Niat Sahur Nisfu Sya'ban dan Tata Cara Puasa, Ketahui Hukumnya
Merdeka.com merangkum tentang niat sahur nisfu Sya’ban dan tata cara puasanya yang perlu Anda ketahui.
Merdeka.com merangkum tentang niat sahur nisfu Sya’ban dan tata cara puasanya yang perlu Anda ketahui.
Niat Sahur Nisfu Sya'ban dan Tata Cara Puasa, Ketahui Hukumnya
Nisfu Sya’ban adalah malam yang terjadi pada tengah bulan Sya’ban. Di malam tersebut, Allah menurunkan rahmat dan ampunan kepada umat Islam. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan dan ibadah sebanyak-banyaknya. Salah satu ibadah yang dianjurkan dilaksanakan pada hari nisfu Sya’ban adalah puasa. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum tentang niat sahur nisfu Sya’ban dan tata cara puasanya yang perlu Anda ketahui. Simak ulasannya sebagai berikut.
Hukum Puasa Nisfu Sya’ban
Sebelum membahas tentang niat sahur Nisfu Sya’ban, terlebih dahulu Anda perlu mengetahui hukum puasa Nisfu Sya’ban. Nisfu Syaban umumnya berlangsung pada tengah-tengah bulan atau sekiranya tanggal 15 bulan Syaban. Pada tahun 2024, Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 25 Februari mendatang.
Puasa Nisfu Syaban termasuk ibadah yang sangat istimewa, dan dianjurkan bagi siapa saja yang mampu melakukannya. Hal tersebut tercantum dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i.
Usamah bin Zaid berkata, "Ya Rasulullah SAW, aku tidak pernah melihatmu berpuasa sebanyak di bulan Sya'ban." Rasulullah SAW berkata, " Ini adalah bulan yang tidak banyak diperhatikan orang-orang antara Rajab dan Ramadhan.
Ini adalah bulan saat berbagai amalan diangkat kepada Allah SWT. Aku suka amalanku diangkat saat sedang berpuasa." (HR Imam An-Nasa'i).
Niat Sahur Nisfu Sya’ban
bacaan niat puasa Nisfu Syaban yakni terbagi menjadi dua yakni pada siang dan malam hari. Niat puasa Nisfu Syaban pada siang hari:
Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adai sunnati Sya'bana lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat puasa sunah Syaban hari ini karena Allah Ta'ala."
Niat puasa Nisfu Syaban pada malam hari:
Nawaitu shauma ghadin 'an adai sunnati Sya'bana lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat puasa sunah Syaban besok karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Puasa Nisfu Sya’ban
Setelah mengetahui hukum dan niat sahur puasa Nisfu Sya’ban, maka hal yang juga perlu Anda ketahui dalam rangka menjalankan ibadah puasa di hari Nisfu Sya’ban adalah tata cara puasa nisfu Sya’ban. Berikut ini adalah tata caranya yang sesuai anjuran: 1. Membaca Niat Puasa
Tata cara puasa Nisfu Sya’ban yang pertama adalah membaca niat puasa. Sudah disinggung di atas bahwa niat puasa Nisfu Sya’ban dibagi menjadi dua yaitu niat pada siang hari dan niat pada malam hari.
2. Makan Sahur
Tata cara kedua puasa Nisfu Sya’ban adalah dengan makan sahur. Makan sahur bertujuan untuk mempersiapkan diri agar kuat menahan rasa lapar selama seharian. Makan sahur disarankan dilakukan menjelang masuk waktu Subuh sebelum Imsak.
3. Menahan Diri
Tata cara ketiga puasa Nisfu Sya’ban adalah dengan menahan diri. Meskipun termasuk dalam puasa sunnah, Anda perlu menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa.
Hal-hal yang dapat membatalkan puasa termasuk, makan, minum, dan memasukkan benda-benda lainnya. Anda juga perlu menghindari hal-hal yang membatalkan pahala puasa yang lain seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan lain-lain
4. Buka Puasa
Tata cara puasa Nisfu Sya’ban yang terakhir adalah berbuka puasa. Seperti halnya puasa Ramadhan, buka puasa dilakukan pada waktu Maghrib. Setiap umat Islam yang berpuasa dianjurkan untuk menyegerakan waktu berbuka.
Doa Nisfu Sya’ban
Nisfu Sya’ban adalah malam yang penuh dengan berkah, maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan termasuk doa. Berikut ini adalah doa Nisfu Sya’ban yang penting untuk dibaca: Allahumma ya dzal manni wa la yumannu 'alaika, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thowli wal in'am, la ilaha illa anta dhahral lajin wa jaral mustajirin wa ma'manal kha'ifin.
Allahumma in kunta katabtani 'indaka fî ummil kitabi syaqiyyan aw makhruman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famkhullahumma fi ummil kitabi syaqawati wa khirmani waqtitara rizqi, waktubni 'indaka sa'idan marzuqan muwaffaqan lil khoirat.
Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fi kitabikal munzal 'ala lisani nabiyyikal mursalin, yamkhullahu ma yasya'u wa yutsbitu, wa 'indahu ummul kitab, wa shallallahu 'ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa shahbihî wa sallama, walhamdulillahi rabbil 'alamîn.
Artinya: "Wahai Tuhanku yang Maha Pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat.
Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku.
Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki.
Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT."