Seorang hacker kacaukan Play Store dua kali minggu ini
Merdeka.com - Aplikasi dan update terbaru sempat dilarang keberadaannya di Google Play beberapa saat lalu. Alasannya, ada hacker yang menyerang sistem publikasi aplikasi di Google Play Store.
Seperti yang dilansir oleh CNN (17/3), serangan ini sangat mengganggu dan membuat Google repot. Hasilnya, Google pun sementara menutup berbagai update dan aplikasi baru yang coba dimasukkan oleh para developper.
Beberapa aplikasi seperti Candy Crush, Plants vs Zombies dan Clash of Clans juga dihambat update terbarunya. Hal ini dikarenakan ketiganya merupakan yang jadi sasaran para hacker.
-
Apa yang dilakukan hacker di toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Kenapa malware ini bisa masuk ke Android? Gara-gara taktik pengelabuan yang membuat program keamanan sulit mendeteksinya, membuat aplikasi berbahaya tersebut akhirnya diizinkan berfungsi di ekosistem Android layaknya aplikasi biasa pada umumnya.
-
Mengapa Google mengeluarkan peringatan keamanan? Google baru saja meluncurkan pembaruan keamanan pada bulan September, disertai peringatan bahwa sistem Android menghadapi ancaman.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa yang melaporkan kasus perusakan APK? Atas perusakan tersebut Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Kota Kediri melapor ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Kediri Selasa (5/12).
-
Apa saja jenis APK yang dirusak? Partai Amanat Nasional (PAN) mencatat ada 24 APK berupa baliho dan spanduk calegnya yang dirusak.
Sistem publikasi yang dikenal dengan Developer Console ini pertama kali diketahui telah crash akibat serangan hacker pada pertengahan hari Minggu lalu. Saat itu, banyak aplikasi tiba-tiba diblokir dan tak bisa diupload ke Play Store hingga Senin.
Akibatnya, developer tak bisa mengunggah update dan aplikasi mereka di Play Store. Di lain pihak, pengguna juga tidak bisa mendapatkan update atau aplikasi terbaru yang mereka inginkan.
Pelaku sendiri kemudian diketahui bernama Ibrahim Balic, hacker asal Turki. Balic sendiri menyatakan tidak bermaksud menyerang seperti itu. Dirinya hanya ingin menguji sebuah celah dalam keamanan Developer Console yang baru saja diketahuinya.
"Saya tak bermaksud menyerang. Maaf atas kekacauan ini," katanya.
Hingga kini, Google juga belum memberikan tanggapannya. Padahal Balic sudah melaporkan masalah itu sejak pertama kali ditemukan.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaGoogle mengimbau pengguna Android untuk menonaktifkan jaringan 2G, guna melindungi diri dari serangan SMS scam yang memanfaatkan kelemahan jaringan lama ini.
Baca SelengkapnyaPelanggan tidak perlu khawatir karena seluruh data pelanggan dipastikan aman ungkap pihak Smartfren.
Baca SelengkapnyaLebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca SelengkapnyaBeberapa hari lalu, Instagram resemi LRT Jabodebek @lrt_jabodebek juga dibobol hacker. Namun sempat diambilalih oleh pihak LRT.
Baca SelengkapnyaKaryawan Indodax itu digaji tinggi oleh hacker untuk menjadi freelance. Namun tujuannya memasukan malware ke sistem perusahaan.
Baca SelengkapnyaPelaku meretas alamat dan nomor telepon seluler Polsek Setiabudi dengan mengaku sebagai anggota Kepolisian
Baca SelengkapnyaKelompok peretas yang menamakan Brain Chiper membuat pernyataan publik. Mereka bakal memberikan kunci enkripsi.
Baca SelengkapnyaAkun Instagram Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo @adisoemarmoairport diretas orang tak bertanggungjawab.
Baca SelengkapnyaKemenhub mengklaim sentral data kementeriannya selama ini berada di Pusat Data Informasi.
Baca SelengkapnyaJSC meminta maaf terhadap dugaan aksi peretasan aplikasi JAKI
Baca SelengkapnyaRatusan akun hotel Google Bisnis di Bali dan Sumatera menjadi korban peretasan.
Baca Selengkapnya