Tradisi Sungkem Lebaran dan Sejarahnya dalam Agama Islam, Ketahui Tata Caranya
Merdeka.com - Lebaran kini akan tiba dalam hitungan jari. Lebaran selalu identik dengan tradisi sungkem yang dilakukan kepada orang yang lebih tua. Tidak seperti biasanya, kini kita harus merayakan hari kemenangan dengan cara yang cukup berbeda lantaran wabah Covid-19 yang melanda negeri.
Meskipun demikian, tidak ada salahnya bagi Anda untuk mengetahui sejarah hingga tata cara sungkem yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.
Tradisi Sungkem di Indonesia
-
Kenapa tradisi sungkem dilakukan saat Lebaran? Tradisi ini dilakukan dengan cara bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua sambil mencium tangannya. Biasanya hal ini dilakukan oleh anak kepada orang tuanya sendiri saat Lebaran tiba.
-
Bagaimana cara mengucapkan kata-kata sungkeman lebaran? Dengan melafalkan kata-kata sungkeman lebaran bahasa Jawa secara tulus dan ikhlas, hubungan antaranggota keluarga dan komunitas dapat semakin diperkuat dan harmonis.
-
Apa tradisi sungkem itu? Tradisi ini dilakukan dengan cara bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua sambil mencium tangannya. Biasanya hal ini dilakukan oleh anak kepada orang tuanya sendiri saat Lebaran tiba.
-
Apa saja kata-kata sungkeman lebaran Bahasa Jawa? Berikut kata-kata sungkeman Lebaran bahasa Jawa yang penuh makna mendalam: Kata-kata Sungkeman Lebaran Bahasa Jawa dan Artinya 'Ngaturaken sembah pangabekti kawula lan nyuwun pangapunten sedaya kalepatan kula sekeluwarga. Mugi linebura ing dinten riyaya punika. Sak lajengipun, kula nywun donga lan pangestu supados menapa ingkang dados gegayuhan kula saged kasembadan.'Artinya:Saya menyampaikan sungkem saya dan memohon permohonan maaf atas semua kesalahan saya sekeluarga. Semoga kesalahan terhapuskan dalam momen hari raya ini. Selanjutnya, saya juga meminta doa dan restu, supaya apa yang jadi harapan dan cita-cita saya bisa terwujud.
-
Kapan biasanya mengucapkan kata-kata sungkeman lebaran? Kata-kata sungkeman Lebaran bahasa Jawa bisa diucapkan saat halal-bihalal kepada keluarga dan orang-orang terdekat.
-
Kenapa kata-kata sungkeman penting di lebaran? Sungkeman sendiri merupakan tradisi penting saat Lebaran bagi masyarakat Jawa.
©2018 Merdeka.com/istimewa
Sungkem seringkali dilakukan ketika Hari Raya Idul Fitri tiba sebagai wujud silaturahmi hingga permohonan maaf kepada orang yang lebih tua. Sungkem menjadi ciri khas tersendiri bagi sebagian orang lantaran menjadi momen bertemu dengan sanak saudara, handai taulan, rekan-rekan, hingga segenap orang yang selama ini jarang ditemui.
Banyak yang menuturkan bahwa tradisi yang satu ini merupakan tanda bukti yang ditunjukkan oleh anak kepada orang tua sebagai rasa terima kasih atas bimbingan dan pelajaran yang diajarkan sejak kecil hingga dewasa.
Selain pada saat lebaran, tradisi sungkem ini biasanya juga dilakukan oleh calon pengantin untuk meminta restu kepada kedua orangtua.
Berbagai Makna Tradisi Sungkem
©2014 Merdeka.com
Makna pertama dari tradisi sungkem adalah sebagai sarana yang dilakukan masyarakat Jawa untuk melatih kerendahan hati. Sebab dengan melakukan sungkem, maka seseorang akan melakukan gestur merendah dan menyembah kepada orang yang lebih tua.
