Kenalan dengan Kelelawar Raksasa Afrika yang Punya Kepala Seperti Palu
Kelelawar berkepala palu diberi nama berdasarkan dari kepala kotak jantan mereka yang besar.
Kelelawar berkepala palu diberi nama berdasarkan dari kepala kotak jantan mereka yang besar dan berkembang untuk memperkuat suara klakson mereka. Ini digunakan untuk menarik perhatian betina saat kencan.
Kenalan dengan Kelelawar Raksasa Afrika yang Punya Kepala Seperti Palu
Dinamakan demikian karena kelelawar jantan memiliki kepala yang berbentuk kotak dan panjang yang unik, yang memiliki ruang resonansi besar yang memperkuat panggilan mereka.
Kepala yang tidak lazim ini adalah hasil dari sistem kawin yang tidak biasa pada kelelawar.
Hewan tersebut menjadi istimewa karena keluarga "Megabats" ini menjadi yang terbesar di benua Afrika.
Berikut ini adalah potret hewan kelelawar berkepala seperti palu yang dikutip dari livescience.com pada (8/5).
-
Siapa kelelawar terbesar di dunia? Kelelawar apa yang paling besar? Kelelawar terbesar di dunia ini dikenal juga dengan istilah 'Giant golden-crowned flying fox bat' artinya adalah kelelawar raksasa dengan mahkota emas.
-
Dimana kelelawar Papua bertelinga besar ditemukan? Hewan ini hanya diamati sekali pada tahun 1890 dan dianggap punah hingga tahun 2012. Penebangan hutan yang cepat menghancurkan habitatnya di Papua Nugini, dan para ilmuwan meragukan kemungkinan kelelawar yang sulit ditangkap ini akan ditemukan kembali.
-
Dimana kelelawar terbesar ditemukan? Meskipun panjang tubuhnya berkisar antara 7,01 hingga 11,42 inci, yang membuatnya lebih pendek daripada beberapa spesies lain, kelelawar ini memiliki lebar sayap yang mencapai 5,6 kaki dan berat hingga 2,6 pon.
-
Apa bentuk kera raksasa? Bentuknya menyerupai orang utan zaman modern.
-
Seperti apa bentuk ular raksasa ini? Mengutip ScienceAlert, Senin (22/4), menurut analisis yang dilakukan oleh ahli geografi Debajit Datta dan ahli paleontologi Sunil Bajpai, tulang belakang ular ini menunjukkan kemungkinan besar ular ini adalah pemburu yang bergerak lambat dan menyerang mangsanya dengan penyergapan, mirip dengan perilaku anakonda.
-
Apa yang unik dari bunga Kelelawar? Bunga kelelawar atau Tacca Chantrieri ini juga sering dijuluki sebagai bunga setan. Hal itu karena bentuknya yang mirip kumis kucing dan juga warna bunganya yang hitam pekat.
Kelelawar Berkepala Palu
- Nama : Kelelawar berkepala palu (Hypsignathus monstrosus )
- Tempat tinggal: Hutan dataran rendah di Afrika Barat dan Tengah
- Makanan: Buah-buahan, termasuk buah ara, pisang, jambu biji, mangga,dan lalat
Kelelawar berkepala palu adalah salah satu dari sedikit spesies kelelawar yang menganut sistem pacaran lek.
Sistem ini mirip dengan kontes di mana hingga 150 pejantan berkumpul dua kali setahun untuk menarik perhatian betina dengan klakson keras dan gerakan sayap.
Fungsi Suara Klakson pada Kelelawar Jantan
Pejantan tergantung di pepohonan di tepi sungai sambil terus menggerakkan klaksonnya tanpa henti, sementara betina terbang mencari pasangan yang sesuai.
Betina sangat memilih, hanya 79% yang memilih 6% dari pejantan sebagai pasangannya (maka, 94% pejantan lain hanya beruntung sekali dalam waktu yang sangat jarang).
Suara klakson yang paling keras biasanya menarik perhatian yang paling besar sehingga pejantan telah mengembangkan kotak suara atau laring yang memenuhi sekitar setengah rongga tubuh mereka.
Menurut sebuah studi pada tahun 1990, laring mereka memiliki ukuran yang luar biasa sehingga mendorong jantung, paru-paru, dan usus ke belakang dan ke samping.
Bentuk Tubuh Kelelawar Berkepala Palu
Bentuk kepala rumit ini kemungkinan besar menjadi inspirasi bagi nama spesies Latin "monstrosus" untuk kelelawar berkepala palu yang artinya "mengerikan".
Ukuran tubuhnya pun lebih kecil, dengan berat sekitar setengah dari jantan 0,5 pon (230 gram) dibandingkan dengan 0,9 pon (420 g) dan panjang sekitar 8 inci (20 cm), jika dibandingkan dengan panjang jantan yang mencapai 11 inci (28 cm).
Baik jantan maupun betina memiliki rentang sayap sekitar 3,3 kaki (sekitar 1 meter) dan bulu lembut berwarna coklat keabu-abuan.
Meskipun mereka memilih buah sebagai makanan, kelelawar berkepala martil terkadang dikenal beralih menjadi pemakan daging.
Pada tahun 1968, sebuah studi mencatat pengamatan kelelawar tersebut mengkonsumsi sisa-sisa daging burung dan bahkan menyerang ayam untuk menghisap darahnya di wilayah Gabon.
Seorang pengamat bernama Harry Andrew Beatty, yang juga seorang kolektor herpetologi, dua kali menyelamatkan ayam yang diserang "di tengah malam oleh Hypsignathus," seperti yang tercatat dalam penelitian tersebut.
Salah satu fakta menarik lainnya tentang kelelawar berkepala martil adalah kebiasaannya melingkarkan sayap besar di sekitar hidungnya ketika tidur.