Awalnya Tak Laku, Sate Ratu Bermodal Rp20 Juta Ini Kini Dikunjungi Turis dari 96 Negara
Dengan modal Rp20 juta, Fabian memutuskan untuk menjual sate dengan konsep angkringan.
Saking sepinya, dia ingat betul saat itu hanya membuat 10 porsi sate per hari. Itupun tak terjual habis, hingga Fabian kerap membagikan sate kepada orang di sekitar angkringannya.
Awalnya Tak Laku, Sate Ratu Bermodal Rp20 Juta Ini Kini Dikunjungi Turis dari 96 Negara
Awalnya Tak Laku, Sate Ratu Bermodal Rp20 Juta Ini Kini Dikunjungi Turis dari 96 Negara
Menjadi seorang wirausahawan atau pengusaha tentu memiliki keleluasaan waktu dan tekanan yang lebih rendah jika dibandingkan menjadi seorang karyawan.
Hal itu yang membuat Fabian Budi Saputro, pemilik Sate Ratu di Yogyakarta memilih untuk hengkang dari industri hospitality yang telah melambungkan kariernya selama belasan tahun.
"Setelah kerja belasan tahun, di 2015 saya kepikiran untuk berhenti dan punya usaha. Waktunya lebih bebas, pressure nya ringan," kata Fabian seperti yang dikutip dari akun Youtube Pecah Telur.
Dengan modal Rp20 juta, Fabian memutuskan untuk menjual sate dengan konsep angkringan. Namun, setelah berjalan selama 8 bulan, Fabian merasa konsep ini cukup sulit untuk berkembang, karena sate buatannya tidak ada bedanya dengan sate yang dijual angkringan lain.
Saking sepinya, dia ingat betul saat itu hanya membuat 10 porsi sate per hari. Itupun tak terjual habis, hingga Fabian kerap membagikan sate yang dijual kepada orang di sekitar angkringannya. Dia bahkan pernah membawa pulang uang Rp40.000 karena hanya laku 2 porsi.
Meski sulit, dia enggan mengganti menu. Karena baginya, sate merupakan salah satu kuliner di Yogyakarta yang belum diolah dengan optimal.
merdeka.com
Akhirnya, Fabian memilih untuk mengubah konsep dan resep sate yang dijualnya.Dengan ini, dia berharap calon konsumen bisa menemukan keunikan yang tak dapat ditemukannya di tempat lain. Dari sini lah perjalanan Sate Ratu dimulai.
Sesuai dengan namanya 'Ratu', sate yang kali ini dijual memang cukup berbeda dari sate biasanya. Ukuran dan tatanan daging dibuat lebih besar dan tersusun rapi. Dagingnya pun sudah dimarinasi terlebih dahulu sebelum dibakar.
Teknik pembakarannya juga cukup unik dan terjamin higienis. Sebab menggunakan pembakaran khusus yang membuat jarak antara api dan daging cukup jauh. Hal ini lah yang membuat daging Sate Ratu bebas dari percikan api ataupun arang.
Agar usahanya terlihat lebih profesional, Fabian membuatkan website khusus untuk memperkenalkan Sate Ratu kepada dunia lewat daftar menu, informasi harga, testimoni, dan segala hal yang perlu diketahui tentang Sate Ratu.
"Kita coba buatkan website untuk menampung cerita pengunjung sebelumnya. Paling enggak mereka bisa lihat profil sate ratu," kata Fabian.
Lama kelamaan, semakin banyak wisatawan asing dan warga lokal yang mengunjungi outletnya. Sejak didirikan hingga saat ini, Sate Ratu sudah dikunjungi oleh wisatawan dari 96 negara.
Bagi Fabian, keyakinan dan manajemen yang baik membuat Sate Ratu berhasil tumbuh hingga saat ini. Kepada tim Pecah Telur, Fabian mengatakan wajar jika sebuah usaha kuliner memiliki progress yang relatif landai di tahun pertamanya.
Sebagai seorang wirausahawan, dia yakin dengan produk yang dijual. Sebab, kebanyakan wirausahawan gagal karena meragukan usahanya sendiri.
Selain itu, seorang wirausahawan harus tertib mengelola keuangan dan realistis untuk melakukan promosi. Diskon besar-besaran mungkin dapat menarik pelanggan namun itu tidak akan bertahan lama.
"Biasanya orang yang gagal karena dia tidak tertib mengelola keuangan dan tidak realistis melakukan promosi. Itu tidak bertahan lama dan membuat usaha tidak tumbuh," kata Fabian.
Berkat prinsip dan kedisiplinannya, Fabian mampu mengelola Sate Ratu hingga dikenal di berbagai negara. Fabian mengungkapkan, berkat kedisiplinan ini, dia tak pernah menambah modal dan hanya memutarkan modal awal yang dia keluarkan.