Bos PT Taspen Ngeluh Harus "Nombok" Buat Bayar Klaim Peserta
Beban klaim PT Taspen sedikit terbantu dengan imbal hasil investasi yang selalu berada di atas harga pasar.
Beban klaim PT Taspen sedikit terbantu dengan imbal hasil investasi yang selalu berada di atas harga pasar.
Bos PT Taspen Ngeluh Harus "Nombok" Buat Bayar Klaim Peserta
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Taspen (Persero) Rony Hanityo Aprianto mengungkapkan perusahaan harus menanggung beban lebih saat membayar klaim peserta.
Hal ini disebabkan nilai klaim yang harus dibayar perusahaan lebih besar dibandingkan dengan iuran atau premi.
Rony mencatat, total premi peserta Taspen sebesar Rp8,41 triliun sedangkan klaim yang harus dibayar Taspen yaitu Rp15,93 triliun.
"Beban klaim kita itu hampir 2 kali lipat daripada iuran dan premi. Beban klaim kita itu jumlahnya Rp15,9 triliun, artinya premi yang kita terima sangat-sangat jauh dari beban klaim yang kita bayarkan," ujar Rony dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (24/6).
Dia menjelaskan, upaya pembayaran beban klaim itu turut dibantu oleh hasil investasi dari yang dilakukan oleh Taspen.
Tercatat, pendapatan dari hasil pengembangan investasi sebesar Rp 8,49 triliun.
Jika dijumlahkan, antara iuran, premi, dan hasil investasi menunjukkan angka Rp16,9 triliun.
Bila dikurangi beban klaim, maka masih tersisa sekitar Rp1 triliun.
"Sehingga walaupun iuran premi itu hampir separuh di bawah beban klaim, tapi paling enggak masih bisa ditambal oleh hasil investasi yang Rp8,49 triliun," tuturnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan imbal hasil investasi PT Taspen selalu berada di atas harga pasar.
Pada 2023 lalu, yield on investment (YOI) sebesar 7,29 persen.
"Kalau kita memang lihat, imbal hasil investasi Taspen sendiri itu sebenernya ada di atas market. Kalau market di kepala 6, di kepala 6,5 sampai 6,9 persen, paling enggak di tahun 2023 itu YOI Taspen ada di angka 7,29 persen," jelasnya.
"Bahkan di tahun-tahun sebelumnya itu konsisten mendekat 9 persen, 7,99 persen, dan tahun ini di 7,29 persen," sambung pria yang juga menjabat Direktur Investasi ini.