Kisah Haru Para Perawat Hamil Terinfeksi Corona Berujung Nyawa, Memilukan Hati
Merdeka.com - Tim medis merupakan sosok yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi virus corona dan covid-19. Lelah, mungkin sudah menjadi hal yang tak dirasakan lagi demi menyelematkan para pasien terinfeksi, meskipun dalam kondisi mengandung sekalipun.
Betapa mulia, para medis rela mengorbankan nyawanya dalam berjibaku melawan wabah. Tak sedikit dari mereka bahkan sudah terenggut nyawanya. Berikut ulasan kisah haru para pahlawan perawat medis yang hamil berujung nyawa.
Perawat Ari Puspita Sari
-
Mengapa para pahlawan rela berkorban? Mereka sadar bahwa selama mereka bersatu tidak ada yang tidak bisa dikalahkan. Bersatu saudara-saudara sekalian. Sama seperti yang dilakukan oleh para pahlawan kita dahulu.
-
Kenapa tenaga medis juga berisiko mengalami duka berkomplikasi? Mereka yang terlibat dalam perawatan paliatif, misalnya, menghadapi risiko duka berkomplikasi karena sering kali terlibat secara emosional dengan pasiennya.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa yang dikorbankan? Anak laki-laki dan perempuan menjadi sasaran pembunuhan ritual pada masa itu, namun karena sebagian besar korban adalah remaja, para peneliti kesulitan untuk menentukan jenis kelamin yang tepat.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Siapa saja yang berisiko? Salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami sindrom ini adalah individu dengan jenis penyakit Parkinson yang dikenal sebagai sindrom corticobasal (CBS), di mana sekitar 30% dari mereka dapat mengalami AHS.
Ari Puspita Sari, merupakan perawat RS Royal Surabaya yang diketahui tengah meninggal bersama calon buah hati dalam kandungannya pada Senin (18/5) lalu. Sebelumnya ia sempat menyandang status PDP, kemudian menjadi positif setelah dilakukan tes ulang.
Facebook Bayou Prakoso ©2020 Merdeka.com
Perawat cantik tersebut meninggal dunia bersama kondisi janin yang sudah dikandungnya selama 4 bulan. Sebelumnya kembali ke hadapan-Nya, Ari merupakan salah seorang perawat yang berjuang dalam melawan wabah virus corona.
Perawat Reno Tri Palupi
Selanjutnya ada perawawt Reno Tri Palupi yang bertugas di RSUD Pasar Rebo, DKI Jakarta. Selama menjalankan tugasnya, Reno diungkapkan sedang dalam kondisi mengandung sebelum akhirnya dia harus meninggal pada Sabtu 25 April 2020 sekitar pukul 04.25 WIB lantaran virus corona.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah menyampaikan, perawat Reno Tri Palupi sebelum kepergiannya, Reno sempat melahirkan pada Maret 2020 lalu dan belum mengetahui bagaimana kondisi bayinya. Berdasarkan catatan medis, belum ditemukan bayi baru dilahirkan terpapar virus corona melalui plasenta.
2 Perawat Hamil di Jakarta
Pilu juga harus dirasakan oleh dua orang perawat di Jakarta yang harus menerima kenyataan dirinya terpapar virus corona dalam kondisi tengah mengandung. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia menyatakan adanya kenaikan jumlah tenaga medis yang terpapar virus corona atau Covid-19 di Jakarta.
©2020 Merdeka.com
"Tenaga kesehatan yang positif terinfeksi Covid-19 sampai 84 orang, 1 di antaranya meninggal dan dua kondisi hamil," kata Dwi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (1/4) lalu.
Tak Hanya di Indonesia
Seorang perawat wanita asal Inggris bernama Mary Agyeiwaa Agyapong juga turut meninggal lantaran terserang virus corona. Sebelumnya, Mary terjangkit virus mematikan itu dalam kondisi sedang hamil.
The Guardian ©2020 Merdeka.com
Mary harus melakukan operasi darurat demi menyelamatkan sang buah hati perempuannya. Beruntung sang bayi berhasil dilahirkan, namun sayang, tak lama kemudian Mary harus meninggal dunia karena kondisi kesehatan yang terus menurun.
Menyebar di Seluruh RS dan Klinik di Jakarta
Pada Rabu (1/4) lalu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia menyatakan sebanyak 84 orang tenaga medis terinfeksi virus corona. Hal tersebut juga dikatakan tersebar di 30 Rumah Sakit serta klinik di Jakarta.
Selain itu, dia juga mengungkap terdapat dua orang dokter spesialis yang meninggal dunia.
"Yang berdomisili di Jakarta dari rumah sakit di luar Jakarta," jelasnya.
(mdk/bil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski akhirnya jemaah tersebut meninggal dunia, salah satu keluarga jemaah tetap berterima kasih atas perjuangan mereka.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti jam kerja para petugas Pemilu 2024 yang sangat berat.
Baca SelengkapnyaMenurut Emily, hatinya tertinggal di Gaza dan secepatnya ingin kembali ke sana.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter relawan mengungkap sebuah kejadian pilu mengenai sang pasien saat hendak melahirkan bayi.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan nakes yang berjuang lewati badai dan ombak untuk mengantarkan pasien untuk berobat ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaAda momen haru saat sang pasien terpaksa mengurus hingga tanda tangan berkas persetujuan operasi sendiri.
Baca SelengkapnyaDokter ini dibuat syok ketika kedua putrinya dilarikan ke rumah sakit tempat ia bekerja.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi tak mudah. Prajurit TNI butuh waktu enam jam.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, ada sejumlah pasien yang sedang berada di ruang operasi, bahkan ada yang sedang menjalani tindakan operasi.
Baca SelengkapnyaSaat dianiaya korban sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaLedakan bom di depan mata, mau tak mau mereka harus segera mengangkut korban dari lokasi.
Baca SelengkapnyaAksi protes kasus pemerkosaan dan pembunuhan sadis seorang dokter di rumah sakit milik pemerintah India mengalami peningkatan di seluruh negeri.
Baca Selengkapnya