Smartfren tak akan buru-buru matikan CDMA
Merdeka.com - Smartfren masih setia dengan teknologi code division multiple access (CDMA) meskipun di masa depan tetap harus berevolusi ke 4G atau LTE.
“Teknologi terus berkembang. Indonesia pun akan kehilangan devisa cukup besar bila tidak segera meng-upgrade teknologinya ke 4G, mengingat orang asing yang datang ke Indonesia menjadi tidak bisa berkomunikasi dengan 4G seperti di negara asalnya,” ujar Direktur Smartfren Merza Fachys, pada Smartfren Business Outlook 2014, Rabu (5/3).
Demikian halnya dengan Smarfren, yang menurut Merza juga pasti akan pindah, namun belum tahu kapan dan yang pasti tidak dalam sebulan dua bulan ke depan.
-
Kenapa Smartfren gunakan tema '100% untuk Indonesia'? "Kita ambil tema 100% untuk Indonesia, karena ini adalah bagian dari perjalanan smartfren untuk menuju menjadi Pride of Indonesian. Dan tema 100% untuk Indonesia ini juga dilandasi oleh panggilan kami bahwa di Indonesia yang bukan hanya berbisnis, tapi juga tampil di garda terdepan, menjaga persatuan, menyatukan yang berbeda dan menjaga budaya Indonesia. 100% untuk Indonesia adalah cinta tanah air, cinta budaya, cinta bangsa, dan cinta Indonesia," jelas Andrijanto.
-
Bagaimana Starlink akan beroperasi di Indonesia? Sebelumnya, Kominfo mengungkapkan bahwa Starlink telah menyelesaikan Uji Laik Operasi (ULO) yang menandai bahwa telah ada kriteria-kriteria yang dipenuhi oleh Starlink untuk beroperasi di Indonesia. Starlink pun berarti sudah diizinkan pemerintah untuk melakukan pemasaran.
-
Kapan jaringan 4G akan aktif di Bulan? Pada akhir tahun ini, pendarat bulan swasta direncanakan akan membawa jaringan seluler 4G Nokia ke permukaan bulan.
-
Apa yang didukung oleh Menkominfo terkait XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Kenapa Telkom percaya diri bersaing di Bali? Pihaknya yakini dapat bersaing dengan sejumlah kompetitor yang sudah ada sebelumnya di Bali. Antara lain karena pengelola Indibiz sudah berpengalaman sebelumnya dalam mengelola Indihome. Selain itu, kata dia, ditopang oleh perusahaan telekomunikasi terbesar dengan jaringan pelayanan yang hampir merata di seluruh wilayah di Bali.
-
Apa dampak dari Native-AI pada jaringan Smartfren? ZTE dan Smartfren telah berhasil menerapkan komersial komputasi RAN berbasis Native-AI, yang menghasilkan peningkatan pengalaman pengguna sebesar 15% dan peningkatan trafik jaringan sebesar 5%.
Menurut dia, untuk pindah perlu persiapan investasi dan regulasi, dan saat ini pemerintah tengah menata pita 850 MHz. “Ketika semua operator CDMA dipanggil Menkominfo, Smartfren merupakan operator CDMA yang secara tegas menyatakan masih berkembang, dan kenyataannya memang demikian,” kata Merza.
Telekomunikasi, lanjut Merza, merupakan permainan global, dan bila seluruh dunia sudah 4G, Indonesia mau tidak mau harus mengikutinya.
“Kita, termasuk Smartfren memang harus mengikuti perkembangan teknologi, tapi harus ada analisa teknis yang bersifat laporan, pencapaian, dan progress. Dan kami masih betah di kapling 850 MHZ,” ujarnya.
Yang jelas, katanya, Smartfren tidak akan buru-buru meninggalkan CDMA, karena data-data menunjukkan penggunanya masih sangat menikmati jaringan Smartfren.
“Kita tidak akan meninggalkan CDMA buru-buru. Faktor-faktor yang diperhatikan tidak sekedar ganti teknologi, dari 3G ke 4G. Teknologi tetap berkembang, tapi yang lama tidak akan ditinggalkan. Apapun keputusan pemerintah, Smartfren siap mendukung pemerintah,” tegas Merza.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaPenggelaran jaringan 5G yang massif masih terganjal 'ketiadaan' frekuensi.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.
Baca SelengkapnyaPemerintah saat ini sedang menggodok kapan lelang frekuensi bisa dilakukan.
Baca SelengkapnyaLayanan Direct to Cell akan segera dilakukan oleh Starlink.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait rencana merger XL dan Smartfren.
Baca SelengkapnyaSmartfren for Business dan PT Alita Praya Mitra mengumumkan kolaborasi strategis memperluas portfolio solusi teknologi Internet of Things.
Baca SelengkapnyaProses merger antara XL dan Smartfren semakin mendekati tahap akhir.
Baca SelengkapnyaWajar jika Starlink diberikan karpet merah oleh pemerintah. Pasalnya Indonesia butuh keberadaan Starlink.
Baca SelengkapnyaGNSS memang akan menjadi teknologi masa depan yang tak hanya dipakai untuk sistem pengelolaan tol.
Baca SelengkapnyaSiaran ini memanfaatkan teknologi pembagian jaringan (network slicing) khusus yang memanfaatkan infrastruktur 5G Standalone (SA) terkini.
Baca Selengkapnya