Makna kedua dari sungkem yakni sebagai wujud terima kasih dari seorang anak atau orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua. Ungkapan terima kasih ini diwujudkan dengan gestur yang seakan patuh dan hormat kepada orang yang lebih tua.
Makna dari tradisi sungkem yang berikutnya yakni wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua. Sebuah hubungan antara orang yang lebih tua dengan yang lebih muda akan dapat diperbaiki dengan tradisi sungkeman.
Makna terakhir dari sungkeman yakni sebagai ritual penyadaran diri pada jiwa-jiwa anak muda yang sering lupa bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang lebih tua.
Sungkem Sebagai Budaya Islam dan Jawa
©2019 Merdeka.com/Iqbal Nugroho
Tradisi sungkem yang telah hadir di tengah kebudayaan masyarakat Indonesia ini tidak terlepas dari sejarah masa lalu. Dr. Umar Khayam (alm), seorang budayawan senior Universitas Gadjah Mada mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak ada sejarah yang pasti mengenai awal mula dari tradisi sungkem ini.
Namun, yang diketahui secara pasti bahwa tradisi sungkem merupakan akulturasi atau percampuran dari budaya Jawa dengan agama Islam yang zaman dahulu telah banyak dilakukan oleh pemuka agama.
Sejarah Meluasnya Budaya Sungkem
©2018 Merdeka.com/Radeva Pragia
Tradisi sungkem yang merupakan perpaduan budaya Jawa dan Islam tersebut lantas mulai meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini lantaran keinginan dari para ulama untuk menjalankannya secara kolektif.
Para ulama pada masa itu menginginkan agar tujuan dari puasa Ramadhan tercapai, memantik budaya saling memaafkan di antara banyak orang dengan harapan agar dosa yang melekat pada setiap manusia dapat berguguran.
Maka mulai sejak itu, tradisi sungkeman menjadi sebuah kebudayaan baru di kalangan masyarakat Nusantara sebagaimana meluasnya ajaran agama Islam pada saat itu.
Tata Cara Sungkem
©2018 Merdeka.com
Tradisi sungkeman bukanlah menunjukkan rendahnya derajat seorang manusia kepada manusia yang lain, melainkan hal tersebut menunjukkan akhlak dan sifat yang mulia dari seorang manusia.
Tujuan utama dari tradisi yang satu ini bukan hanya untuk memohon maaf kepada orang lain, namun juga sebagai tanda penghormatan kepada manusia lain yang telah memberikan sekaligus mengajarkan berbagai hikmah dari kehidupan.
Biasanya, sungkem ini dilakukan dengan cara membungkukkan badan dan jongkok sambil mencium kedua tangan orang yang lebih tua. Setelah itu, maka diperbolehkan untuk mengucapkan permohonan maaf hingga doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT atas orang yang lebih tua dari kita tersebut. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kumpulan kata-kata yang bisa diucapkan saat sungkeman dalam bahasa Jawa.
Baca SelengkapnyaJadi kebiasaan sehari-hari, sejak kapan orang Indonesia mulai sering cium tangan?
Baca SelengkapnyaKata-kata sungkeman Lebaran bahasa Jawa bisa diucapkan saat halal-bihalal kepada keluarga dan orang-orang terdekat.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaSungkeman ini merupakan simbol pertanda bahwa mempelai ingin menghormati dan mengucapkan terima kasih pada orang tua atas pengorbanan dan kasih sayangnya.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaTradisi Nyepuh jadi cara warga di Ciamis untuk menyambut bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaSejak kapan orang Indonesia mengenal budaya salam tempel Lebaran?
Baca SelengkapnyaMauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaBiasanya tradisi ini dilaksanakan ketika hari raya Idulfitri. Namun di Aceh, Meugang juga berlaku untuk merayakan hari raya Iduladha.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaTabuik diambil dari bahasa Arab Melayu yang artinya keranda yang dihiasi bunga-bunga dan kain warna-warni dan dibawa secara arak-arakan keliling kampung.
Baca Selengkapnya