Waswas AI Makin Liar, Miliarder Ini Pertanyakan Siapa Tanggung Jawab
Merdeka.com - Miliarder Mark Cuban mengatakan kepada orang-orang untuk berhati-hati saat menggunakan alat kecerdasan buatan seperti ChatGPT dan DaVinci. Pemilik NBA Dallas Mavericks ini menyebut bahwa kecerdasan buatan memiliki batas yang tipis. Maksudnya membedakan mana fakta dan fiksi akan sulit.
"Suatu saat, mesin itu sendiri akan memiliki pengaruh dan akan sulit bagi kita untuk mengontrolnya. Lalu, siapa yang mampu mengendalikan kecerdasan buatan itu?" kata Mark dilansir dari laman NYPost, Rabu (15/2).
ChatGPT dan para pesaingnya akan semakin berkembang. Fenomena ini merupakan bagian dari gelombang baru kecerdasan komputer canggih yang disebut AI generatif. AI generative adalah sistem yang dapat menghasilkan konten dari teks hingga gambar.
-
Siapa yang menggunakan ChatGPT? Dalam postingan Tiktok yang diunggah oleh akun @/dillaressss, menunjukkan bahwa ia menggunakan Chat GPT untuk untuk melakukan percakapan seolah ia sedang berbicara kepada sang Ibu yang sudah meninggal.
-
Kapan AI bisa menyamai kecerdasan manusia? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai 'Singularitas,' di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati.
-
Siapa yang bisa atasi masalah AI? Pemerintah tak sendiri, tetapi juga melibatkan sejumlah lembaga, hingga mitra kerja di beragam sektor, seperti beberapa pakar teknologi, sosial, maupun budaya.
-
Apa bahaya AI di 2024? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai 'Singularitas,' di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati. Sebagian besar, jika tidak semua, konten yang dihasilkan AI hanya memuntahkan, dalam beberapa hal, data yang digunakan untuk melatihnya.Namun AGI berpotensi melakukan pekerjaan tertentu lebih baik daripada kebanyakan orang, kata para ilmuwan. Teknologi ini juga bisa dijadikan senjata dan digunakan, misalnya, untuk menciptakan patogen yang lebih kuat, melancarkan serangan siber besar-besaran, atau mengatur manipulasi massal.
-
Bagaimana kecerdasan buatan membantu pekerjaan manusia? Dengan ini, peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
-
Siapa yang mengembangkan AI yang berbahaya? Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat peperangan. Pemerintah AS mengumumkan pada 22 November bahwa 47 negara bagian telah mendukung deklarasi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer – yang pertama kali diluncurkan di Den Haag pada bulan Februari.
Kecerdasan buatan ini juga dapat menanggapi pertanyaan dengan ketepatan seperti manusia pada waktunya nanti. Dampaknya adalah membuat beberapa pengusaha dan pemimpin dalam dunia pendidikan prihatin atas kemungkinan penyebaran informasi yang salah dan pelanggaran kekayaan intelektual yang bakal terjadi.
"AI chatbots dan program AI generatif lainnya mencerminkan data yang mereka konsumsi. Mereka memuntahkan dan mencampur kembali apa yang mereka berikan untuk efek yang hebat," tulis Karen Hao dari The Wall Street Journal.
"Kegagalan program AI berbasis transformer sangat sulit untuk diprediksi dan dikendalikan karena program bergantung pada jumlah data yang sangat besar sehingga hampir tidak mungkin bagi pengembang untuk memahami isi data tersebut," tambah dia. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkah Iwan Fals nyanyi soal korupsi Rp271 triliun? Simak faktanya
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan dalam laporan Bloomberg yang menyebut xAI dapat investasi jumbo.
Baca SelengkapnyaElon musk selalu mengampanyekan bahaya keberadaan AI. Tapi itu dulu. Sekarang lain hal.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat pertarungan geopolitik.
Baca SelengkapnyaBerikut prediksi teknologi berbasis AI yang akan berubah menyeramkan di 2024.
Baca SelengkapnyaApa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Baca SelengkapnyaTeknologi Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang, ada dua pertanyaan besar. Membahayakan atau menguntungkan?
Baca SelengkapnyaMenurut Megawati, dunia kini dihadapkan pada persoalan yang lebih kompleks, volatile dan penuh ketidakpastian.
Baca SelengkapnyaSinopsis Oppenheimar dan peringatan Nolan terkait perkembangan AI
Baca SelengkapnyaAI bukan hanya memudahkan pekerjaan manusia, namun ia bisa menjadi 'pribadi' yang suka mengadu domba.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah ilmuwan yang khawatir terhadap dampak buruk AI.
Baca SelengkapnyaArtificial Intelligence (AI) punya kontribusi yang menggiurkan bagi ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya