Mengunjungi Lepo Lorun, Rumah Para Wanita Penjaga Tenun Ikat Flores
Merdeka.com - Senyum mereka semakin merona berkat balutan busana indah berwarna. Kain eksotis yang mereka kenakan bukan sembarangan. Melainkan punya makna, sejarah, dan tradisi yang melekat yang terkenal dengan julukan tenun ikat. Lepo Lorun menjadi benteng pertahanan para wanita Flores menjaga keunikan tenun ikat yang berada di Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tak henti-hentinya mengenalkan tenun ikat kepada dunia. Lepo Lorun dan para wanitanya dengan gigih melestarikan mahakarya seni tradisional tenun ikat. Menunjukkannya di tengah era fesyen yang semakin modern. Di rumah panggung inilah kegiatan para wanita Flores berlangsung. Produksi kain tenun merupakan usaha mereka menjaga warisan kerajinan nenek moyang.
Lepo Lorun bermakna rumah tenun yang punya nama destinasi Sentra Tenun Ikat Lepo Lorun (STILL). Lepo Lorun berdiri dalam rangka memberdayakan wanita lokal menjadi penenun handal.
-
Bagaimana cara membuat kain tenun di Kampung Tenun? Selain itu, Anda juga bisa merasakan pengalaman membuat kain tenun sendiri dengan menggunakan alat didampingi oleh para pengrajin profesional.
-
Mengapa Kain Celugam penting bagi masyarakat Lampung Barat? Kini kain itu sudah mengakar kuat dalam budaya masyarakat setempat dan identitas yang sangat penting bagi mereka.
-
Mengapa kain tenun Ambon penting bagi warga Ambon? Bagi warga Kota Ambon, kain tenun punya makna sebagai suatu penegasan identitas kultural ketimbang fungsi-fungsi sakralnya.
-
Siapa pendiri Pabrik Tenun Kesono? Berdiri pada tahun 1935, pabrik ini dulunya jadi pabrik tenun terbesar di Jawa Timur. Pendirinya adalah keluarga Bin Martak, yang sebelumnya mendirikan pabrik tenun pertama di Surabaya.
-
Dimana Pabrik Tenun Kesono berdiri? Keluarga Bin Martak sengaja memilih Desa Kesono sebagai lokasi pendirian pabrik tenun karena berdekatan dengan salah satu sumber air terbaik pada zaman Hindia Belanda.
-
Bagaimana cara perempuan Baduy membuat kain tenun? Mereka menyatukan helai benang di sela-sela aktivitas sehari-hari. Tak ada mesin-mesin modern di sana, karena kain ini dibuat dengan alat tradisional berbahan kayu. Dengan cekatan, tuas di kanan dan kiri alat tenun digerakkan untuk membuat pola menarik.
Lepo Lorun©2021 Merdeka.com/Enno Da Silva
Pendirinya ialah Alfonsa Horeng, perempuan asli Maumere. Baginya tenun ikat Flores bukanlah kain sembarangan. Berbagai motif tenun ikat Flores menjadi kearifan lokal yang sarat akan nilai dan moral. Namun kini tenun ikat tradisional semakin ditinggalkan. Berkat Lepo Lorun, tak hanya orang Flores, namun masyarakat Indonesia patut bangga mempunyai mahakarya seni tenun ikat.
Sentra Tenun Ikat Lepo Lorun juga menjadi rumah bagi wisatawan untuk mengenal tenun ikat. Semua proses pembuatan dapat diikuti dengan seksama. Pasalnya Selembar kain tenun ikat NTT memerlukan sedikitnya 45 tahapan untuk menjadi kain nan elok. Di antaranya memilah kapas, memintal menjadi benang, mewarnai, membuat pola, hingga menenun.
Lepo Lorun©2021 Merdeka.com/Enno Da Silva
Berdiri tahun 2004, Lepo Lorun menjunjung tinggi teknik tenun tradisional. Populer dengan sebutan alat tenun bukan mesin (ATBM). Lama prosesnya memakan waktu hingga berbulan-bulan. Kesabaran dan ketekunan menjadi kunci utama untuk membuat satu lembar kain tenun ikat khas Flores.
