, tetapi dengan cara yang luar biasa, karena fotonya tidak pernah benar-benar terlihat persis seperti betulan. Pada sisi viewfinder, menampilkan deskripsi real-time dari lokasi dan dengan menekan jepretannya, kamera akan membuat representasi scintigrafis dari deskripsi tersebut. Di kamera, terdapat tiga tombol fisik yang memungkinkan mengontrol data dan parameter AI untuk memengaruhi tampilan foto, serupa dengan cara pengoperasian kamera tradisional.Bila dilihat dari sisi depan kamera, nampak ornamen seperti bunga mekar. Itu sebenarnya tidak berfungsi apa-apa.
Menurut dia, itu hanyalah representasi dari satu jenis tikus tanah yang memiliki antena berbentuk seperti itu di wajahnya. Antena itu digunakan oleh tikus tanah guna ‘melihat’ sekitarnya. Jadi, tikus tanah ini tidak membutuhkan cahaya untuk melihat, mirip seperti kamera Paragraphica ini.
Namun, perlu diperhatikan bahwa Paragraphica menggunakan API yang dilatih dengan jumlah konten masif yang sumbernya berasal dari manusia itu sendiri.