Terungkap Kegunaan Parfum Zaman Kuno Tak Sembarangan, Ada yang Hanya Boleh Dipakai Seorang Raja
Berikut adalah daftar parfum dan racikannya di zaman kuno.
Berikut adalah daftar kegunaan parfum pada zaman dulu mulai dari Mesir Kuno hingga Romawi Kuno.
Terungkap Kegunaan Parfum Zaman Kuno Tak Sembarangan, Ada yang Hanya Boleh Dipakai Seorang Raja
Parfum ternyata sudah digunakan sejak ribuan tahun lalu.
Kala itu wewangian telah ditemukan di Mesir kuno, kekaisaran Romawi, Mesopotamia, dan kekaisaran Persia.
Kegunaannya pun tak sembarangan. Boleh dibilang, penggunaan parfum pada zaman dulu itu sakral dan penuh arti.
-
Mengapa orang Mesir Kuno menggunakan wangi-wangian? Orang Mesir tidak suka bau yang tidak enak. Itu adalah fakta yang bisa diambil dari berbagai penemuan yang berhasil diteliti. Sudah banyak teks yang berasal dari Mesir Kuno menyatakan bahwa aroma adalah hal yang sangat menggugah bagi mereka.
-
Siapa yang membuat parfum kuno Mesopotamia? Parfum itu dibuat berdasarkan formula yang ditinggalkan pada papan tanah liat kuno oleh pembuat parfum wanita terkenal saat itu bernama Tapputi.
-
Kenapa parfum zaman dulu hanya pakai satu atau dua aroma? Kalau parfum zaman dahulu hanya menggunakan satu atau dua aroma, kini parfum dibuat dengan
-
Parfum apa yang ditemukan oleh masyarakat Yunani kuno? Nah, kehadiran parfum cair pertama kali ditemukan oleh masyarakat Yunani kuno.
-
Bagaimana parfum dibuat pada zaman Mesopotamia? Kabarnya, budaya kuno memang membuat parfum dari pembakaran berbagai damar dan kayu yang berlangsung selama acara keagamaan.
-
Kapan parfum pertama kali muncul? Kabarnya, parfum sudah dikenal sejak zaman Mesopotamia, yaitu sekitar 4.000 tahun lalu.
Berikut adalah ragam parfum dan kegunaannya pada zaman kuno, ada yang hanya boleh digunakan raja:
Parfum Mesir Kuno
Masyarakat Mesir Kuno kelas atas menganggap bahwa wewangian merupakan hal penting bagi kehidupan. Bahkan Ratu Mesir Hatshepsut pada abad ke-15 SM diberikan tugas oleh kerajaan untuk memastikan area istana harus selalu dipenuhi dengan wewangian.
Tidak hanya itu, pemimpin besar Mesir seperti Ratu Cleopatra kala itu mengenakan wewangian bukan hanya untuk mengharumkan tubuh saja.
Namun juga untuk tempat tinggal, kamar mandi, bahkan mereka turut membawa parfum ke kuburan.
Parfum Persia Kuno
Menurut Iran Chamber Society, bangsa Persia Kuno pada zaman dulu berhasil menguasai sektor perdagangan parfum selama ratusan tahun lamanya. Hal ini disebabkan karena mereka merupakan penemu jenis parfum non-minyak.
Parfum tersebut mereka dapatkan karena menggunakan metode infused water dan penyulingan dari berbagai macam bahan.
Parfum buatan bangsa Persia Kuno pada kala itu hanya digunakan oleh anggota bangsawan. Raja-raja Persia seringkali memiliki aroma khas.
Bahkan, wewangian tersebut dibuat eksklusif dan hanya sang raja yang boleh memakainya.
Parfum Romawi Kuno
Bangsa Romawi Kuno merupakan salah satu pemilik pabrik wewangian tertua di dunia yang dibangun pada tahun 1850 SM. Kultus kuno Aphrodite menggunakan parfum tersebut untuk wewangian di kuil dan keperluan ibadah mereka.
Namun kegunaan parfum kala itu tidak hanya untuk keperluan agama saja. Mengutip dari Culture Exchange, parfum juga digunakan sebagai status dan kekayaan di lingkungan politisi dan kerajaan.
Wewangian tersebut mereka gunakan untuk pemandian umum untuk mengharumkan air dan produk perawatan tubuh seperti balsem, minyak, dan parfum untuk kulit dan rambut.
Parfum India dan Cina Kuno
Pada zaman India kuno, parfum digunakan untuk ritual suci Tantra India yang digunakan dalam upacara di kuil mereka.
Sedangkan orang Tiongkok kuno pada kala itu mengenakan parfum hanya di ruang-ruang tertentu saja seperti tempat ibadah.
Namun, mereka juga percaya bahwa wewangian sejenis dupa dapat membantu mereka untuk membersihkan ruangan dari segala macam penyakit.
Bahkan menurut China Daily, bau harum dipercaya memiliki efek penyembuhan.
Parfum Renaisans
Perkembangan parfum parfum pada abad ini diawali ketika tentara salib membawa bahan dan teknik wewangian dari Timur Tengah ke Eropa.
Mengutip National Geographic, ketika terjadi wabah pes (Black Death) di mana pada tenaga medis dan para dokter menggunakan masker mirip burung.
Masker yang diisi dengan wewangian seperti nosegays, dupa, dan berbagai parfum lainnya.
Mereka mempercayai dapat menangkal virus dari wabah ini.
Selain itu, masyarakat eropa kala itu percaya bahwa minyak wangi dapat menutupi bau busuk di berbagai tempat.