Mengenal Pierre Tendean, Perwira TNI Dibunuh PKI karena Disangka Jenderal Nasution
Merdeka.com - Tragedi G30S/PKI akan mencatatkan sejarah kelam di dalam jiwa Bangsa Indonesia. Dari semua jenderal tinggi yang berhasil diculik dan menjadi keganasan PKI, nama Pierre Andreas Tendean selalu tak pernah luput dari perhatian.
Pria yang memiliki paras tampan ini sejatinya merupakan seorang perwira militer Indonesia dengan jiwa besar. Sang pahlawan yang gugur tersebut rela menjadi perisai bagi Jenderal AH Nasution dengan menyerahkan nyawanya sendiri.
Semasa hidupnya, perwira berdarah Prancis ini kerap kali menjadi idola bagi banyak perempuan. Baik saat dirinya mengenyam bangku pendidikan militer hingga tatkala setia mendampingi AH Nasution memberikan ceramahnya di seluruh penjuru Tanah Air.
-
Siapa yang memimpin penculikan para jenderal? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Bagaimana KGB mengintai Jenderal TNI? “Koper yang dibawa anggota staf Athan itu dibuka dan digeledah lagi oleh pihak Soviet saat anggota itu keluar kamar,“ kisah Sayidiman.
-
Kenapa para jenderal diculik? Para Jenderal Angkatan Darat dituding sebagai Dewan Jenderal, mereka tidak loyal dan berniat mengkudeta Presiden Sukarno.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
-
Kenapa KGB mengintai Jenderal TNI? Kedatangan Mayjen Sayidiman, sebagai jenderal yang memiliki posisi penting di Dephankam Indonesia pasti menimbulkan kecurigaan pihak Uni Soviet.
-
Kenapa pasukan penculik menculik jenderal? Hal ini dilakukan karena di rumah Nasution dan Yani terdapat pasukan pengawal. Sementara di rumah-rumah jenderal lain, tidak ada pengawal.
Kerap Jadi Pusat Perhatian
Lahir pada tanggal 21 Februari 1939, Letnan Satu Corps Zeni Pierre Andreas Tendean yang memiliki bertubuh tinggi dan atletis ini memang dikenal sebagai perwira tampan. Saat menempuh pendidikan di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), ia sempat membuat heboh perempuan Bandung. Sampai ia kerap dijuluki sebagai Robert Wagner dari Panorama, nama daerah di Bandung yang menjadi lokasi ATEKAD.
"Setiap Pierre memimpin parade taruna, sosoknya selalu menarik perhatian," dikutip dari Pusat Sejarah TNI.
Tetap Fokus Pada Tujuan
Meski banyak digandrungi oleh banyak perempuan, Pierre diungkapkan oleh sang adik Roosdiawati dalam Buku ‘Kunang-Kunang Kebenaran di Langit Malam” tetap fokus pada tujuannya untuk menjadi sosok prajurit yang tangguh tatkala bersekolah di ATEKAD. Pierre terlihat lebih serius menekuni pendidikannya sebagai prajurit dibandingkan jalan-jalan dengan perempuan yang mengaguminya kala itu.
©2016 merdeka.com/istimewa
Pendidikan di ATEKAD tak lain menitikberatkan pada bidang konstruksi dan teknik sipil selain di bidang kemiliteran. Pierre menghabiskan waktu empat tahun untuk menimba ilmu di ATEKAD.
Karier Militer
Menjadi seorang tentara merupakan jalan hidup yang dipilih Pierre. Meski sang ayah Dr. AL Tendean merupakan seorang dokter, namun ia enggan untuk mengikuti jejak karier sang ayah tercinta.
Operasi penumpasan pemberontakan di Sumatera menjadi pengalaman tempur pertama bagi pria yang memiliki kulit putih bersih tersebut. saat itu, Pierre masih menjadi Kopral Taruna yang diberikan kesempatan untuk magang dan merasakan medan tempur sesungguhnya.