Selain kapas, pewarna benang berasal dari bahan alami. Kulit tumbuhan mengkudu, kayu kepang, dadap serep, kunyit, hingga kulit pohon mangga. Varian warna yang berbeda tentunya membuat kain semakin menawan. Begitupula alat yang sepenuhnya tradisional. Mulai dari alat tenun, tembikar, hingga pemintal benang.
Lepo Lorun©2021 Merdeka.com/Enno Da Silva
Tak hanya memproduksi kain tenun, Lepo Lorun juga mengoleksi berbagai motif. Keseluruhan teknik tenun Flores sebenarnya terdapat 12 teknik tenun. Namun, hanya ada 4 teknik yang dapat dilestarikan Lepo Lorun. Ke delapan teknik lainnya sudah lenyap. Tak berhasil dilestarikan hingga generasi saat ini. Peran Lepo Lorun begitu terasa besar demi melanjutkan keberadaan teknik, motif, dan tradisi tenun khas Flores.
Produk lanjutan kain tenun ikat Flores berupa selendang, tas, baju, bandana, dompet, hingga sepatu. Para pengunjung juga diperbolehkan mengenakan kain tenun. Sekedar berfoto, atau membelinya sebagai buah tangan. Berkat Alfonsa, Lepo Lorun mampu melanglang buana. Tahun 2017, Lepo Lorun berhasil memikat masyarakat Amerika di ajang Tribal & TekstilArt Show di San Francisco.
Lepo Lorun©2021 Merdeka.com/Enno Da Silva
Tak hanya menenun, di Lepo Lorun pengunjung juga dapat belajar tarian dan nyanyian adat Sikka. Lepo Lorun menjadi sarana menjembatani para wanita Flores dengan dunia modern. Namun tak sedikitpun mengesampingkan tradisi dan jati diri tenun ikat yang sudah ada sejak 596 Sebelum Masehi ini.
Proses edukasi yang berprinsip keterbukaan mengajarkan para generasi muda Flores, bagaimana mengembangkan dan mengenalkan budayanya kepada dunia. Anak muda Flores melalui Lepo Lorun juga dapat belajar bahasa inggris, fotografi, film, kepemimpinan hingga topik kekinian. Tujuannya ialah memberikan wawasan yang luas dan menempatkan tenun ikat Flores lebih dikenal. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para perempuan turut mewariskan keahliannya itu ke generasi selanjutnya agar kerajinan tangan ini tidak punah dimakan zaman modern.
Baca SelengkapnyaMbok Mase adalah perempuan yang gigih dan ulet, ciri khas perempuan Kampung Laweyan pada masa jayanya.
Baca SelengkapnyaMengenal Kain Tapis, kerajinan tradisional khas Lampung yang penuh sejarah dan doa
Baca SelengkapnyaKonon pembuatannya hanya boleh dilakukan oleh perempuan.
Baca SelengkapnyaTenun tersebut masih diproduksi secara tradisional di Desa Juntikebon, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Batak menganggap kain tenun ulos sebagai lambang dari ikatan kasih sayang hingga kedudukan.
Baca SelengkapnyaSiami membuat kain tenun secara turun temurun. Ia belajar dari ibunya yang juga seorang penenun tradisional
Baca SelengkapnyaDi desa itu, mereka menjaga tradisi dan kearifan lokal yang telah mereka miliki selama berabad-abad.
Baca SelengkapnyaIndonesia tumbuh dengan ragam budaya. Setiap budaya memiliki kekhasannya tersendiri. Salah satu ciri khas dari ragam budaya ini adalah kain tradisional.
Baca SelengkapnyaRombongan ingin melihat secara dekat denyut kehidupan dan ekonomi Desa Bonjeruk.
Baca SelengkapnyaDi kampung Laweyan banyak terdapat rumah-rumah kuno tempo dulu. Rumah-rumah itu merupakan milik para saudagar kaya di sana.
Baca SelengkapnyaKain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
Baca Selengkapnya