3 Tahun Lagi, 52 Persen Pekerjaan Manusia Bakal Digantikan Mesin
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tahun 2025 mendatang banyak pekerjaan manusia yang telah digantikan mesin. Dia memperkirakan perbandingannya bisa mencapai 52 persen mesin dan 48 persen manusia.
"Ini menjadi suatu kesempatan namun juga tantangan," kata Sri Mulyani dalam keterangan persnya, Jakarta, Jumat (26/8).
Sri Mulyani menjelaskan tren penggunaan mesin yang menggantikan pekerjaan manusia di tahun 2019 hanya 29 persen saja. Namun sejak terjadinya pandemi Covid-19, makin banyak pekerjaan manusia yang digantikan mesin.
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
-
Siapa yang mengatakan AI akan mengubah cara kerja? Generasi baru agen yang didukung AI akan mengambil alih berbagai tugas yang repetitif dan membosankan, memungkinkan pekerja untuk lebih fokus pada pekerjaan yang memiliki nilai tambah. Corporate Vice President of Business and Industry Copilot, Charles Lamanna, menyatakan, 'Anggaplah agen sebagai sebuah aplikasi di era AI.'
-
Siapa yang ingin menggantikan manusia dengan AI? Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, ahli komputer terkenal Yoshua Bengio menyatakan bahwa beberapa elit teknologi berkeinginan untuk menggantikan manusia dengan AI.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Apa yang terjadi pada proporsi penduduk Indonesia usia 65 tahun ke atas di tahun 2045? Di tahun 2020, proporsi jumlah penduduk kelompok ini hanya 6,16 persen. Namun di tahun 2045 akan menjadi 16,03 persen.
-
Kapan teknologi mulai mengubah pekerjaan? Dalam beberapa tahun terakhir, mesin dan otomatisasi semakin menggantikan peran manusia dalam berbagai sektor pekerjaan.
"Tahun 2022 sesudah pandemi peranan mesin menjadi lebih mendominasi 42 persen, human (manusia) 58 persen," kata dia.
Dia mengatakan kehadiran teknologi digital di dalam society 5.0 sudah semakin terintegrasi dengan kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat Indonesia khususnya generasi muda perlu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
Utamanya di bidang teknologi digital karena saat ini tidak semua masyarakat bisa mendapatkan manfaat dan akses dari perubahan society 5.0. Makanya, pemerintah sekarang fokus pada pembangunan infrastruktur.
"Kita harus memiliki infrastruktur, naik itu infrastruktur hard dari mulai jalan raya, digital infrastruktur, satelit, dan konektivitas, hingga infrastruktur yang sifatnya soft atau lunak, yaitu bagaimana mempersiapkan masyarakat atau manusianya dengan tentu sebuah evolusi pendidikan dan keterampilan," tuturnya
Untuk itu pemerintah banyak melakukan upaya yang bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Salah satunya di sektor pendidikan, dengan mencanangkan program wajib belajar 6 tahun dan sekarang menuju wajib belajar 12 tahun.
Selain itu, pemerintah juga membentuk dana abadi pendidikan yang dikelola oleh LPDP, dana abadi perguruan tinggi, dana abadi kebudayaan, penelitian, hingga dana abadi pesantren.
"Sekarang LPDP sudah mencapai 120 triliun rupiah. Hari ini kita sudah mengirim dan memberikan beasiswa kepada hampir 30.000 mahasiswa untuk mengambil pelajaran di sekolah terbaik di dunia, dan sebanyak 1.668 proyek penelitian didanai," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pekerjaan seperti sopir truk, pengemudi taksi dan pengantar barang memiliki peluang untuk digantikan oleh kendaraan self-driving di masa depan.
Baca SelengkapnyaWEF melaporkan bahwa dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaPekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaGig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca SelengkapnyaIni merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Populix terhadap masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaRasa lelah karyawan bisa dikurangi berkat kecerdasan buatan.
Baca SelengkapnyaBasis proyeksi pertumbuhan ekonomi itu ditopang oleh terkendalinya inflasi.
Baca SelengkapnyaPeran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaHasilnya, sebanyak 62% responden khawatir pekerjaan mereka akan tergusur oleh kecerdasan artifisial (AI).
Baca SelengkapnyaRiset WEF mengungkapkan bahwa 23 persen tenaga kerja di berbagai industri akan berubah hanya dalam lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2025, diperkirakan teknologi akan semakin mendukung aktivitas manusia.
Baca Selengkapnya