Profil Soeripto, Eks Agen Intelijen Indonesia Diperintah Presiden Soeharto Selundupkan Senjata ke Bosnia
Soeripto, seorang tokoh intelijen Indonesia, memiliki karier yang tak kaleng-kaleng dan peran strategis dalam politik global.

Soeripto, atau yang juga dikenal dengan nama Suripto, adalah sosok yang memiliki pengaruh besar dalam dunia intelijen Indonesia, terutama selama era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Dikenal karena kariernya yang panjang dan penuh kontroversi, Soeripto terlibat dalam berbagai peran yang mencerminkan kompleksitas dunia intelijen. Salah satu kisah menarik adalah keterlibatannya dalam operasi penyelundupan senjata ke Bosnia selama konflik Balkan antara 1992 hingga 1995.
Dalam operasi ini, Soeripto dipercaya untuk mendukung pejuang Muslim yang berjuang melawan Serbia, menunjukkan betapa strategisnya peran yang ia jalankan dalam politik global.
Karier Soeripto dimulai dengan keterlibatannya dalam Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos) di Indonesia. Namun, perjalanan kariernya tidak berjalan mulus, karena ia dituduh sebagai salah satu pemimpin dalam kerusuhan anti-etnis Tionghoa yang terjadi pada tahun 1963 di Bandung.
Akibat tuduhan tersebut, ia harus menjalani masa penjara yang cukup panjang, mengubah arah hidupnya dan membawanya ke dunia intelijen. Setelah keluar dari penjara, Soeripto bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan mulai bekerja di bidang intelijen.
Ia kemudian menjabat sebagai staf Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) hingga tahun 1970. Dalam posisi ini, ia mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjalankan operasi-operasi intelijen yang lebih besar dan lebih kompleks.
Karier Intelijen dan Operasi Rahasia

Karier di Luar Intelijen
Soeripto dipercaya oleh Presiden Soeharto untuk menjalankan berbagai operasi rahasia yang memiliki dampak besar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satu operasi paling terkenal adalah penyelundupan senjata ke Bosnia.
Dalam konteks ini, Soeripto berperan dalam mendukung pejuang Muslim yang terjebak dalam konflik brutal melawan Serbia. Operasi tersebut tidak hanya menunjukkan kemampuan Soeripto dalam menjalankan tugas-tugas kompleks, tetapi juga menyoroti peran Indonesia dalam politik global pada saat itu.
Selain itu, Soeripto juga terlibat dalam upaya rekonsiliasi hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok. Meskipun ia memiliki reputasi sebagai penggerak kerusuhan anti-Tionghoa pada tahun 1963, kemampuannya dalam diplomasi berbasis intelijen membantunya meraih posisi yang lebih strategis dalam hubungan bilateral kedua negara.
Ini menunjukkan bahwa Soeripto memiliki kemampuan untuk beradaptasi dalam situasi yang kompleks dan beragam.

Setelah era Orde Baru berakhir, Soeripto tidak meninggalkan dunia intelijen. Ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan dan Perkebunan dari tahun 1999 hingga 2001.
Dalam posisi ini, ia berperan dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia yang sangat penting. Selain itu, Soeripto juga terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada periode 2004-2009.
Dalam kapasitas ini, ia memberikan pandangan dan analisis yang tajam mengenai isu-isu keamanan dan politik yang dihadapi Indonesia, termasuk peristiwa-peristiwa penting seperti pemboman Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott pada tahun 2009.
Ia sering kali menganalisis motif dan aktor di balik peristiwa tersebut, menunjukkan kedalaman pemikirannya dalam isu-isu yang krusial.
Pandangan dan Analisis Soeripto
Soeripto dikenal sebagai seorang pemikir yang tajam dan analitis. Ia sering memberikan komentar mengenai berbagai isu yang berkaitan dengan keamanan dan politik, baik di dalam maupun luar negeri.
Pandangannya yang kritis dan mendalam membuatnya menjadi salah satu tokoh yang diperhitungkan di kalangan pengamat politik dan intelijen di Indonesia.
Dengan pengalaman yang luas dan keterlibatan dalam berbagai peristiwa penting, Soeripto menjadi figur yang kompleks dan penuh warna dalam sejarah intelijen Indonesia. Kariernya yang meliputi operasi rahasia, diplomasi, dan politik menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam berbagai bidang.
Namun, perlu dicatat bahwa informasi yang tersedia tentang Soeripto mungkin hanya sebagian dari keseluruhan gambaran hidupnya. Banyak aspek dari karier dan kehidupannya yang masih menyimpan misteri dan kontroversi.