Mengenal Hoegeng, Polisi Paling Jujur di Indonesia Pernah Usut Kejahatan Sekitar Soeharto
Diketahui, Hoegeng tidak memiliki rumah pribadi. Hanya ada rumah dinas di Jalan Muhammad Yamin, Jakarta. Bahkan, ia juga tak memiliki mobil pribadi.
Mantan Presiden Gus Dur pernah menyebut hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Yaitu patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng.
Mengenal Hoegeng, Polisi Paling Jujur di Indonesia Pernah Usut Kejahatan Sekitar Soeharto
Mengenal Sosok Hoegeng, Polisi Paling Jujur di Indonesia
Indonesia pernah memiliki sosok polisi yang disebut paling jujur, berani menolak korupsi, dan bergaya hidup sederhana. Dia adalah Hoegeng Iman Santoso atau akrab disapa Jenderal Hoegeng. Bahkan, mantan Presiden Gus Dur pernah menyebut hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Yaitu patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng.
Berikut fakta-fakta menarik sosok Hoegeng yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Kapolri yang tidak memiliki mobil pribadi Jenderal Hoegeng merupakan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5. Namun, meski menduduki jabatan mentereng dia dikenal sebagai sosok yang sederhana. Diketahui, Hoegeng tidak memiliki rumah pribadi. Hanya ada rumah dinas di Jalan Muhammad Yamin, Jakarta. Bahkan, dia juga tak memiliki mobil pribadi.
Melihat situasi tersebut, sejumlah Kapolda ikut merasa iba. Mereka lalu saweran dan membelikan mobil Holden Kingswood.
"Itu satu-satunya mobil setelah Bapak pensiun," ujar Aditya S Hoegeng dalam tulisannya, Saya Bangga Menjadi Anak Pak Hoegeng.
2. Larang istri ikut kunjungan kerja Selama berkarir, Hoegeng juga melarang pasangannya untuk ikut mendampingi kunjungan kerja. Hal ini diungkapkan langsung oleh sang anak Bernama Aditya. Pada suatu momen, Merry mengaku ingin mendampingi Hoegeng berkunjung ke Belanda layaknya pejabat negara. Namun, keinginannya tersebut dilarang keras oleh sang suami. "Bapak melarang karena tak ingin ada orang lain yang mempergunjingkannya," cerita Aditya.
3. Berani usut kasus kejahatan di sekitar Soeharto Selama kepemimpinannya, mantan Presiden Soeharto dikenal sebagai sosok yang tegas dan otoriter. Namun, hal tersebut tak sedikit pun membuat takut Jenderal Hoegeng. Sosok Hoegeng dikenal berani mengusut sejumlah kasus kejahatan yang melibatkan pejabat tinggi hingga sosok penting lainnya. Sepak terjang inilah membuat kroni keluarga Cendana mulai terusik.
Misalnya, kasus pemerkosaan seorang penjual telur bernama Sumarijem atau Sum Kuning di Yogyakarta yang menjadi perhatian seantero negeri kala itu. Proses di pengadilan berjalan penuh rekayasa. Sumarijem yang menjadi korban malah menjadi tersangka
Dalam kasus ini, anak seorang pejabat dan seorang anak pahlawan revolusi diduga ikut menjadi pelakunya. Melihat ketidakadilan yang terjadi, Hoegeng bertekad mengusut tuntas kasus ini. Dia siap menindak tegas para pelakunya walau dibekingi pejabat.
Namun, hal ini membuat mantan Presiden Soeharto tidak senang. Soeharto memerintahkan kasus ini ditangani oleh Team pemeriksa Pusat Kopkamtib. Hal ini dinilai janggal oleh masyarakat luas. Hoegeng juga diketahui bertekad mengusut sejumlah kasus lainnya yang diduga melibatkan orang-orang dekat Soeharto. Atas ketegasannya tersebut, Soeharto mencopot Hoegeng sebagai Kapolri tanggal 2 Oktober 1971.
Pelengseran Hoegeng ini dengan alasan penyegaran. Namun, Jenderal M Hasan sosok Kapolri pengganti dirinya justru memiliki usia lebih tua satu tahun. Banyak pihak ketika itu menilai pergantian Hoegeng penuh intrik politik. Tapi Hoegeng tak peduli dicopot. Dia sadar itu risiko memperjuangkan tegaknya hukum dengan kejujuran, dan sikap antikorupsi.