Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Rivalitas perusahaan abadi di dunia bisnis

5 Rivalitas perusahaan abadi di dunia bisnis Ilustrasi produktivitas. ©shutterstock.com/Minerva Studio

Merdeka.com - Persaingan dalam dunia bisnis selalu lumrah terjadi. Kesamaan produk oleh dua perusahaan berbeda membuat persaingan dalam merebut pasar terjadi.

Konsumen tentunya mengharapkan sesuatu yang baru dari produk yang telah dikeluarkan oleh beberapa perusahaan berbeda. Maka dari itu untuk meraup keuntungan, perusahaan perlu melakukan suatu inovasi atau terobosan dalam hasil produksinya.

Peningkatan persaingan usaha dapat meningkatkan kinerja ekonomi sebuah negara, membuka peluang usaha bagi warga negaranya dan mengurangi biaya barang dan jasa di seluruh bidang perekonomian.

Orang lain juga bertanya?

Mereka yang mau terjun ke dunia bisnis harus sanggup menggeluti realitas persaingan dalam industri atau pasar saat ini.

Di Indonesia sendiri, persaingan terlihat dari beberapa perusahaan yakni alfamart dan indomaret atau beberapa provider telekomunikasi seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata sampai Three.

Dalam tulisan ini merdeka,com mencoba mengulas persaingan bisnis usaha di dunia seperti yang dilansir dari laman CNN.com. Berikut ulasannya.

Coke Vs Pepsi

Kedua merek ini termasuk salah satu sejarah dalam persaingan sistim kapitalisasi. Alasannya sederhana, ruang lingkup persaingan tidak hanya lokal namun telah menembus batas waktu, jarak dan budaya.Siapapun saat ini mulai dari tua atau muda, kaya atau miskin, penduduk desa atau kota pasti mengonsumsi minuman berkarbonasi berpemanis ini.Pada tahun 1886 seorang ahli kimia asal Atlanta memperkenalkan Coca-Cola. Sementara Pepsi-Cola muncul setelah tujuh tahun kemudian.Pada 1950-an, penjualan Pepsi masih jauh tertinggal dibandingkan kompetitornya Coca Cola. Namun pada 1979, untuk pertama kalinya dalam sejarah persaingan ini, Pepsi menyalip penjualan Coke di supermarket. Itu tidak berlangsung lama karena pada 1996, Fortune menyatakan bahwa perang dengan cola berakhir. Sejak itu Pepsi menyerah dan lebih fokus dengan penjualan yang mengedepankan pada aspek kesehatan dan makanan ringan.

Nike Vs Reebok

Perseteruan antara Nike dan Reebok telah terjadi hampir 30 tahun dan menciptakan acuan mode untuk olahraga saat ini. Beberapa atlet internasional digandeng untuk memasarkan produk keduanya.Pada awalnya Nike hanya berfokus pada pelanggan laki-laki oleh karena itu mereka kehilangan pasar untuk sepatu wanita. Celah ini dimanfaatkan Reebok untuk menyalip kinerja penjualan Nike pada tahun 1987.Akhirnya Nike kembali mendapat momentum saat memutuskan untuk menggaet Michael Jordan. Dengan sepatunya bermerek Air Jordan, Nike melonjak ke depan setelah mencatatkan penjualan melampaui USD 1 miliar per tahun.Reebok tidak tinggal diam. Perusahaan ini mendekati kompatriot Michael Jordan di NBA, Shaquille O'Neal. Nike terus menempel Reebok dengan menggaet beberapa atlet terkenal di luar olahraga basket untuk membuat perluasan pasar.Beberapa atlet tersebut ialah petenis Andre Agassi, Pete Sampras, dan kemudian pegolf Tiger Woods. Langkah ini membuat Reebok sulit mengejar penjualan Nike. Sampai pada 2005, Adidas memutuskan untuk membeli Reebok. Akan tetapi perusahaan baru gabungan tersebut belum mampu mengalahkan keperkasaan Nike.

Boeing Vs Airbus

Kedua perusahaan ini memiliki makna lebih dari sekedar pesawat terbang. Pasalnya, dengan perkembangan industri transportasi udara yang bernilai mencapai USD 160 triliun sangat penting untuk perekonomian nasional negara asal pesawat tersebut.Selain itu hal ini juga menyangkut mengenai ketersediaan ribuan pekerjaan dan kebanggaan nasional. Pada awalnya Boeing sempat mendominasi penerbangan dunia. Namun pada 2003, Airbus, anak perusahaan dari Franco-Jerman raksasa pertahanan EADS, mampu mengambil alih. Persaingan ini sampai menjalar pada ketegangan politik antara negara asal dua produsen tersebut. Persaingan ini sampai melibatkan pejabat negara dalam mempromosikan produsen pesawatnya. Terbukti pada 2011, Presiden George W Bush menyurati raja Arab Saudi King Abdullah untuk membujuknya membeli pesawat jet buatan Boeing.

