Catatan Kelam Glodok Sebelum Kebakaran Hebat, Pernah Jadi Penjara Orang Penting RI hingga jadi 'Sumber Kematian' & Dicap Angker
Siapa sangka, gedung yang kini menjadi pusat toko elektronik terbesar dan terkenal di tanah air itu rupanya memiliki catatan kelam.
Rabu (15/1) malam, salah satu area di gedung Glodok Plaza yang terletak di Tamansari, Jakarta Barat mengalami kebakaran hebat. Dilaporkan, kejadian itu membuat sembilan orang terjebak hingga menimbulkan kerugian materil.
Siapa sangka, gedung yang kini menjadi pusat toko elektronik terbesar dan terkenal di tanah air itu rupanya memiliki catatan kelam di masa lampau.
Kawasan Glodok pernah difungsikan sebagai penjara dengan sejarah perjalanan yang dikenal 'angker'. Sejumlah tokoh nasional hingga publik figur pun sempat merasakan sensasi dibui di Penjara Glodok. Berikut ulasan selengkapnya.
Dicap Angker
Sebelum akhirnya menjadi pusat perbelanjaan di masa kini, Glodok Plaza merupakan bangunan yang dikenal angker karena dulunya adalah bekas Lembaga Pemasyarakatan Khusus (LPK). Gedung ini juga digunakan untuk menahan narapidana, terutama mereka yang dijatuhi hukuman mati. Penjara yang didirikan pada tahun 1743 ini awalnya hanya menampung warga Tionghoa yang memberontak.
Seiring dengan meningkatnya jumlah pemberontakan di berbagai daerah, termasuk di luar Jawa, penjara yang sebelumnya dikenal sebagai Strafinrichting Glodok ini mulai menampung tahanan dari pulau-pulau lain.
Para tahanan di penjara ini menjalani beragam hukuman, mulai dari penahanan ringan hingga penyiksaan oleh tentara Belanda yang menganggap mereka tidak patuh.
Dengan fungsinya sebagai tempat penampungan pelaku kejahatan, penjara Strafinrichting Glodok menjadi dikenal sebagai 'sumber' kematian karena kondisi tempat yang sangat tidak layak.
Ruangan yang padat dan kumuh menjadikan penjara tersebut sebagai pusat penularan berbagai penyakit, termasuk disentri. Bahkan, kebutuhan makan para tahanan tidak dipenuhi dengan baik oleh petugas penjara, yang menyebabkan banyak dari mereka meninggal karena kelaparan.
Pernah Jadi Penjara Bung Hatta
Selain itu, siapa sangka jika Glodok pun juga pernah menjadi bui bagi sosok Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta. Tokoh nasional yang seringkali disebut Bung Hatta itu diketahui pernah ditahan di lokasi ini pada tahun 1940.
Pada masa itu, beliau dipenjara selama sepuluh bulan oleh pihak Belanda. Ini menjadi titik awal kehidupannya di balik jeruji besi sebelum akhirnya diasingkan ke Boven Digul dan kemudian dipindahkan ke Pulau Banda Neira.
Meski Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, lokasi penjara di Glodok pun kemudian berubah menjadi tempat penahanan. Pada dekade 1960-an, Penjara Glodok masih digunakan untuk menahan individu-individu yang dianggap tidak nasionalis dan berorientasi Barat.
Sempat jadi Sel Tahanan Personel Koes Plus
Selain Bung Hatta, salah satu publik figur ternama di tanah air, vokalis utama band Koes Plus, Yon Koeswoyo turut merasakan sensasi ditahan di Penjara Glodok.
Dia ditangkap oleh rezim Soekarno pada tahun 1965 dan dipenjarakan di LPK Glodok karena dianggap memainkan musik Barat yang terpengaruh oleh The Beatles.
Padahal waktu itu, Indonesia berada dalam kedekatan dengan Uni Soviet dan China, dua negara komunis yang berseteru dengan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat. Setelah tiga bulan mendekam di penjara bersama personel band lainnya, yaitu Tony, Nomo, dan Yok Koeswoyo, mereka akhirnya dibebaskan tiga hari sebelum peristiwa G30-S PKI berlangsung.
Glodok Alami Kebakaran Hebat
Sebelumnya, gedung Glodok Plaza yang terletak di Tamansari, Jakarta Barat mengalami kebakaran besar pada Rabu (15/1) malam.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta melaporkan, mereka telah mengerahkan 45 unit pemadam, yang terdiri dari 29 unit dari Jakarta Barat, 6 unit dari Jakarta Pusat, 4 unit dari Jakarta Utara, serta masing-masing 1 unit dari Jakarta Selatan dan Jakarta Timur
Kebakaran masif diduga berasal dari sebuah diskotek di lantai 7 gedung tersebut yang telah berlangsung selama 10 jam. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Satriadi Gunawan mengungkap, setidaknya sembilan orang yang terjebak yakni terdiri dari delapan pria dan satu wanita. Mereka telah dievakuasi menggunakan ambulans PMI untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Petugas pemadam kebakaran terus berupaya untuk mengendalikan api yang berkobar di lantai tujuh, delapan, dan sembilan agar tidak menyebar ke lantai enam serta lantai-lantai lainnya.
Satriadi menjelaskan bahwa dua strategi diterapkan untuk memadamkan api. Strategi pertama dilakukan dari luar gedung dengan memanfaatkan tiga unit fire stick dan satu unit bronco skylight.
Sementara itu, strategi kedua melibatkan tim pemadam kebakaran yang memasuki gedung dengan menggunakan alat bantu pernapasan dan perlengkapan APD lengkap untuk melakukan pemadaman dari dalam gedung.