©2016 merdeka.com/istimewa
Usai menyandang pangkat Letnan Dua pada Batalyon Zeni Tempur 2/Kodam II di Medan, ia mendapatkan mandat untuk menyusup ke Singapura dan Johor sebagai intelijen dan mengumpulkan data. Dengan posturnya yang tegap, imigrasi tak curiga dan menganggapnya sebagai seorang turis.
Menjadi Perisai Jenderal AH Nasution
Namun, nahas nasib tragis harus dialaminya saat tragedi 1965 melanda Tanah Air. Baru enam bulan bertugas sebagai ajudan Jenderal Nasution, ia harus menantang sekelompok tentara Tjakrabirawa di kediaman Jenderal Nasution.
"Siapa di sana? Letakkan senjata!" bentak para penculik sembari menodongkan senjata.
"Saya Nasution," ucapnya tak gentar kepada para penculik.
Sementara itu, Jenderal Nasution dapat menyelamatkan diri dengan cara melompat tembok ke Kedutaan Besar Irak yang berada di sebelah kediamannya. Pierre pun segera diikat dan dibawa ke Lubang Buaya, Jakarta Timur. Jenazah Pierre yang ditembak hingga empat kali tersebut dilempar paling akhir ke sumur tua tersebut.
©2016 merdeka.com/istimewa
Ironisnya, Pierre saat itu sebenarnya telah turun piket. Dia berencana kembali ke Semarang untuk merayakan ulang tahun sang ibunda yang jatuh pada 30 September. Tanggal 30 sore hari, ia berencana untuk pulang namun dicegah oleh keluarga Nasution.
Kisah Asmara yang Memilukan
Sebelumnya, Pierre diketahui telah menjalin hubungan dengan seorang perempuan cantik bernama Rukmini. Hubungan yang dijalani Pierre dan Rukmini tidaklah mudah. Keduanya harus rela menjalin hubungan jarak jauh lantaran Pierre tak lama berdinas di Medan, tempat pertama kali keduanya bertemu.
merdeka.com ©2020 Merdeka.com
Meskipun demikian, kekuatan cinta keduanya pun benar-benar terjaga. Bahkan, disebutkan bahwa Pierre telah yakin untuk melamar sang kekasih. Lamaran tersebut lah kemudian yang menjadi momen terakhir bagi keduanya bertemu. Tepat 2 bulan sebelum pernikahannya dengan sang kekasih dilaksanakan, Pierre menjadi korban keganasan dari sekelompok tentara di bawah komando Letnan Untung. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tangis kesedihan pecah saat pemakaman Kapten Pierre Tendean korban peristiwa G30S PKI.
Baca SelengkapnyaMerangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaPotret lawas mendiang Jenderal Besar AH Nasution saat masih berseragam militer bersama istrinya.
Baca SelengkapnyaPaspampres dan dua anggota TNI mengaku sebagai anggota polisi saat menculik paksa Imam.
Baca SelengkapnyaTNI versus Tokoh PKI Kebal Peluru, apa yang dilakukan untuk melawan PKI?
Baca SelengkapnyaDoel Arif adalah komandan Pasopati dalam G30S/PKI. Perintah tangkap hidup atau mati datang darinya.
Baca SelengkapnyaDewasa ini kerap terjadi 'kenakalan' yang dilakukan Prajurit TNI. Bahkan, ada yang sampai menghilangkan nyawa hingga berujung bui.
Baca SelengkapnyaSerda Adan menjual tiga nama yang disebutnya sebagai perwira TNI AL untuk memuluskan tindak kejahatannya.
Baca SelengkapnyaTerdakwa tampak menangis tersedu-sedu dengan tangan bergetar di hadapan hakim.
Baca SelengkapnyaTimur Pane, sang pejuang dari Sumatera yang memiliki reputasi yang terkenal dan menggelisahkan.
Baca SelengkapnyaIbnu Hadjar merupakan mantan Letnan Dua TNI yang berujung menjadi pemberontak pemerintah dalam pasukan DI/TII.
Baca SelengkapnyaSatu anggota KKB yang tewas dalam baku tembak dengan TNI-Polri bernama Jen Aloka Taplo alias Dodi.
Baca Selengkapnya