McDonald's Vs Burger King

McDonald's dan Burger King adalah dua merek makanan cepat saji yang terus bersaing memperebutkan pasar dunia. Dengan berkompetisi pada produk hamburger maka akan banyak cara untuk berinovasi menciptakan variasi bentuk maupun rasa.Maka dari itu jika ditemukan kesamaan produk pada kedua merek ini menjadi hal yang lumrah. Burger King meluncurkan produknya bernama Whopper pada 1957 dengan ciri khas burger besar dan hanya seharga USD 37 sen. McDonald's membalas dengan mengeluarkan produk Big Mac-nya yang diluncurkan pada 1968.Tensi panas persaingan mulai menurun setelah Burger King mengalami pergantian CEO dan pemilik. Pergantian ini justru mimpi buruk bagi Burger King karena setelahnya penjualan mereka terus menurun dan kalah bersaing dengan McDonald's.Bahkan pada 2011, untuk pertama kalinya, Wendy's mampu melampaui Burger King untuk menjadi No 2 dalam persaingan penjualan burger.

HP Vs IBM

Kemenangan Hewlett-Packards (HP) atas IBM belum signifikan dan hanya dalam jangka waktu pendek. Pada 2006 HP melampaui IBM dari sisi pendapatan dan mampu dipertahankan. Tapi pendapatan bukan satu-satunya ukuran keberhasilan.Sejak IT mulai bermunculan di masyarakat, kedua merek ini selalu bersebrangan. IBM lebih memfokuskan pengembangan berjangka waktu panjang setidaknya memiliki jeda waktu sekitar lima tahun sebelum mengeluarkan produk baru.Sementara HP gemar bergerak agresif di mana selalu berusaha memberikan variasi dan produk-produk baru pada konsumen dalam jangka waktu dekat. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dunia Bisnis Masuki Era Hypercompetitive, Apa Harus Dilakukan Perusahaan?
Dunia Bisnis Masuki Era Hypercompetitive, Apa Harus Dilakukan Perusahaan?

Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari berbagai strategi untuk mengamankan pasar dan posisinya.

Baca Selengkapnya
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali

Arsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Baca Selengkapnya
Kata Kata Buat Pedagang yang Memotivasi dan Berikan Semangat Berjualan
Kata Kata Buat Pedagang yang Memotivasi dan Berikan Semangat Berjualan

Kumpulan kata-kata buat pedagang untuk berikan semangat berjualan.

Baca Selengkapnya
Ketua INSA Soroti Persaingan Tidak Sehat dalam Industri Pelayaran
Ketua INSA Soroti Persaingan Tidak Sehat dalam Industri Pelayaran

Tantangan yang dihadapi pelayaran nasional, termasuk persaingan yang tidak sehat akibat keterlibatan BUMN yang tidak memiliki inti bisnis di sektor pelayaran.

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan Ingin Pengusaha RI Tak Hanya Jago Kandang, Tapi Juga Jago Tandang
Anies Baswedan Ingin Pengusaha RI Tak Hanya Jago Kandang, Tapi Juga Jago Tandang

Anies Baswedan ingin pengusaha Indonesia bisa bersaing di pasar global.

Baca Selengkapnya
BPK dan BPKP Ungkap Tantangan Perusahaan BUMN Lima Tahun ke Depan, Ini Detailnya
BPK dan BPKP Ungkap Tantangan Perusahaan BUMN Lima Tahun ke Depan, Ini Detailnya

Transformasi ekonomi yang sedang diupayakan oleh BUMN perlu dilakukan dengan perencanaan matang.

Baca Selengkapnya
HIPMI Dorong Sinergitas Agar Swasta Tak Kalah Saing dari BUMN
HIPMI Dorong Sinergitas Agar Swasta Tak Kalah Saing dari BUMN

meminta pemerintah memperhatikan pengusaha swasta agar tak kalah saing dengan perusahaan-perusahaan BUMN.

Baca Selengkapnya
Wamendag: Persaingan Buat Industri Domestik Lebih Kompetitif
Wamendag: Persaingan Buat Industri Domestik Lebih Kompetitif

Proteksi terlalu berlebihan terhadap industri domestik yang tidak kompetitif bisa membuat proses negosiasi perjanjian dagang lebih sulit.

Baca Selengkapnya
Airlangga Ungkap Peringkat Daya Saing Indonesia Lampaui Jepang hingga Inggris
Airlangga Ungkap Peringkat Daya Saing Indonesia Lampaui Jepang hingga Inggris

Kenaikan peringkat daya saing tersebut didukung oleh peningkatan pada faktor efisiensi bisnis.

Baca Selengkapnya
10 Negara yang Cocok untuk Berbisnis, Termasuk Indonesia
10 Negara yang Cocok untuk Berbisnis, Termasuk Indonesia

Tingkat perkembangan ekonomi negara dan faktor sosial politik mempengaruhi kemungkinan berbisnis.

Baca Selengkapnya
Sektor Ritel Wajib Waspada 5 Tantangan Ini
Sektor Ritel Wajib Waspada 5 Tantangan Ini

Peningkatan Indeks Keyakinan konsumen tersebut, menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi.

Baca Selengkapnya