Netflix Mau Tutup Studio Gamenya?
Netflix telah mengumumkan penutupan studio game Blue, yang sebelumnya sedang mengembangkan game AAA untuk berbagai platform.
Netflix secara diam-diam telah menutup salah satu studio game mereka, hanya tiga tahun setelah perusahaan streaming ini memasuki industri gaming.
Menurut laporan dari Game File pada Senin (28/10), studio game yang ditutup bernama Blue, yang sebelumnya sedang mengerjakan game AAA yang diharapkan menjadi salah satu yang paling dinanti.
Pada tahun 2022, Netflix merekrut mantan produser eksekutif dari Overwatch, Chacko Sonny, untuk memimpin pengembangan game di studio Blue. Studio ini juga berhasil menarik perhatian banyak veteran dari franchise game terkenal seperti Halo dan God of War.
Meskipun ada semangat yang tinggi, proyek game AAA dari studio ini kini tidak akan pernah terwujud.
Rencana Besar Tak Kesampaian?
Walaupun tidak ada rincian lebih lanjut mengenai game AAA yang sedang dikembangkan oleh Blue, keputusan untuk menutup studio ini mungkin menunjukkan adanya perubahan strategi oleh Netflix dalam memperluas kehadirannya di industri game.
Setelah meluncurkan game mobile kasual pada tahun 2021, Netflix terus bereksperimen dengan mengintegrasikan game-game yang mirip dengan Grand Theft Auto dan Hades ke dalam platform mereka. Namun, penutupan ini bisa jadi merupakan tanda bahwa ambisi mereka akan terhambat untuk sementara waktu.
Meskipun telah mendirikan studio game sendiri, Netflix juga aktif dalam mengakuisisi studio game lain untuk mendukung pengembangan mereka. Salah satu studio terbaru yang diakuisisi adalah Spry Fox.
Penutupan Blue bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan sedang mengevaluasi kembali pendekatan mereka di dunia game dan akan lebih fokus pada akuisisi serta game kasual yang lebih ringan.
Saham Netflix Naik
Pada hari Jumat, 18 Oktober 2024, saham Netflix yang diperdagangkan di Frankfurt mengalami kenaikan sebesar 4,5% pada sesi awal. Kenaikan ini terjadi setelah layanan streaming asal Amerika Serikat tersebut berhasil menarik lebih dari 1 juta pelanggan baru pada kuartal ketiga, melampaui ekspektasi pasar.
Menurut laporan yang dirilis oleh Reuters, Netflix mencatat penambahan 5,1 juta pelanggan streaming baru selama kuartal ketiga. "Kami mengharapkan pertumbuhan pelanggan yang lebih tinggi menjelang liburan saat drama Korea 'Squid Game' kembali," ungkap pihak Netflix.
Sebelumnya, saham Netflix mengalami kenaikan sebesar 3% setelah jam perdagangan pada Kamis, 17 Oktober 2024, setelah ditutup pada harga $687,65, meskipun mengalami penurunan sebesar 2% pada sesi perdagangan reguler.
Meskipun dihadapkan pada persaingan yang ketat di industri streaming, kinerja Netflix tetap menunjukkan hasil yang mengesankan. Doug Anmuth, seorang analis dari JPMorgan, berpendapat bahwa strategi iklan baru yang diterapkan oleh Netflix akan menjadi faktor kunci dalam pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.
Anmuth meyakini bahwa meskipun iklan bukanlah fokus utama Netflix sebelumnya, perusahaan ini memiliki potensi untuk menjadi pemain utama di sektor iklan digital.
Perkiraan Pendapatan
Netflix masih memiliki ruang untuk berkembang dalam hal iklan, meskipun saat ini belum sekuat kompetitornya. Dengan penerapan strategi yang tepat, perusahaan ini berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dari iklan pada tahun 2025 dan seterusnya.
"Skala Netflix dalam iklan memang belum sebesar pesaingnya, tetapi dengan strategi yang tepat, perusahaan ini bisa memaksimalkan pendapatan dari iklan pada 2025 dan seterusnya," jelas Anmuth.
Ia juga memprediksi bahwa pendapatan iklan akan menyumbang sekitar 10% dari total pendapatan Netflix pada tahun 2027, dengan proyeksi harga saham mencapai USD 750. Ini menjadikan rekomendasi dari analis Wall Street ini sebagai pilihan menarik bagi para investor yang mencari saham dengan potensi pertumbuhan jangka panjang.