Pembangunan Masjid Kurang Rp200 Juta, Kasad 'Nanti Saya Kasih Dandim Uangnya'
Merdeka.com - Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman berkunjung ke salah satu Masjid yang masih dalam proses pembangunan. Di sana, warga yang mewakili Masjid tersebut mengungkap masih tersebut masih kekurangan dana pembangunan.
Tak tanggung-tanggung, jumlahnya sebesar Rp200 juta. Mengetahui hal itu, Dudung langsung menyatakan akan membantu dan uangnya akan diberikan kepada Dandim.
Melansir dari akun YouTube TNIINACTION, Jumat (31/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Dimana letak Masjid Agung? Berada di kawasan Kota Kediri, Masjid Agung Kediri adalah salah satu destinasi yang banyak disinggahi oleh para wisatawan.
-
Kapan masjid itu dibangun? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Dimana Masjid Agung Banten berada? Masjid megah ini belakangan dikenal lewat menara putih ikoniknya yang berdiri persis di samping bangunan.
Pembangunan Masjid
Dudung Abdurachman bertemu dengan salah satu pengurus Masjid. Tempat ibadah ini dikatakan masih dalam proses pembangunan. Pengurus mengungkapkan masih ada TPA Hafiz Al-Quran dan rumah marbot yang belum terselesaikan.
YouTube TNIINACTION ©2023 Merdeka.com
"Bapak bagian?," tanya Kasad ke pria ini.
"Ketua Masjid, Pimpinan," jawab Ketua Masjid ini.
"Oh, kenapa Masjidnya?," tanya Dudung.
"Masih ada yang dibangun, Jenderal," jawabnya.
"Yang dibangun apanya?," tanya Dudung.
"Masih ada TPA Hafiz Al-Quran sama rumah marbot kita, Jenderal," jelasnya.
Pembangunan Masjid Masih Kurang Rp200 Juta
Mendengar hal itu, Dudung langsung bertanya biaya yang dibutuhkan untuk membangun keduanya. Pengurus Masjid ini lantas mengatakan masih membutuhkan biaya senilai sekitar Rp200 juta.
YouTube TNIINACTION ©2023 Merdeka.com
"Berapa?," tanya Dudung langsung."Kira-kira mungkin ada Rp200 juta," ungkap pria ini."Rp200 juta?," tanyanya ulang."Siap," jawabnya.
Nanti Saya Kasih Dandim Uangnya
Mengetahui hal itu, Dudung langsung menyatakan akan membantu. Dudung kemudian mengatakan bahwa uang sumbangan akan diberikan kepada Dandim.
YouTube TNIINACTION ©2023 Merdeka.com
"Saya kasih ya, Rp200 juta ya, bangun ya. Nanti saya kasihkan Dandim uangnya. Beresin ya," ujar Dudung ke pengurus Masjid dan Dandim."Siap, mudah-mudahan berkahnya," ujarnya langsung memeluk Dudung. (mdk/tan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan Kasad Dudung yang memeriksa kantong anggota Brimob untuk mencari dompet, namun yang ditemukan justru uang sejumlah Rp150 ribu.
Baca SelengkapnyaMardiono mendorong para kader untuk terus dekat dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Dudung Abdurachman membangun sebuah masjid megah di komplek makam Sunan Gunung Jati bernama Masjid Syarif Abdurrahman.
Baca SelengkapnyaMasjid Negara IKN ini semakin megah dengan dikelilingi air pada embung buatan.
Baca SelengkapnyaSosoknya langsung diberi apresiasi hingga diganjar pelukan erat.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok tukang pijit Jenderal Dudung yang ternyata bukan orang sembarangan.
Baca SelengkapnyaNantinya masjid negara IKN ini bisa menampung sekitar 61 ribu jemaah.
Baca SelengkapnyaPenyelesaian proses tutup atap atau topping off Masjid Negara IKN dapat dilakukan paling lambat pada Desember 2024.
Baca SelengkapnyaPeresmian Masjid Agung Madaniyah ditandai dengan penandatanganan prasasti
Baca SelengkapnyaFakta Masjid Raya Sumatera Barat yang menelan dana yang mahal dan proses pembangunan yang lama.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Sulawesi Tengah Ahmad Ali melanjutkan program pribadinya dengan membangun rumah ibadan dan pesantren.
Baca SelengkapnyaMomen lawas saat pewarta berita membocorkan biaya bangun masjid di tahun 1980-an di kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya