Mastel tolak stikerisasi laptop
Merdeka.com - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) secara tegas menolak stikerisasi dan labelisasi produk teknologi informasi, yang untuk tahap awal akan diberlakukan pada produk laptop atau notebook.
Dari pertemuan antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Mastel, terungkap bahwa Mastel sangat concern dengan banyak regulasi-regulasi yang tumpang tindih dalam hal ini stikerisasi/labelisasi, tanpa koordinasi yang jelas dan cenderung merepotkan industri dan pasarnya.
Sikap Mastel tersebut didasari atas komplain dan masukan dari beberapa merek prinsipal produk notebook global yang merupakan anggota Mastel yang merasa bahwa usulan stikerisasi baru NIP (Nomor Identifikasi Perindustrian) ini hanya akan menambah beban kepada industry.
-
Dimana laptop bisa dibeli? Supaya tak menyesal sebelum beli komputer atau laptop, pertimbangkan beberapa hal ini.
-
Siapa yang menjual komputer Apple? Komputer yang diambil dari meja Steve Jobs setelah dia meninggalkan Apple adalah koleksi Paul Allen, salah satu pendiri Microsoft.
-
Kenapa orang memboikot produk? Survei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia
-
Apa saja penyebab Laptop tidak berfungsi? Keyboard tidak berfungsi biasanya disebabkan oleh beberapa hal, seperti keyboard terputus, gangguan pada nirkabel atau masalah perangkat lunak atau driver.
-
Dimana bisa beli meja komputer dengan berbagai pilihan? Menariknya lagi, ada banyak pilihan model meja komputer minimalis ini di Official Store Tokopedia, lho!
-
Kenapa laptop butuh dirawat? Hanya saja laptop ini juga perlu dirawat, agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
“Artinya tentu juga kepada konsumen yang akan menanggung efek ekonomi biaya tinggi,” ujar juru bicara Mastel yang juga Ketua Mastel Bidang Manufaktur Rudi Rusdiah kepada merdeka.com, Jumat (14/3).
Menurut dia, agak aneh ketika dikatakan oleh Kadin dan Asosiasi ndustri TI Indonesia (AITI) bahwa prinsipal merek luar negeri yang menginginkan stikerisasi tersebut.
Mastel mengklaim vendor besar seperti Apple dan merek terkenal lainnya menolak dan merasa stikerisasi hanya membebani dan menambah repot industri.
“Jadi tidak ada alasan bahwa stikerisasi ini akan menarik investasi asing, karena investasi asing maupun investasi dalam negeri dan UKM sudah gerah dengan model ekonomi biaya tinggi seperti stikerisasi, labelisasi dan sertifikasi yang tumpang tindih,” tuturnya.
Mastel juga menilai stikerisasi itu tidak melindungi konsumen seperti yang sebelumnya diklaim AITI, karena proses pemberiannya tanpa ada badan uji oleh instansi teknis yang memeriksa kelayakan stikerisasi industri NIP.
“Apabila dikatakan melindungi dari, maka regulasi Kementerian Perdagangan sudah cukup efektif. Regulasi Kemdag ini juga untuk melindungi konsumen dengan memanfaatkan label Postel, artinya pada stiker Postel ini masih ada koordinasi antara Kemdag selaku regulator ekspor impor dengan bea cukai dan Kominfo sebagai regulator teknis yang akan menguji produk yang diberi Label Postel.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penolakan terhadap produk tersebut tak lepas dari perang yang dilakukan Israel kepada Hamas di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaAksi boikot berimbas pada anjloknya bisnis beberapa perusahaan multinasional di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaBeberapa merek atau produk bahkan telah menyatakan diri independen setelah kampanye boikot di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaSejumlah produk Israel yang diboikot rupanya sebagian besar sudah tak asing bagi masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaBoikot adalah bentuk protes terhadap sesuatu atau penolakan untuk bekerja sama.
Baca SelengkapnyaSurvei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia
Baca SelengkapnyaMasyarakat dunia beramai-ramai melakukan pemboikoitan terhadap produk yang mendukung Israel.
Baca SelengkapnyaAprindo pun mempertanyakan apakah ada kajian dan observasi resmi terkait fatwa tersebut.
Baca SelengkapnyaMUI merinci 10 kriteria produk nasional yang perlu didukung karena kepemilikan nasional, sumber bahan baku dalam negeri hingga inovasi teknologi yang digunakan.
Baca SelengkapnyaHaryadi mengaku miris melihat kejadian tersebut karena pihaknya sudah mengonfirmasi pada pemegang merek yang menjual produk yang diboikot.
Baca SelengkapnyaDalam gugatan pelanggaran merek dagang yang diajukan pada hari Rabu, Starbucks menuduh serikat pekerja merusak reputasi merek.
Baca SelengkapnyaMomentum ini diharapkan menjadi kebangkitan produk nasional agar mendunia.
Baca Selengkapnya