Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mendadak Heboh Hantavirus di Tengah Virus Corona COVID-19, Apa Itu?

Mendadak Heboh Hantavirus di Tengah Virus Corona COVID-19, Apa Itu? ilustrasi penyakit mematikan. www.abc.net.au

Merdeka.com - Penyebaran virus corona covid-19 yang merajalela di seluruh dunia memberikan rasa was was tersendiri bagi masyarakat. Berbagai tindakan dilakukan agar virus corona covid-19 ini dapat ditekan penularannya.

Belum usai dilanda kepanikan dan kegentingan oleh virus corona covid-19, publik dikejutkan kembali dengan munculnya Hantavirus di China. Informasi mengenai kemunculan Hantavirus ini dengan cepat tersebar melalui media sosia,l setelah publik dikejutkan dengan kasus kematian seorang pria di China oleh Hantavirus.

Sehingga Hantavirus tersebut menjadi suatu hal yang menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi sebagian orang. Lantas, apa sebenarnya Hantavirus tersebut?

Orang lain juga bertanya?

Sejarah

United Nation melalui World Health Organization merilis sejarah waktu kemunculan kasus Hantavirus yang ada di seluruh dunia. Jadi, sebenarnya Hantavirus bukanlah merupakan variasi virus baru seperti informasi yang beredar di kalangan publik tersebut.

Dikutip dari WHO, kemunculan Hantavirus pertama kali pada tahun 2000 di Panama. Tidak hanya muncul sekali, Hantavirus kembali muncul pada tahun 2012 pada bulan September di Yosemite National Park, Amerika Serikat. Tujuh tahun kemudian, virus tersebut kembali menjangkit pada tanggal 4 Januari di Panama dan tanggal 23 Januari 2019 di Argentina.

Definisi

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa menyatakan, bahwa Hantavirus merupakan virus yang dibawa oleh hewan pengerat yang dapat menyebabkan gejala penyakit klinis pada manusia dengan berbagai tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Penularan Hantavirus ke manusia terjadi melalui inhalasi urin, kotoran, ataupun air liur dari hewan pengerat yang terinfeksi. Melalui media tersebut, Hantavirus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia apabila terjadi kontak langsung.

Penyebab

Kasus Hantavirus di Eropa disinyalir ditularkan oleh tikus berleher kuning (Apodemus flavicollis) yang hanya dapat ditemukan di wilayah tenggara seperti Republik Ceko dan Jerman. Berbeda, di Benua Amerika justru merilis 4 hewan pengerat yang dapat menularkan Hantavirus yakni tikus cotton rat (Sigmodon hispidus), tikus cokelat berperut putih (Peromyscus maniculatus), tikus beras (Oryzomys palutris), dan tikus berkaki putih (Peromyscus leucopus)

Gejala

Hantavirus ini menyebabkan beberapa gangguan kesehatan apabila tertular ke tubuh manusia. Beberapa gejala gangguan kesehatan tersebut meliputi kelainan paru-paru dan ginjal.

Gejala akan terasa dalam kurun waktu 1 hingga 8 minggu setelah terjadi kontak langsung dengan hewan pengerat yang terinfeksi. Gejala awal yang terasa adalah demam, kram otot pada bagian paha, punggung, dan pundak.

Setelah terjadi gejala awal, maka yang terjadi selanjutnya adalah sakit kepala berlebih, lemas, dan gangguan yang terasa di sekitar dada. Namun, tidak semua pasien terinfeksi dapat merasakan gejala ini.

Gejala akhir yang dirasakan akibat infeksi Hantavirus dapat dirasakan pada 10 hari setelah gejala awal. Gejala ini ditandai dengan batuk dan sesak nafas.

Kelainan tersebut muncul dengan gejala awal seperti demam berdarah, pusing, dan gangguan buang air kecil. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa, Hantavirus dapat menyebabkan kematian kurang dari 0,5 persen.

Pengobatan dan Pencegahan

Tidak ada pengobatan khusus yang dapat dilakukan untuk infeksi Hantavirus sejauh ini. Meminimalkan atau menghilangkan kontak langsung dengan hewan pengerat adalah cara pencegahan terbaik yang dapat dilakukan.

Secara tidak langsung, sebagian besar pengobatan untuk pasien Hantavirus ini bersifat simptomatik. Simptomatik dapat diartikan bahwa pengobatan dilakukan untuk mengobati gejala-gejala yang muncul akibat dari infeksi Hantavirus.

Pengobatan tersebut dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh. Menggunakan Ribavirin adalah salah satu pengobatan yang pernah dilakukan pada pasien Hantavirus di Eropa. Namun, di sisi lain vaksin untuk Hantavirus hingga sat ini belum ditemukan. (mdk/mta)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak Drastis di China, Awal Kemunculannya Mirip Covid-19
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak Drastis di China, Awal Kemunculannya Mirip Covid-19

Munculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi

Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi

Kasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.

Baca Selengkapnya
Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat
Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat

Kasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi

PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.

Baca Selengkapnya
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Baca Selengkapnya
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mycoplasma, Bakteri Penyebab Utama Pneumonia Misterius di China
Mengenal Mycoplasma, Bakteri Penyebab Utama Pneumonia Misterius di China

Temuan sementara, penyebab utama pneumonia misterius di China adalah mycoplasma.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Penyebaran Pneumonia Misterius di China Tak Secepat Covid-19
Kemenkes Sebut Penyebaran Pneumonia Misterius di China Tak Secepat Covid-19

Kemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.

Baca Selengkapnya