Tangis Haru Pemuda Tukang Gula jadi Polisi Pertama di Desanya, Tinggal di Pedalaman Perjuangannya Luar Biasa
Berikut momen tangis haru pemuda tukang gula berhasil menjadi polisi pertama di desanya.
Tangis Haru Pemuda Tukang Gula jadi Polisi Pertama di Desanya, Tinggal di Pedalaman Perjuangannya Luar Biasa
Siapa pun bisa mewujudkan cita-citanya.
Seperti hal nya pemuda yang tinggal di pedalaman satu ini. Ia berjuang dan bekerja keras demi bisa mewujudkan mimpinya. Tak disangka, Ia akhirnya berhasil meraihnya. Bahkan, Ia menjadi sosok pemuda pertama yang menjadi polisi di desanya.
Lantas bagaimana kisah selengkapnya? Melansir dari akun Instagram ssdm_polri, Senin (15/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
Pemuda tersebut bernama Rahmad Daniel. Ia dinyatakan lulus dalam sidang akhir yang dipimpin oleh Karo SDM Polda Sulsel, Kombes Polisi Aris Haryanto.
Mengetahui dirinya lolos, Rahmad langsung bersujud di kaki kedua orang tuanya sambil menangis haru.
Tidak berbeda dengan anaknya, sang Ibu juga menangis haru mendapatkan kabar bahagia tersebut.
"Alhamdulillah tidak ku sangka kau bisa lulus Nak," ujar Ibu Rahmad Daniel sembari menangis haru. saat sang anak bersimpuh dikakinya.
"Alhamdulillah ya Allah," ujar sang Ibu sembari bersujud.
-
Siapa yang berhasil menjadi Polwan? SSDM Polri membagikan sebuah kisah inspiratif di akun media sosial miliknya. Kisah ini memperlihatkan seorang anak nelayan dari Pulau terluar bernama Kiki Wulandari berhasil menjadi Polwan.
-
Siapa Polwan inspiratif dari Sumatra Utara? Natalia Bangun adalah seorang anggota polisi yang sudah mengabdi selama 31 tahun.
-
Kenapa anggota Polri ini mendapatkan penghargaan? 'Sebagai penghargaan kepada anggota Polri yang berjasa besar dengan keberanian, kebijaksanaan, dan ketabahan luar biasa melampaui panggilan kewajiban yang disumbangkan untuk kemajuan dan pengembangan kepolisian, atau tidak pernah cacat selama bertugas di kepolisian,'
-
Siapa anak penjual jus yang sukses jadi polisi? 'Bukti doa Ibu menembus langit anak pedagang jus keliling lulus masuk Polisi Murni 100%', tulisnya dalam video.
-
Bagaimana karier Jenderal Polri? Tak hanya itu saja, rekam jejak karier Carlo selama menjabat sebagai anggota Polri juga bukan kaleng-kaleng. Ia beberapa kali turut serta berhasil memecahkan kasus.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
Mengingat anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Hasanuddin dan Nurmiah ini sendiri berasal dari pegunungan di pedalaman kawasan hutan lindung Kabupaten Bone.
"Kami dari keluarga kecil yang tinggal di pegunungan. Kalau pergi sekolah, anakku ini jauh," ungkap sang Ibu.
Untuk diketahui, Desa Tapong tercatat memiliki penduduk sekitar 1.700 jiwa. Di mana desa yang mereka tinggali ini dikelilingi oleh pegunungan hutan lindung.
Desa Tapong juga tergolong sebagai desa yang sangat terpencil di pedalaman Kabupaten Bone. Desa ini ditaksir seluas 4.559 kilometer persegi.
Instagram ssdm_polri
Menariknya, Ia menjadi pemuda pertama yang berhasil menjadi anggota Polri.
Ya, dijelaskan bahwa sejak Indonesia merdeka 79 tahun lalu, Rahmad Daniel merupakan pemuda pertama yang tercatat lulus menjadi anggota Polri dari Desa Tapong.
"Iya bangga saya dengar anak saya itu bisa lulus. Karena sebelumnya saya tidak sangka dia bisa lulus," ujar sang Ayah.
Instagram ssdm_polri
Lebih lanjut, sang Ibu mendoakan agar putranya kelak bisa menjadi sosok yang berbakti kepada negara dan orang tuanya.
"Untuk berbakti kepada Negara, kepada orang tua. Saya doakan mudah-mudahan dia bisa menjalankan tugas dengan baik," ucap sang Ibu mendoakan Rahmad.
Instagram ssdm_polri
Kebahagiaan tidak hanya dirasakan oleh kedua orang tua Rahmad saja. Pemuda ini tentu juga menjadi kebanggaan masyarakat Desa Tapong.
"Saya mewakili pemerintah Desa Tapong, kami tentu sangat bangga karena Rahmad Daniel ini adalah putra pertama di desa kami yang mendaftar melalui Polres Bone dan lolos menjadi anggota Polri," kata Ridwan, Kepada Desa Tapong.
Instagram ssdm_polri
Tak disangka, Rahmad sempat mendapatkan ejekan dari masyarakat sekitar ketika hendak mendaftar. Apalagi Rahmad bukan lah berasal dari keluarga kaya raya dan berlatar belakang Polri."Waktu mendaftar banyak warga yang mengejek-ejek karena dia dari keluarga kurang mampu. Bahkan dia adalah pemerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Sehingga pada saat itu banyak yang menghina," ungkap Ridwan.
"Jadi saya motivasi terus ini anak untuk wujudkan tekadnya, karena memang beberapa orang menganggap dia tidak akan mampu," lanjutnya.