Daftar 21 Kecamatan di Jakarta Rawan Longsor Selama Januari 2025, Warga Diminta Waspada
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mengumumkan prediksi daerah yang berisiko mengalami tanah longsor pada Januari 2025.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mengeluarkan informasi mengenai daerah yang berisiko mengalami tanah longsor pada Januari 2025. Sebanyak 21 kecamatan di Jakarta diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap longsor.
"Prakiraan wilayah yang berpotensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG," demikian informasi yang diunggah di akun Instagram @bpbdjakarta, dikutip pada Selasa (14/1/2025).
BPBD Jakarta juga mengacu pada data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Ditemukan bahwa 21 kecamatan di Jakarta masuk dalam kategori zona menengah-tinggi atau rawan longsor.
Kecamatan-kecamatan tersebut tersebar di empat wilayah administrasi Jakarta. Di Jakarta Barat, terdapat Kecamatan Kembangan, sedangkan di Jakarta Pusat terdapat Kecamatan Menteng.
Di Jakarta Selatan, terdapat beberapa kecamatan seperti Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, dan Tebet.
Sementara di Jakarta Timur, ada Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo, dan Pulogadung.
Gerakan tanah dapat terjadi di zona menengah jika curah hujan melebihi batas normal, terutama di daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, tebing, atau jika lereng mengalami gangguan.
"Sementara pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali," jelasnya.
Oleh karena itu, para lurah, camat, dan masyarakat di daerah yang terpengaruh diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gerakan tanah saat curah hujan meningkat di atas normal.
BMKG Prediksi Jawa Barat Diguyur Hujan Sepekan Kedepan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga sangat lebat, akan melanda wilayah Jawa Barat. Selain itu, beberapa daerah juga berisiko mengalami hujan disertai kilat atau petir serta angin kencang.
"Dalam satu minggu ke depan, diprakirakan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan suplai massa uap yang mendukung pembentukan awan konvektif dan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat," ungkap Teguh Rahayu, Kepala BMKG Stasiun Bandung, dalam laporannya pada Senin (6/1/2025).
Cuaca ekstrem, yang ditandai dengan hujan disertai kilat, petir, dan angin kencang, diperkirakan akan terjadi pada sore hari, terutama pada hari-hari dengan pemanasan yang kuat, biasanya antara pukul 10.00 WIB hingga 14.00 WIB.
"Biasanya ditandai dengan jenis awan yang berwarna gelap dan menjulang tinggi seperti kembang kol. Dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (awan jenis cumulonimbus)," tambahnya.
Mengingat potensi cuaca ekstrem ini, BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap risiko sambaran petir dengan cara berlindung di tempat yang aman, menghindari pohon-pohon maupun objek tinggi, serta menjauhi area terbuka dan tinggi. Dengan langkah-langkah pencegahan ini, diharapkan masyarakat dapat mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem.